Quantcast
Channel: Bambang Irwanto Ripto
Viewing all 869 articles
Browse latest View live

Serunya Bertualang di Bukit Hud Kebumen

$
0
0
Serunya Bertualang di Bukit Hud Kebumen - Sebenarnya, beberapa bulan lalu saya sudah pernah ke Bukit Hud Hanya belum lama sampai di sana, ada telepon mendadak  dari rumah. Saya harus pulang karena ada urusan mendadak.  Padahal baru sempat jepret 1 kali hahaha. Siap komandan, langsung balik ke rumah. Tapi saya tetap niatkan akan ke Bukit Hud lagi.



Makanya kemarin, senin 6 Januari 2020, saya meluncur lagi ke Bukit Hud. Ini spesial, karena merupakan  senin pertama di tahun 2020, sekaligus jalan-jalan pertama saya di tahun 2020. Sempat deg-degan juga, karena di tengah perjalanan sedikit mendung. Tapi Alhamdulillah kemarin terang. Jadi terbukti ya, mendung tak berarti hujan, yakinlah itu hanya awan gelap mampir lewat hehehe.

Saya berangkat dari rumah sekitar pukul setengah 8 pagi. Sebelumnya, saya mampir dulu di kantor pos. Terus setelah itu, saya kok tergoda mampir ke warung bakso langganan saya. Maka semangkuk isi bakso urat, bakso telur, plus kerupuk jadi sarapan pagi saya hahaha.. niat sekali ya. berapa harganya? 14 ribu saja hehehe.



Setelah menyantap bakso, saya memacu motor saya menuju Bukit Hud di daerah karangbolong, kecamatan Ayah Kebumen. Jalanan lancar, dan saya sampai sekitar pukul 9. Masih sepi, dan sepertinya baru saya yang pertama datang hahaha.. Lagi-lagi terniat sekali.

Begitu parkir, seorang Bapak langsung menghampir saya. Dia menyodorkan dua lembar tiket. Satu tiket masuk seharga 5 ribu, dan satu tiket parkir seharga 2 ribu. Tuh, wisata Kebumen tiketnya terjangkau. lebih mahal harga bakso saya hehehe.



Sejenak saya berbasa-basi dengan Bapak itu. Seleb kan memang harus ramah pada fansnya ya wkwkwkw. Bapak itu memberitahu, kalau tempat saya berada ini, bukan puncak Bukit Hud. Jadi harus naik ke atas lagi sekitar 150 meter. Bapak itu pun menyarankan saya ke puncak Bukit Hud dulu. Siap, Pak. Saya anak muda menurut saja apa kata wong tua hehehe.

Saya pun bergegas menyusuri jalan menuju Bukit Hud. Sepi.. karena pengunjungnya baru saya seorang hahaha. Kesejukan langsung menyapa saya. Eh.. ternyata banyak laron-laron beterbangan. Serasa saya ini seorang pangeran tampan rupawan yang tersesat di sebuah hutan hahaha.

Sambil berjalan, mata saya memandang ssekeliling.  Di kejauhan tampak laut luas. Dari atas sini juga terlihat pantai Karangbolong yang memang sangat dekat dengan Bukit Hud ini.



Tidak lama, saya pun sudah sampai di tangga alam yang akan menuju puncak. Lumayan ngos-ngosan sih, tapi happy. Setelah menarik napas panjang, saya pun mulai menaiki tangga alam menuju puncak itu.




Taraaa... akhirnya saya sampai di puncak Bukit Hud. Benar kata Bapak tadi. Dari sini pemandangan sangat indah. Laut, pantai, bukit, juga pemukiman penduduk terlihat jelas. terus di atas ada pohon juga, dan bangku untuk duduk. Jadi walau cuaca panas, lumayan sejuk.



Saya tambah happy, karena ternyata ada juga spot foto di sini. Maka tanpa buang waktu, jiwa narsis saya bergejolak, wajib foto di sana hahaha.



Pertama saya pose di spot kupu-kupu yang memhadap ke laut lepas. Karena ini medannya agak susah, maka saya pakai kamera hape saya yang settingnya bisa 10 detik. karena pas saya coba hape satunya yang hanya maksimal 5 detik, itu saya hanya sampai di tangga saja hahaha.



Hanya sayangnya kena blackligt dan udara lumayan panas. Tapi tidak apa-apa, saya suka sekali hasilnya. Paling tidak, saya sudah punya foto di salah satu spot wajib di Bukit Hud hehehe.

selanjutnya, saya mengincar spot yang berada di sisi kiri dengan latar bukit hijau dan ada tulisanya My Hood My Adanture. Ini medannya lebih sulit dibandingkan yang tadi, karena agak menurun, dan tempat pasang tripod jauh. Ehm.. saya harus lumayan lari sampai ke titik foto yang saya incar.  Soalnya ini angle fotonya memang higt Angle atau posisi kamera dari atas, agar terlihat tulisan di lantainya.



Tapi bukan namanya Bambang irwanto di mantan coverboy kalau menyerah, ya hahaha. semua perlu dicoba. Dan tara.. setelah  kali jepret, hasilnya lumayan karena tidak kena backligth, walau  asli ngos-ngosan juga. Untunglah di atas ada pondok-pondok juga. Jadi saya bisa  istirahat. Tapi waduh.. air minum saya ketinggalan di motor . Haus benar...hahaha.



Selesai di puncak bukit, saya bergegas turun. Tapi pas mau turun, ternyata ada jalan lain yang tidak saya lewati pas naik. Saya pun memutuskan untuk menyusuri jalan itu. 



Di perjalanan, saya menemukan spot foto bagus berupa gapura. Boleh lah saya mampir buat foto hehehe. Dan setelah saya susuri jalan, ternyata.. jalan ini menuju ke bawah tangga alam tadi, saat saya hendak naik ke atas bukit. keren sekali, jadi pengunjung tidak bosan menyusuri jalan yang sama.



Eh, pas itu, ada pengunjung lain yang naik ke atas bukit Hud melalui tangga alam. Wah, untung  tadi saya menuruti ucapan Bapak itu ya, jadi saya bebas pose-pose di atas bukit, termasuk bersantai. kalau banyak orang, kan ngantre hehehe.

Selanjutnya, saya mampir ke spot love Bukit Hud. View sangat bagus, karena latarnya bukit-bukit hijau. Saya pun bisa santai sejenak melepas lelah. beruntung di tas saya masih ada biskuit cokelat. Tapi seret euiy.. karena air minum saya lupa hahaha



Setelah melepas lelah, saya kembali menyusuri Bukit Hud. Ada jembatan gantung juga.  Hanya karena agak tinggi, saya memutuskan tidak naik. Tampak juga batu-batu karang. ada beberapa gazebo menghadap pantai.




Nah, pas mau menuju tempat saya parkir motor tadi, ternyata saya menemukan jalan lain. Saya langsung tertarik menyusurinya. Ternyata.. jalan itu menuju ke bibir bukit yang memhadap langsung ke laut. keren...



Wuih.. ada ayunannya juga. Wajib dicoba nih. Makanya saya segera pasang tripod dan hape lagi. Lalu asyik naik ayunan mengenang masa kecil yang indah hahaha.



saya pun memutuskan duduk-duduk sejenak. Semilir angin dan banyaknya pepohonan, membuat saya jadi ngantuk dan pengin tidur hahaha. perpaduan langit biru, awan putih, laut, dan pohon, juga foto modelnya yang beken sejagad facebook hahaha, jadi bingkai keren dalam foto.



Pas mau menyusuri kembali jalan yang saya lewati, saya menemukan papan petunjuk bertuliskan : Spot Elang. Saya pun penasaran dan menyusuri jalan itu. Saya makin happy, kerena sensasi petualangan terasa, karena jalan datang dan jalan pulang berbeda.

Tidak lama, saya pun menmukan spot elang. Hanya kayaknya susah ya buat selfie pakai tripod. karena letak spotnya tinggi, jadi memang disediakan tempat khusus untuk memotret agar hasilnya kece. Ya. gagal pose-pose tampan rupawan di atas elang hehehe.



Di sekitar sini, ada juga saung-saung untuk bersantai. Juga ada saung-saung khusus untuk teman-teman yang memesan makanan. jadi jangan nongkrong manis manjah di sana kalau tidak beli makanan hahaha. Tapi dijamin akan happy kalau pesan makanan, lalu makan di saung sambil menikmati pemandangan yang indah.

Nah, dari spot elang itu, ternyata jalannya diarahkan naik ke atas tempat parkiran motor tadi. Pas naik, saya lihat ada tempat tidur pohon. Numpang dulu lah, buat foto, kan nanti buat promo Bukit Hud juga hehehe.



Eh, di sini masih ada spot foto keren juga. Ada spot burung walet atau di sini disebut burung lawwet yang merupakan ikon kota Kebumen. Makanya saya pun tidak mau melewatkan foto di sana. Termasuk juga di bibir bukit.




Akhirnya selesai juga petualangan saya di Bukit Hud. Seru dan menyenangkan tempatnya. hanya memang, tampat ini cocoknya buat usia milenial. Kalau anak-anak dan orang tua, tidak terlalu pas karena areanya menanjak. Paling, kalau mereka diajak, hanya bisa bersantai di gasebo di area tempat parkir tadi yang ada warung-warung makanan.

Kalau ke Kebumen, jangan lupa mampir ke Bukit Hud ya. selamat jalan-jalan. Salam

Bambang Irwanto

Pantai Logending yang Masih Memikat

$
0
0
Pantai Logending yang Masih Memikat - Cerita soal pantai-pantai di Kebumen, maka pantai Logending jangan lupa disebut. karena setahu saya, pantai Logending ini dulunya pantai paling terkenal di Kebumen, sebelum hadirnya pantai-pantai lain. sekitar tahun 90-an saja, sepupu saya pernah dengan antusias bercerita, betapa serunya liburan ke pantai Logending.



Pantai Logending ini disebut juga pantai Ayah, karena letaknya memang berada di dearah Ayah, Kebumen. Pantai Logending juga berbatasan langsung dengan pantai Jetis Cilacap. Jadi saat berada di Pantai Logending, kita bisa melihat langsung pantai Jetis. Begitu juga sebaliknya.

Nah, kemarin, senin 6 januari 2020, setelah Serunya Bertualang di Bukit Hud Kebumen, saya memutuskan tidak langsung pulang, tapi saya ingin menyusuri jalan-jalan dulu, Istilah cari angin hahaha. Apalagi cuaca mendukung, walau panas. Tapi jujur saja, saya itu lebih suka kalau jalan-jalan itu cuaca panas dibandingkan hujan. Kalau panas, motor masih bisa terus melaju. kalau hujan deras, berteduh hahaha.



Saya pun melajukan motor saya melewati jalur berliku. seru saja sih, karena saya seperti main game motor hahaha. Tapi tetap harus hati-hati ya.

Dari Bukit Hud, saya melewati banyak jalan-jalan masuk menuju tempat wisata. Dari Bukit Jerit, Pantai Watu Bale, pantai Lampon, pantai surumanis, pantai Menganti, sampai pantai Pedalen. Tapi semua saya lewati, karena kebetulan saya sudah pernah ke sana.

Sampai akhirnya saya melewati pantai Logending, kok tiba-tiba saya membelokkan motor. Pikir saya, tidak apa saya duduk-duduk sebentar melepas lelah. Apalagi saya lihat ada tempat duduk juga.

Angin laut langsung menerpa wajah saya. Di kejauhan, tampak beberapa orang sedang memancing. Ombak yang menepi pun tidak terlalu besar. Ini karena sudah dibangun pemecah ombak.



Nah, saya teringat pernah melihat foto-foto sepupu saya saat liburan ke pantai Logending ini. Jadi dia berfoto di bibir pantai dengan deburan ombak. Jadi setelah ada pemecah ombak, justru tidak ada pengunjung yang bermain air di tepi pantai.

Setelah duduk sebentar menikmati pemandangan pantai, saya tergerak untuk bergeser ke sisi kanan. Saya ingin melihat lebih dekat pantai Jetis dari pantai Logending. Dua minggu lalu, saya kebetulan ke pantai Congot Jetis. Makanya saya ingin membandingkan view dari masing-masing pantai.

Pantai Logending dilihat dari panati congot Jetis Cilacap


Ternyata di sisi sini, banyak juga warung-warung. lalu tampak banyak perahu yang ditambatkan. jadi perahu ini untuk disewakan bagi pengunjung yang ingin mengitari pantai naik perahu. Walau di sini ombaknya sangat kecil, tetap ada larangan untuk berenang atau mandi di pantai.

Pamntai Congot dilihat dari Pantai Logending


Setelah menjepret beberapa kali, saya jadi tertarik dengan jembatan warna-warni yang menjadi penghubung menuju area food, tempat pelelangan ikan, dan juga hutan mangrove. Tapi saya tidak niat ke sana, karena sudah pernah ke sana beberapa bulan yang lalu. Saya tertarik untuk foto di sana hehehe.



Nah, setelah melewati jembatan warna-warni itu, di sana ada dermaga perahu, ada pelelangan ikan, dan juga tempat makan. Bahkan saat saya berkunjung dulu, sedang dibangun taman baru juga. Jadi kalau teman-teman misalnya mau beli ikan segar, lalu minta dimasakkan boleh. Mau beli yang sudah diasinin juga boleh.




Saya pun kembali berpindah tempat. Nah, dari sini, saya bisa foto dengan latar pantai jetis dan perahu nelayan. Saya suka, karena awan dan langit sangat mendukung.



Setelah itu, saya kembali ke tujuan utama saya, yaitu foto di jembatan hahaha. Saya pun atur posisi tripod yang angle-nya bagus. Lumayan, karena walau sudah pukul 12 lewat, tapi saya tidak kena black light hehehe.




Ternyata... Saya menemukan sesuatu yang menarik. di bawah jembatan, saya melihat ada sebuah sampan yang ditambatkan dekat pohon bakau. Jiwa narsis saya langsung bergelora hahaha. kayaknya seru juga kalau saya foto di sana.

Saya pun terdiam sejenak memikirkan triknya. Pasang tripod, atur timer 10 detik, lalu berlari menuju sampan. Dan harapan saya, semoga di bawah itu tidak dalam dan tidak longsor kalau dipijak.

Eh, lagi asyik sendiri memikirkan triknya, tiba-tiba ada seorang Bapak nelayan. Dia langsug turun ke bawah. Saya pun tertawa.. ternyata cetek. hanya beberapa senti di atas mata kaki saya. Oke.. siap beraksi hahaha.

Saya pun dengan bersemangat turun ke bawah. Tapi tetap harus hati-hati, karena ternyata di bawah banyak ranjau berupa sisa kulit kepiting dan kerang-kerang kecil yang bisa menusuk dan melukai kaki.

Sesuai perhitungan, saya pun memasang tripod. Untunglah tanahnya cukup padat, jadi tripod saya bisa kokoh berdiri. Kemudian saya pasang hape, dan set timer 10 secon. Pastinya, sebelum pose final, saya ada pose percobaan juga, jadi saya bisa tahu di mana bagusnya saya berada.



Dan setelah coba-coba.. tara.. inilah foto terlumayan saya hahaha. Luamayan karena saya berhasil foto selfie. Soalnya kendala foto di air itu, waktunya menuju tempat pose itu lebih lama. karena berjalan di dalam air kan beda. Kalau misalnya foto di pantai, kan langsung bisa lari sekencangnya hahaha.



Biar sekalian tanggung, saya pun mencoba foto di beberapa angle. Hanya sayang, pas foto dengan perahu, itu kena black light. Tapi tidak apa-apa, saya sudah cukup puas.





Nah, saya itu kok merasa dejavu, ya. kayaknya pernah foto di tempat ini. Maka saya coba menyusuri sekitarnya. Dan baru beberapa lamgkah...



voilaaaa... ternyata, saya pernah pose-pose juga di tempat sebelahnya, di balik tanaman bakau hahaha. Jadi kalau dihitung sama sekarang, saya sudah 3 kali ke pantai Logending dengan menyusuri 3 tempat berbeda.



Oke, pemotretan di pantai Logending sudah selesai. Saatnya bersiap pulang hehhee. Alhamdulillah liburan tipis-tipis sekitar Kebumen ini bikin saya fresh, dan siap beraktivitas kembali. Terima kasih pantai Logending yang tetap memikat. Jadi jangan lupa kalau ke Kebumen mampir ke sini ya, teman-teman.. Selamat jalan-jalan...

Bambang Irwanto

Gemes.. Banget! Sudah Tampan Rupawan, Kok Masih Dipanggill Mbak?

$
0
0
Gemes banget! Sudah tampan rupawan kok masih dipanggil Mbak? Dan itulah yang sering saya dapati, saat ada yang berkomentar di blog saya, dan memanggil saya dengan sebutan "MBAK" hahaha. Whaaat.. Mbak?? Saya cantik.. cantik dari mananya? Hahaha.



Sebenarnya saya tidak marah, sih! Kalau marah, keriput di wajah saya bermunculan hahaha, sampai harus pecahkan saja gelasnya atau berlari teriak ku di pantai hahaha. Saya cuma gemes, dan malah tertawa saja. Soalnya di blog saya, sangat jelas identitas pemiliknya.

Apalagi nih, nama saya itu, Bambang tidak bisa diubah jadi nama perempuan. Misalnya Ali bisa jadi Alika, Priyanti jadi Priyanto, Kristin jadi Kristino. Kalau nama Bambang coba bagaimana? Hahaha. Makanya nama Bambang memang nama cowok. Kalau ada cewek pakai nama Bambang, itu orangtuanya malas benar cari nama cantik buat anak ceweknya hahaha.

Nih, berikut saya jelaskan, kenapa saya heran masih ada yang panggil saya Mbak, dan menuat saya gemas. Padahal di blog saya sudah ada hal-hal berikut :

Gemes banget! Sudah tampan rupawan kok masih dipanggil Mbak?


Nama Domain

Pertama, dari nama domain www.bambangirwantoripto.com sudah jelas kalau pemiliknya seorang pria yang tampan rupawan hahaha. Saya pas pilih nama domain, sengaja pakai nama sendiri. Biar lebih jelas nama identitas saya.


Nama Blog

Nama Blog Saya Cerita Bambang Irwanto

Nama blog saya adalah Cerita Bambang Irwanto. Nah pakai nama saya lagi. Soalnya memang blog saya ini gado-gado atau campuran. Isinya seputar cerita sehari-hari, ceritaya yang saya tulis, tips menulis, jalan-jalan, dan lainnya.

Dan nama blog saya itu terpampang jelas di atas nama saya. Jadi saat teman-teman mampir, akan terlihat. Dan karena template saya sudah responsive, maka dibuka dari perangkat mana pun, baik laptop, tablet atau smarphone anak terlihat.

Foto Profil

Foto Profil saya yang Tampan Rupawan hahaha


Biar lebih terlihat jelas ketampanan wajah saya, maka sejak awal tahun 2019, saya sudah pasang foto termacho saya hahaha. Dan pasang foto profil pemilik blog memang perlu. Ibarat rumah itu blog atau toko, orang yang datang jadi tahu pemiliknya. Kemudian di bawa foto profil juga ada keterangan. Dan lagi-lagi diawali dengan kata Bambang Irwanto

Makanya foto sudah macho begitu, masih ada yang panggil Mbak. Gemes.. Padahal itu foto asli, bukan editan, ori bukan kaleng-kaleng. Jadi yang mau kasih job syuting dan pemotretan iklan boleh saja wwkwkwkw. Halah.. gaya benar saya ini.


Foto di Postingan 

Foto Diri Dalam Postingan


Nah, ini tidak kalah bikin gemes. Sudah ada foto diri saya di postingan, kok masih dipanggil Mbak? Ini tulisan saya dibaca atau tidak ya? Kalau dibaca, otomatis lihat foto-foto saya hahaha.

Padahal kalau artikelnya baik artikel biasa atau JalanJalanBangbang, maka fotonya 90 persen ada saya. Soalnya pembuktian, kalau saya memang pernah ke sana. Selain itu, foto lebih enak dilihat, kalau ada modelnya hahaha.. halah gaya benar saya ini.


Nama list link

Nah, ini khusus bagi yang acara Blog Walking atau BW di gru FB atau WA. Pas list link kan sudah pakai nnomor urut dan Nama di atasnya, baru link. Jadi jelas sekali nama saya, Bambang Irwanto, walau tanpa embel-embel penulis tampan rupawan, lucu, imut, menggemaskan, dan terus bersemangat menulis sepanjang masa hahaha.


Tips Biar Saat BW Tidak Salah Panggil

Nah, biar tidak salah panggil nama. berikut tips sederhananya. Jadi saat Blog Walking atau BW tidak salah panggil lagi pada pemiliknya :


  • Pertama, bisa dilihat dari namanya. Kebanyakan blog personal, pasti pakai nama sendiri sebagai personal branding. Misalnya blog saya Cerita Bambang Irwanto. Lalu ada juga blog teman, Diary Yanti, Catatan Ilham dan lainnya.
  • Bisa juga cek di foto profil. Karena blog itu wajib memang pasang foto, jadi jelas nama pemilik blognya.
  • Kalau ikutam list link BW, kan ada namanya. Saya kalau sebelum komen, saya lihat dulu namanya untuk memastikan.
  • Nah, kalai ikutan BW, jangan mepet dengan deadine. Soalnya memang kadang terburu-buru. Malah mungkin kadang saking mengejar waktu, postingan tidak dibaca dan langsung komen. Makanya sering salah panggil. Lalu apa yang akan didapatkan dari BW?
  • Kalau ragu dengan pemilik sebuah blog, maka amannya panggil Kakak atau Kak saja. Soalnya ini lebih aman. Malah ada yang komen tidak pakai sapaan. Padahal enaknya ada sapaan, biar lebih akrab hehehe.


Nah, demikian tipsnya. Jadi awas ya, yang Blog Walking ke blog saya masih panggik Mbak. 2020 saya denda bakso hahaha. Salam semangat ngeblog dan Blogwalking.

Bambang Irwanto

Kali Ini Bertualang di Curug Silangit Sidoagung Kebumen

$
0
0
Awalnya tidak ada rencana mau jalan. Penginnya hari minggu di rumah saja. Tapi kok tiba-tiba pas habis salat kok pengin jalan. Tapi dekat-dekat rumah saja. Nah pas scrool... tara...  munculnya Curug Silangit Sidoangung yang letaknya hanya 6,3 km saja. Aha.. akhirnya Kali Ini Bertualang di Curug Silangit Sidoagung Kebumen



Makanya saya pun mencari ancer-ancernya di Google MAP. Ternyata dari alun-alun Karanganyar, terus saja ke timur sampai masuk daerah Sidoagung. Sip berangkat kita menuju Curug Silangit Sidoagung Kebuman.

Setelah melewati alun-alun Karanganyar, saya mampir bertanya dulu pada orang yangs edang membeli bubur, biar tidak nyasar. Ternyata memang lurus saja nanti mentok belok kiri, dan sesuai google map, itu sudah masuk daerah Sidoagung.

Berhubung saya belum bawa bekal, maka saya sekalian beli saja kue basah. Bakwan, risol, arem-arem, pastel dan martabak telur mini. Di sekitar alun-alun Karanganyar banyak penjual makanan. Apalagi pas hari minggu.

Saya pun melanjutkan perjalanan. Saya ikuti saja jalan lurus terus. Lalu tidak lama, saya sudah masuk daerah Sidoagung. Nah, saya bingung, di mana letak Curug Silangitnya? Maka saya mampir si sebuah pertamini untuk mengisi motor dengan pertalite. Sekalian saya ingin bertanya, agar tidak terlewat curugnya.

Saya happy.. karena masnya tahu Curug Silangit dan memberi tahu letaknya. Jadi saya lanjut lurus, nanti ada pertigaan belok kiri, ada pertigaan lagi belok kanan, pertigaan lagi belok kirim. Wah... full pertigaan. Biar tidak bingung, saya catat saja hahaha.

Saya pun melanjutkan perjalanan. Saya ikuti petunjuk Mas tadi sampai nanjak, dan ada jembatan irigasi. Kemudian masuk gerbang terus ikuti jalan. Terus ikuti jalan.

Nah, sampai situ saya bingung lagi. Saya pun bertanya pada seorang mas-mas yang kebetulan lewat. Katanya, ikuti saja jalan cor-coran. Mentok, maka di situ tempatnya. Asyik.. perjalanan sebentar lagi sampai.

Saya pun lanjut lagi mengikuti jalan cor-coran. Pokoknya ikuti jalan, jangan belok kanan kiri hahaha. Sampai akhirnya mentok jalanan. Tapi pas sampai mentok jalan, kok mentokrumah penduduk? Di mana gerangan Curug Silangit yang saya tuju? Jangan-jalan ada di langit ke tujuh hahaha.. halah lebay.

Saya pun bertanya pada seorang Bapak yang lagi momong anaknya. Katanya sudah benar jalannya. Hanya curugnya masih jauh dan harus ditempuh dengan berjalan kaki menyusuri tepi sungai, dan dua kali nyebrang. Jadi motor dititip saja di rumah warga. Dijamin aman. Nanti diteruskan jalan kaki sekitar 20-25 menit.

Waduh.. saya galau nih, alias Bambang Marhambang hahaha. Sambil berpikir mau lanjut apa tidak, saya berbincang dengan Bapak itu. Dia juga sempat bertanya saya pekerjaannya apa? Ya saya jawab saja kalau saya penulis, suka suka ngeblog. Soalnya saya tidak enak kalau bilang saya ini seleb top papan atas terkenal seantero facebook. Nanti banyak fans yang datang minta foto dan tanda tangan wkwkakw.

Eh, Bapak itu malah tanya, kenal Amir Mahmud tidak, blogger juga. Saya langsung jawab kayaknya kenal dan pernah satu job juga. Saya malah temenan di sosial media. Hanya namanaya bukan Amir Mahmud.

Saya pun langsung cari akun IG Mas Amir. Dan ternyata nama akunnya Amir Silangit, tapi ada nama aslinya di bawah Amir Mahmud hahaha. Jadi rumah orang tua Mas Amir di dekat situ. Pantas saja namanya Amir Silangit. Ternyata terinspirasi dari  nama curud di tempat tinggalnya hehehe.

Setelah berpikir, akhirnya saya putuskan lanjut jalan. Walau hanya 90 %, karena Bapak itu bilang kalau pagi masih sepi. Kalau habis dhuzur banyak anak sekolahan. Tapi kalau nunggu ya lama. Soalnya pas saya lihat hape, baru pukul 7 pagi.

Saya pun menitipkan di halaman salah satu rumah. Wih, baik sekali Bapak pemilik rumah itu. Saya pun membuka celana panjang saya dan pakai celana pendek saja. Jadi saya sengaja sudah dobel celana dari rumah hahaha.

Saya pun mulai menyusuri jalan setapak. Kali ini saya memang ngebolang, soalnya ini masuk hutan hahaha. Tapi seru sih. Pemandangan hijau, sungai yang mengalir, ditambah kicauan burung. Hanya... sepi, soalnya saya sendiri. Dan seperti biasa, saya permisi-permisi dulu, anak cucu mau numpang wisata.



Saya pun berpatokan pada sungai. Jadi katanya, curugnya itu mentok sungai. Jadi ibaratnya masih meraba-raba. Tapi saya yakin sih, akan menemukan jalannya. Dan kata Bapak tadi, ini kesempatan bagus ke curug karena airnya sudah mulai banyak. Kalau pas musim kemarau, sepi. Saya jadi semangat lagi.



Setelah berjalan sekitar 15 menit, saya menemukan air terjun kecil. Saya pun memutuskan untuk mampir dulu beristirahat dan foto-foto. Sekalian makan bekal saya. Untung tadi saya beli, soalnya di sini tidak ada yang jual makanan hahaha.






Setelah 10 menit pose-pose tampan rupawan tapi tidak pakai manjah, saya pun melanjutkan menyusuri jalan menuju curug. Saya susuri terus. Ada juga jalanan menurun dan masih nyebrang sungai. Terkadang ada medan yang sangat licin, jadi harus hati-hati.




Akhirnya setelah berjalan mendaki gulung , lewati lembah dan sungan mengalir indah.. halah hahaha, taraaaaa... Curug Silangit Sidoagung sudah di depan mata saya. Lelah langsung hilang, bergant dengan memuji kebesaran Allah SWT.



Wah.. keren. Suasananya sangat alami. Air terjun langsung jatuh ke kolam. Di sisi kanan ada tulisan Curug Silangit.Dan inilah untuk pertama kalinya saya menjelajah curug yang ada di Kebumen. Selama ini saya banyak menjelajah pantai, bukit, juga beberapa gua.



Saya pun segera menfaatkan waktu. Saatnya in action. Saya pun langsung pasang tripod, dan haoe. Saya coba foto Curug Silangit dari berbagai angle. Sesekali saya juga beristirahat sambil menikmati keindahan curugnya.



Dan semakin dilihat curugnya, kok semakin tergoda saya untuk berenang ya. Padahal saya awalnya tidak rencana mau berenang. Tapi kata orang, tidak sah ke curug kalau tidak mandi atau berenang. Saya pikr, benar juga. masa sudah jauh-jauh ke sini, tidak sekalian berenang. Ibarat lagu, terlanjur basa ya mandi sekalian ya hahaha.

Saya pun bergegas mengecek tas ransel saya, untuk mencari celana serep. Kalau tidak ada, ya terpaksa saya pakai mandi dulu celana pendek yang saya pakai ini. Dan taraaaa... ternyata ada celana pendek batik saya yang nyelip, juga ada segitiga bermuda wkwkwkw... jadi berenang nih.

Foto : Bambang Irwanto

Jadi saya memang selalu menyiapkan persiapan jalan-jalan dalam ransel itu jauh-jauh hari, walau saya tidak akan jalan-jalan. Jadi pas dadakan ada rencana mau jalan, tinggal berangkat saja. Jadi kalau pas sesuai kebutuhan, happy sekali hehehe.

Saya pun berenang-renang tampan rupawan manjah sendirian. Sumpah... serasa curug Silangit milik sendiri hahaha. Sambil berenang, saya bisa memandang langit biru. Hanya saya tidak berani mendekati air terjunnya, karena sepertinya dalam.




Saya merasa bagai bidadara yang sedang mandi, dan diintip dari jauh oleh para bidadari wkwkwkw. Dan saya berterima kasih pada tripod dan hape saya yang mensukseskan pose-pose saya berenang di curug hahaha.



Sekitar 20 menit kemudian, muncul 4 orang pemuda. Saya lega plus senang ada temannya. Lalu tidak lama muncuk 6 remaja tanggung. Eh.. tidak lama muncul lagi 3 orang remaja. Penuh deh curugnya, dan saya tak bisa bebas berenang-renang tampan rupawan manjah hahaha.



Tapi mereka berani-berani. Naik di atas tebing, lalu terjun ke kolam. Ada malah naik ke air tejunnya. Saya sempat tergoda untuk ikutan mencoba naim dan melompat. Tapi saya langsung ingat umur saya yang tak ABG lagi. Soalnya dianatar mereka, saya memang yang paling "muda" hahaha.



Akhirnya saya putuskan saja mengakhiri keberadaan saya di Curug Silangit Sidoagung. Apalagi, saya kan memang sudah duluan menikmati dibandingkan mereka. Terbukti ya, yang mudah harus ngalah sama yang tua hahaha. Lagipula untuk pose-pose lagi sudah tidak maksimal, karena dijamin banyak foto bocor hehehe.

Saya pribadi sangat puas. Curugnya indah dan masih alami. Ini bisa jadi potensi wisata Kebumen yang memikat. Soalnya masih sangat alami sekali. Makanya tidak ada tiket masuk. Paling hanya memberikan uang parkir kepada pemilik rumah yang dititipi motor atau mobils sebagai ucapan terima kasih.

Foto : Bambang Irwanto

Senang sekali untuk jalan-jalan hari ini. Saking senangnya, hari ini saya langsung tulis dan posting di blog untuk dibagi ke teman-teman. Akhirnya, tercapai juga keinginan saya punya foto di Curug hahaha. Jadi bagi teman-teman yang suka bertualang menyusuri curug, jangan luapa mampir ke Curug Silangit Sidoagung. Selamat jalan-jalan...

Bambang Irwanto

Suka Menulis Cerpen atau Dongeng?

$
0
0
Suka Menulis Cerpen atau Dongeng? Pertanyaan ini banyak sekali diajukan teman-teman kepada saya. Terutama saat sharing di kelas Kurcaci Pos.  Dan saya jawabnya, suka kedua-duanya, menulis cerpen dan menulis dongeng.



Bagi saya, cerpen dan dongeng itu sama-sama asyik dan seru untuk ditulis, lalu sama pentingnya dibagikan kepada pembaca . Karena dalam cerpen dan dongeng, sama-sama bisa disisipkan pesan.

Lalu pertanyaan berlanjut? Kalau hanya suka saah satunya boleh tidak? Soalnya saya suka dan merasa imajinasi berkembang saat menulis dongeng dibandingkan cerpen?  Kalau pilih salah satu saja kan, bisa lebih fokus.



Jawabannya saya, boleh saja. Setiap orang mempunyai pilihan masing-masing. Ingin fokus menulis dongeng saja, boleh. Mau menulis cerpen saja, tidak ada larangan. Soalnya menulis itu memang harus karena suka, dibawa enjoy, maka akan happy.

Tapi..  dalam dunia menulis itu, selalu ada peubahan-perubahan yang terjadi pada si penulis. Dan berikut ada beberapa hal yang mungkin membuat teman-teman akan berubah pikiran setelah menerus membaca postingan saya ini.  Siapa tahu kan, ingin menulis  cerpen dan dongeng juga seperti saya.

Suka Menulis Cerpen atau Dongeng?


Bukan Buah Simalakama

Sukanya menulis cerpen atau dongeng? Sebenarnya pertanyaan seperti ini bukan pertanyaan yang membutuhkan jawaban mutlak. Bukan simalakama, yang wajin harus memilih satu dan sama beratnya. Dimakan ibu mati, tidak dimakan ayah mati hehehe.

Kalau sekarang masih sukanya dan fokusnya menulis satu, cerpen atau dongeng, maka tidak tertutup kemungkinan besok akan suka menulis keduanya.

Ada variasi

Nah kalau bisa menulis cerpen dan dongeng, dijamin tidak akan bosan menulis, karena ada variasi. Jenuh menulis cerpen, bisa pindah menulis dongeng begitu pun sebaliknya. Karena segala sesuatu yang kita lakukan berulang, maka akan menimbulkan kejenuhan juga. Maka solusinya kalau dalam dunia menulis, ada variasi menulis cerita.

Imajiansi Semkain Berkembang

Kalau bisa menulis cerpen dan dongeng, maka ide-ide akan bisa dikembangkan. Karena 1 ide bisa ditulis ke dalam cerpen dan dongeng. Bahkan karena tokoh dongeng sangat beragam, maka bisa ditulis dalam banyak dongeng. Begitu juga sebaliknya, ide dongeng bisa diterapan ke cerpen.

Misalnya, idenya soal hujan. Ide untuk cerpen, seorang anak yang suka bermain hujan. Saat pulang sekolah turun hujan, dan dia memilih hujan-hujanan. Padahal bawa payung atau jas hujan. Akhirnya dia sakit.

Nah, ide dongeng ini, biasa diterapkan dalam  dongeng. Misalnya kurcaci yang di musim kemarau hanya bermalas-malasan, padahal kurcaci lain bergiat. Akhirnya pas musim hujan, dia tidak mempunyai persediaan makanan.


Semua Bisa Dipelajari

Kalau ada yang bilang menulis cerita anak sangat susah dan dia tidak bisa, maka mungkin akrena dia tidak semangat  saja, dan cepat menyerah. Soalnya Menulis cerpen dan dongeng itu tidak sulit, karena semua bisa dipelajari. Kuncinya semangat belajar saja.

Saya saja yang belajar otodidak bisa. Apalagi aman now belajar menulis sudah sangat dimudahkan. Banyak  tips-tips menulis di berbagai blog. Banyak komunitas menulis di facebook dan grup whatsapp. Berteman dengan penulis dan bisa tanya langsung. Termasuk banyak kelas menulis cerita juga.

Meningkatkan Imajinasi dan Membuka banyak Peluang

Bisa menulis cerpen dan dongeng itu, akan semakin meningkatkan imajinasi menulis. Ide-ide semakin berkembang. Akhirnya banyak cerita yang dihasilkan juga.

Perbandingannya begini. Kalau hanya suka menulis cerpen atau dongeng, maka hanya punya setok naskah salah satunya saja kan. Tapi kalau bisa nulis cerpen dan dongeng, maka stok naskah akan banyak. Ini otomatis membuka peluang.

Selain bisa mengirim naskah lebih banya, juga bisa fleksibel menerima tawaran menulis. Misalnya Mas Baim (penulis tampan rupawan lucu, imut, menggemaskan dan terus bersemangat menulis sepanjang masa hahaha...) saya butuh naskah cerpen dan dongeng. Bisa tidak?

Pastinya saya akan bisa menyanggupi permintaan itu. Jadi rezeki saya dua, dari cerpen dan dongeng. Kalau saya cuma bisa menulis cerpen atau dongeng  saja, pastinya peluangnya jadi hanya satu saja kan. Bisa menulis cerpen dan dongeng membuat jatah bakso saya bisa terus lancar jaya, aman, damai, sentosa hahaha...

Saling Mendukung

Bisa menulis cerpen dan dongeng itu, bisa saling mengisi dan mendukung. Ini sesuai pengalaman menulis saya. Soalnya intinya menulis cerpen dan dongeng itu sama, dari cara cari ide, konflik, ending, sampai menyusun alurnya.

Pembedanya hanya dari tokoh-tokoh dan settingnya saja. Kalau cerpen anak, tokoh harus orang, dengan kehidupan realis zaman sekarang. Kalau dongeng, tokohnya bisa beragam, dan settingnya bisa imajinasi.

Saling mendukung, karena poin-poin di atas juga. satu ide bisa ditulis daja cerpen dan dongeng. Tidak bosan menulis, kerena ada variasi, termasuk peluang menulis.


Jadi.. teman-teman sukanya menulis cerpen atau dongeng?




Sekarang tidak perlu dijawab langsung salah satunya. Saya suka menulis cerpen.. Saya suka menulis dongeng... Pokoknya jangan mematok diri dulu. Siapa tahu kan, besok bisa menulis cerpen atau dongeng. Jadi bisa lancar makan baksonya kayak saya hahaha.

Berikut sharing saya, teman-teman. Ini saya susun berdasarkan pengalaman saya yang masih seuprit, ya. Harapannya, semoga bermanfaat, ya. Salam semangat menulis...

Bambang Irwanto

Bukit-Bukit Indah dan Memikat di Kebumen yang Wajib Dikunjungi

$
0
0
Kebumen tidak hanya memiliki jajaran pantai-pantai yang indah. Salah satu Kabupaten di Jawa Tengah ini, memiliki banyak tempat wisata yang memikat. Dari Gua, bukit, bendungan, benteng, dan lainnyajuga sangat banyak. Itu semua terangkum dalam Geopark Karangsambung- Karangbolong.



Sejak ditetapkan sebagai Geopark Nasional tahun 2018, Kebumen terus berbenah. Ini karena memang wisata Kebumen yang sangat berpotensi. Makanya saya itu tidak hanya sekedar jalan-jalan saja, tapi tujuan utama saya agar bisa bantu promosi wisata Kebumen sekaligus wisata Jawa Tengah yang memikat. Soalnya banyak yang belum tahu.

Nah, inilah bukit-bukit Indah dan memikat di Kebumen yang Wajib Dikunjungi :


Bukit Pentulu Indah



Bukit Pentulu Indah ini berada di wilayah utara Kebumen, tepatnya di karangsambung. Dari kota Kebumen, teman-teman berkendaraan kira-kira kurang lebih sejam. Jalanan menuju ke sana walau berkelok, tapi sangat mulus beraspal. Kemudian sepanjang perjalanan, teman-teman akan disajikan pemandangan yang Indah.



Harga tiket masuk ke Bukit Pentulu Indah sangat terjangkau. Hanya 5 ribu + uang parkir 2 ribu. Areanya sangat menyenangkan karena merupakan kawasan hutan pinus. Bila teman-teman datang di pagi hari, maka kabut masih akan menyelimuti.



Dari puncak Bukit Pentulu Indah, teman-teman bisa menyaksikan pemandangan yang sangat memesona. Akan sangat beruntung bila datang pagi dan menyaksikan sunrise. Dari atas bukit juga bisa dilihat langsung gunung Sumbing dan Gunung Sindoro.  Serunya lagi, ada beberapa rumah pohon. Jadi bisa bersantai sambil menikmati pesona Bukit Pentulu Indah.



Bukit Pentuli Indah pas untuk keluarga. Soalnya di sekitar tidak terlalu terjal medannya. Bahkan disediakan taman bermain untuk anak-anak. Tapi tetap dengan pengawasan yang ketat ya.


Bukit Hud



Bukit Hud berada di sela-sela jajaran pantai-pantai selatan di Kebumen. Tepatnya di daerah Karangbolong. Bahkan sangat dekat sekali dengan pantai Karangbolong. Jadi bagi teman-teman yang main ke pantai Karangbolong, maka bagusnya mampir ke Bukit Hud juga.



Karena berada disela-sela pantai, maka dari atas bukit Hud akan terlihat laut lepas. Hanya dengan tiket 5 ribu + uang Parkir 2 ribu, teman-teman bisa menikmati segala pesonanya. Apalagi saat berada di puncaknya, itu keren sekali.



Di sini juga disediakan saung-saung. Jadi bisa pesan makanan sambil menikmati pemandangan yang indah. Mau foto diberbagai spot juga bisa.



Hanya Bukit Hud inimenurut saya kurang cocok bagi anak-anak dan orang tua usia lanjut. Sekitar yang dikelilingi jurang, sangat riskan bagi anak-anak. Jalanan area yang menanjak dan harus sedikit mendaki, juga akan memberatkan anak-anak dan orang tua usia lanjut.


Bukit Pesona Kayangan 



Bukit indah ini berada di daerah karanggayam. Jadi kalau saya patokannya adalah Jalan perintis Karanganyar, lalu masuk ke jalan di samping hotel Aman. Ada papan petunjuk, hanya kecil. Setelah itu ikuti jalan, dan terus menanjak sampai atas.



Tiket juga sangat terjangkau. Cukup merogoh kocek 5 ribu rupiah dan parkir 2 ribu, maka teman-teman bisa menikmati semuanya. Termasuk foto di spot-spot yang disediakan. Misalnya Bunga Matahari, nama Bukit Pesona Kayangan, pintu, dan lainnya. Apalagi di sini juga ada hutan pinus.



Kalau ingin melihat sunrise, bisa menginap atau datang pagi-pagi. Tapi teman-teman harus berjalan sedikit ke bukit yang berada di timur. Nah, melihat sunrise dari sana sangat memikat.



Bukit Pesona Kayangan cocok untuk wisata bersama keluarga. Termasuk anak-anak, karena ada area bermain, bahkan kolam renang buatan. Areanya landai, walau sisi satunya adalah jurang.

Watu Pawon Patemon



Ini salah satu bukit memikat lainnya yang ada di Kebumen. Jadi jangan sampai teman-teman lewatkan untuk mampir. Letaknya di daerah ayah, masih satu jalur pantai-pantai kebumen.



Pemandangan sangat indah. Jadi hampir mirip dengan view Bukit Hud. Hanya pengelolahnya sangat jitu menghadirkan spot-spot foto di berbagai tempat. Jadi pengunjung senang.



Banyak juga saung-saung untuk bersantai. Jadi sambil duduk bersantai, menikmati semilir angin, bisa makan mendoan dan pecel lontong mantap.



Watu Pawon Patemon menurut saya kurang cocok untuk anak-anak dan orang tua usia lanjut. Medannya banyak turun dan mendaki. Kalaupun membawa anak, harus diawasi seketat mungkin.


Bukit Jerit.



Ini salah satu  bukit wisata baru. Saat saya ke sana, belum lauching. Tapi pas lebaran 2019, sudah dibuka untuk umum. Bukit Jerit ini sejalur dengan bukit Hud tadi. Bahkan sangat dekat dengan wisata Watu Pawon Patemon dan Pantai Watu Bale. Jadi bila ke sini, bisa sekalian ke 3 tempat wisata.



Lokasi Bukit Jerit sangat memikat. Selain view alam yang alami, ada juga spot-spot selfie yang dibangun. Dan karena menghadap laut, maka view-nya bagus sekali. Apalagi pas cuaca cerah, langit biru, awan putih. Mantap...



Sama dengan Bukit Pentulu Indah, Bukit Hud, dan Watu Pawon Patemon, Bukit Jerit menurut saya kurang pas bagi anak-anak dan orang tua lanjut usia. Apalagi anak-anak kan suka berlarian ke sana kemari, akan sangat repot mengawasi mereka.

Taman Banyu Langit



Berbeda dari bukit-bukit lainnya, Taman Banyu Langitadalah bukit berbunga. Jadi ini sebenarnya area persawahan dengan sungai kecil di dekatnya. Karena pemandangannya bagus, maka dibuatlah taman bunga.



Selain bisa selfie di spot yang sengaja dibuat, juga bisa foto dengan latar sawah dan bukit. Selain itu, bisa main di sungai juga. Pastinya jangan sampai ketinggalan foto di lokasi sungai.



Tiket masuk 5 ribu. Parkir motor biasa 2 ribu. Pastinya kalau mobil disesuaikan ya. Ada saung-saung juga. Warung makan juga ada. Tempat ini juga sering dibuat arisan. Bukit Taman Banyulangit, pas untuk wisata keluarga.



Nah, itu dia bukit-bukit Indah dan Memikat di Kebumen yang wajib dikunjungi. Semuanya akan membuat teman-teman senang saat berkunjung ke sana. Apalagi tiket masuknya bikin senang  hati dan kantong hahaha.  Yuk.. dolan ke Kebumen, teman-teman. Selamat jalan-jalan...

Bambang Irwanto

Apakah Penulis Cerita Anak Uangnya Banyak? Banyak... Dong!

$
0
0
Awalnya, saya membaca salah satu pertanyaan di Komunitas Penulis Bacaan Anak di salah satu grup Facebook. Jadi dia menanyakan, apakah penulis cerita anak uangnya banyak? Soalnya dia ingin sekali menulis cerita anak dan mendapat uang, tapi susah.



Ini pertanyaan yang cukup menarik. Dan pastinya teman-teman lain juga penasaran ya, apakah teman-teman penulis cerita anak yang sudah malang melintang di dunia menulis buku anak uangnya banyak?

Tapi tentu saja tidak akan membahas penghasil teman-teman penulis. Maka saya pun ingin menulis dari sudut pandang saya sendiri. Siapa tahu saja ada yang penasaran dengan   dengan "deposito-deposito" uang saya yang bertebaran di mana-mana hahaha.. halah gaya benar saya ini.

Apakah Penulis Cerita Anak Uangnya Banyak?

Niat Awal Menulis Cerita Anak
Saat ingin menulis cerita anak, maka awalnya adalah karena suka menulis cerita anak, karena ada yang ingin dibagikan kepada pembaca. Istilahnya berbagi cerita.

Jadi... kalau baru belajar menulis cerita anak, terus niatnya untuk mendapatkan penghasilan alias uang, maka itu berat, Bambang... eeh.. hahaha

Percaya saja, proses belajar menulis cerita anaknya akan jalan di tempat. Soalnya tidak dilakukan atas dasar suka, tidak enjoy dan akhirnya jadi beban. Duh.. kok saya tidak bisa-bisa nih, menulis cerita anak. Kapan bisa dapat uangnya?

Bisa Dulu Menulis Cerita Anak
Setelah niatnya sudah mantap, yaitu menulis cerita anak kerena suka dan ingin berbagi cerita, maka nikmati semua proses menulis cerita anak dengan senang hati. Dan.. harus sabar. Karena proses menulis cerita anak itu tidak sim salabim, abrakadabra atau alakazam.

Nah di sini mental dan keseriusan kamu akan diuji lagi. Sanggup tidak, kamu menghadapi semua proses menulis. Yang sanggup.. dialah yang akan berhasil.

Dan soal cepat atau lambatnya proses menulis, itu tergantung dari kamu sendiri. Tapi rata-rata teman penulis yang masih bertahan sampai saat ini, karena telah melalui berbagai rintangan menulis.


Saatnya Menulis
Setelah berhasil melalu proses, saat mulai semangat menulis cerita. Ada ide tulis, ada ide tulis. Memang media anak saat ini sudah berkurang, tapi penerbit dan buku anak terus mengeliat.

Tapi.. apa buku anak akan terus ada?
Insya Allah akan terus ada. Logikanya setiap hari ada anak yang lahir. Jadi kebutuhan cerita anak akan terus ada. Cerita anak masih jadi andalan untuk bersama menjalani masa tumbuh kembang anak. Selain itu.

Nah, ini intinya, semakin semangat kamu menulis cerita, maka akan semakin banyak peluang yang terbuka. Akhirnya bisa menghasilkan uang.


Penghasilan Saya dari Menulis Cerita Anak

Saya belajar menulis cerita anak sejak kecil. Lalu pas remaja, malah tergoda pindah haluan belajar menulis cerita anak. Makanya cerita pertama saya yang dimuat di media adalah cerpen di Anita Cemerlang. Setelah krismon, Anita tutup dan sata balik belajar menulis cerita anak.

Akhirnya tahun 2003, dongeng pertama saya dimuat. Itulah membuka peluang saya di Bobo. Sejak itu cerpen dan dongeng saya rutin dimuat

Nah karier (cieee karier hahaha) saya di Bobo itu dari 2003 sampai 2017. Itu ada sekitar kurang lebih 65 cerpen dan dongeng yang dimuat. Ini belum termasuk kumcer dan kumdong pustaka Ola ya. Jadi penghasilan saya sekitar 17-18 juta.

Penghasilan lain, dari media anak lainnya, seperti Kompas Anak, Mombi, Soca, Nusantara Bertutur dan lainnya. Mungkin sekitar 14-15 juta.

Pemasukan lainnya adalah naskah yang jual puas. Misalnya waktu diajak nulis salah satu penerbit di Bandung, saya dapat 12 juta. Lainnya dari penerbit Jakarta yang 1 nakah 3,5 juta, itu sebanyak 3 naskah, jadi totalnya 10,5 juta.

Lainnya, saya dulu diajak oleh seorang Bapak Ilustrator untuk menulis buku seri putri. 1 naskah 500 ribu. Jadi ada 6 naskah 3 juta.

Nah, lewat Bapak Ilustrator itu juga, saya diajak jadi feelance di penerbit Malaysia. Dari rentang 2013-2017, saya bisa beli 2 motor baru hehehe.

Cari Peluang Lain
Memang sih, selalu ada rezeki menulis dari cerita anak. Tapi.. namanya segala sesuatu, tidak selamanya sesuai yang kita harapkan.

Misalnya nih, saat kita kurang enak badan, maka otomatiskan terhenti. Jadi menghambat pemasukan. Bisa saja, lagi pas butuh uang, ternyata belum waktunya pembayaran.

Makanya sebagai penulis freelance, saya pun mencari opsi-opsi lain yang bisa saya kerjakan sesuai kemampuan saya. Contoh yang paling dekat adalah mambuka kelas Kurcaci Pos yang sudah belangsung sejak tahun 2014 sampai sekarang

Jalan lain saya masuk ke dunia blogger. Selain menambah lingkaran pertemanan, saya juga bisa membuka peluang untuk mencari tambahan.

Soalnya hampir semua teman penulis begitu. Kalau yang pria, pasti masih bekerja sambil menulis atau ada aktivitas utama lainnya. Misalnya teman saya sesama angkatan di Bobo, pekerjaan utamanya adalah guru. Intinya selalu mencari peluang. Asal bersemangat, pasti akan terbuka jalan.

Nah, demikian cerita saya. Perlu digaris bawahi ya, tulisan ini bukan bermaksud pamer, hanya sekedar berbagi cerita. Soalnya masih banyak teman-teman penulis cerita anak yang penghasilannya jauh di atas saya. Harapan saya, semoga bisa menambah semangat, agar terus bersemangat menulis cerita anak.

Salam semangat manulis.

Bambang Irwanto

Mandi-Mandi Tampan Rupawan di Curug Sudimoro Kebumen

$
0
0

Sebenarnya... saya sudah pernah ke curug Sudimoro ini. Waktu itu juga tidak sengaja. Jadi pas iseng jalan-jalan naik motor menyusuri jalan di daerah Pekuncen, terus sampai jalan Raya Gombong - Kenteng lho kok ada papan petunjuk bertuliskan ke Curug Sudimoro.




Tanpa disuruh, saya langsung membelokkan motor saya menyusuri jalan itu. Tapi alamak... jalannya menanjak dan rusak. Juga sepi... sisi lain tebing dan sisi satunya jurang hahaha.

Saya agak dagdigdug. Takut saya nyasar. Tapi untunglah tidak lama saya berpapasan dengan ibu-ibu naik motor. Saya tanya apa jalan ini menuju curug Sudimoro, katanya iya. Legaaaaaa.

Saya pun kembali menyusuri jalan berliku dan rusak. Sesekali saya bertemu dengan pengendara motor lain. Tapi sumpah... sepanjang jalan sepi. Kalau hari sudah gelap, saya tidak akan berani. Dan.. kalau sudah hujan, maka dijamin jalanan inu susah ditempuh.

Akhirnya setelah melalui jalan yang sulit bai saya, akhirnya saya sampai di curug Sudimoro. Tapi alamak... airnya kecil sekali hahaha. Jadi pengalaman ya, kalau ke curug jangan musim kemarau. Bagusnya sudah masuk penghujan, tapi tetap ada panasnya juga.

Sedikit kecewa saya pulang. Ya salah saya sendiri. Dan setelah saya bertanya pada warga, ternyata lebih mudah lewat jalan lain ke arah Sempor. Memang agak jauh, tapi dijamin lebih mudah.

Maka pulangnya pun saya lewat jalan lain. Dan memang lebih mulus dengan jalanan beraspal dan ada juga dibeton. Tembusnya ke waduk Sempor. Lagipula, di beberapa titik itu pemandangan sangat indah. Termasuk ada curug kecil di jembatan sempor.



Nah, walau yang pertama gagal, pastinya tidak menyurutkan niat saya untuk kembali ke curug Sudimoro. Maka hari rabu, 29 Januari 2020, saya meluncur kembali ke sana. Apalagi saya lihat cuaca cukup bersahabat.

Sebenarnya jalan-jalan kali ini agak nekat sih, soalnya saya belum fit benar. Hampir 2 minggu saya tepar, berselimut, dan berkaos kaki hahaha. Tapi karena agak bosan di rumah, maka saya jalan saja. Pikir saya, siapa tahu pas jalan, malah sembuh hahaha.

Karena sebelumnya sudah tahu jalan, maka saya langsung saja meluncur dari rumah ke curug Sudimoro. Perjalanan kayaknya sejam lebih sedikit, saya sudah sampai di curug Sudimoro yang berada di Desa Igir Kemiriamba, Donorejo, kecamatan Sempor Kebumen.

Berbeda dengan curug Silangit Sidoagung yang pernah saya datangi, curug Sudimoro ini sudah dikelola lebih moderen. Jadi kalau ke curug Silangit kan  motor titip di rumah warga lalu jalan kaki menuju curugnya  kalau ini  dari jalanan, sudah kelihatan curugnya.



Sampai di sana, keadaan sepi. Mungkin karena hari biasa. Loketnya juga tutup. Wih... bakalan saya sendiri nih yang menguasai curug Sudimoro hahaha.

Dari tempat parkir, sudah terlihat curugnya yang mengalir deras. Pastinya saya happy. Jadi kayaknya ke curug-curug ke Kebumen itu bagusnya di bulan Januari.



Setelah memarkir, saya pun turun ke bawah. Akses ke curug Sudimoro ini lebih mudah dan moderen. Saya tinggal menyusuri saja anak-anak tangga yang memang sengaja dibuat.



Pemandangan sekitar sangat hijau dan sejuk. Termasuk didominasi hutan pinus juga. Jadi area hutan Kebumen memang seperti ini. Jadi kalau teman-teman ke Bukit-Bukit Indah dan Memikiat di Kebumen pasti rata-rata hutan pinus. Soalnya masih dikelolah perhutani juga.



Tidak lama, saya sudah sampai di bawah. Benar... hanya saya seorang diri di curug Sudimoro ini. Sepiiiiii.... dan seperti biasa, saya permisi-permisi dulu sebelum pose-pose tampan rupawan hahaha. Pokoknya asal kita sopan, tidak neko-neko, wisata di mana saja akan aman. Kan niatnya baik hehehe.



Tanpa buang waktu, saya langsung pasang tripod dan hape. Pastinya saya tidak mau melewatkan pose-pose dengan latar belakang curug 2 tingkat ini.




Nah, curug Sudimoro ini berbeda dengan curug Silangit yang ada kolam atau telaganya. Jadi di sini, hanya bisa mandi-mandi manjah saja, tidak bisa berenang-renang manjah hahaha.

Tapi dari segi debit air, curug Sudimoro lebih besar, bahkan 2 tingkat. Air terjunnya ini akan mengalir kembali menyusuri anak sungai.




Tapi dari segi debit air, curug Sudimoro lebih besar, bahkan 2 tingkat. Air terjunnya ini akan mengalir kembali menyusuri anak sungai.




Di sekitar curug, ada juga kolam renang untuk anak-anak. Tapi kemarin airnya kosong. Mungkin karena kemarin musim kemarau, jadi pengunjung tidak ada. Dan memang itulah kelemahan wisata curug. 



Nah, pas pose-pose, saya sebenarnya mau pulang. Tapi kok naluri saya menahan, seakan berkata, "Jangan pulang dulu! Kan belum mandi-mandi tampan rupawan. Sudah jauh-jauh ini."

Saya pun tercenung sejenak. Benar juga ya. Afdolnya ke curug ya mandi. Kalau tidak mandu, bagai makan bakso tanpa kerupuk pangsit halah... hahaha.



Makanya saya pun memutuskan mandi-mandi tampan rupawan. Siapa tahu kan, habis mandi, badan semakin fit lagi. Kata Ibu saya, penyakitnya sudah dibawa air hahaha.

Ternyata seru juga mandi di bawah curug. Walau tidak bisa berenang, tapi seru. Apalagi matahari mulai bersinar hangat.



Kemudian pas saya berdiri di bawah air mancurnya, itu badan saya kayak dipijat refleksi. Kayak ditotok-totok dengan kayu pelan. Enak sekali rasanya. Termasuk saat air mengenai kepala saya.



Setelah dirasa cukup mandinya, saya pun bergegas berkemas, lalu naik ke atas. Ternyata pas turunnya enak  pas naiknya ngos-ngosan hahaha. Untung ada gazebo buat santai. Jadi berhenti sejenak sambil pose-pose hahaha.



Ternyata, loketnya memang tidak buka. Tapi sebagai pengunjung yang baik, saya masuki saja duit 5 ribu ke dalam loket. Kan dari tiket itu yang membiayai perawatan tempat wisata. Dan wisata Kebumen itu sangat terjangkau. Khusus curug sudimoro ini, tiket orang dewasa 5 ribu dan anak-anak 3 ribu. Sangat pas di hati dan kantong hehehe.



Akhirnya terpenuhi juga keinginan saya ke Curug Sudimoro. Saya jadi ingin menjelajah curug-curug lain yang ada di Kebumen. Jadi nantikan jalan-jalan saya ya.... Selamat jalan-jalan.

Bambang Irwanto

Mau Santai atau Memacu Adrenaline, di Brujul Advanture Park Peniron Kebumen Saja

$
0
0
Lagi-lagi tanpa rencana. Jadi minggu, 2 Februari 2020 itu tujuan utama saya sebenarnya bukan ke Brujul Adventure Park Peniron ini, tapi ke Curug Sindaro. Tapi saya kebablasan jalannya, dan nyasar di daerah Karangsambung sampai Sadang hahaha.



Jadi dari patokan alun-alun Kebumen, saya seharusnya ke arah pemandian air panas Krakal, Alian. Tapi saya malah ke arah Karangsambung, sesuai arahan orang saat saya bertanya. Lalu pas saat saya tanya orang lain di daerah Karangsambung, mereka kasih arah yang salah hahaha. Akhirnya saya nyasar, setelah pas balik arah, saya iseng lewat jalan lain.

Wih.. ternyata jalanan itu panjang dan saya tak tahu akan menuju ke mana nanti. Tapi perasaan saya sih, pasti akan tembus ke Kebumen. Dan dengan sok-soknya, saya tak bertanya. Sok mengandalkan hati nurani yang paling dalam. Halah... hahaha.

Nah, saya terkejut saat pas melewati jalan dan melihat gerbang tertuliskan Brujul Advanture Park. Wah.. saya mulai ngeh. Kayaknya saya berada di daerah Peniron kecamatan Pejagoan. Dan feeling saya pas, jadi ini nantinya akan tembus ke kota Kebumen juga.




Soalnya saya pernah ke daerah Peniron. Hanya bukan ke Brujul Adventure Park, tapi ke Taman Banyu Langit. Itu juga saya ke Taman Banyui Langit tak ssengaja. Waktu itu saya mencari Bukit Pranji. Tapi ternyata sudah tutup. Eh, malah ada yang menunjukkan ke Taman Banyu Langit saja.



Wah, kebetulan nih, mampir saja lah.. hehehe. Saya pun membelokkan motor saya masuk ke gerbang Brujul Adventure Park. Di situ juga ada loketnya. Seorang Mbak langsung menghampiri saya. Tiketnya seharga 10 ribu, sudah termasuk parkir.



Saya pun memastikan arah ke Brujul Adventure Park pada Mbak yang jaga loket. Katanya  saya ikuti jalan cor-coran saja naik ke atas.  Nanti akan ketemu tempat wisatanya.

Saya pun melajukan pelan motor saya. Suasananya masih sangat pedesaan. Saya pun bertemu beberapa Bapak-Bapak yany sedang kerja bakti. Tapi saya tak bertanya, dan mencobamengikuti jalan saja.

Eh... ternyata saya bingung. Lokasi wisatanya di mana? Padahal jalanan sudah menurun dan melewati sungai kecil. Saya tanya dua anak kecil yang main di sungai, mereka tidak tahu. Untung saya bertemu seorang nenek. Katanya saya kelewat. Harusnya naik ke atas.

Saya pun balik lagi, lalu naik ke atas. Nah pas di atas, ada jalan bercabang. Satunya lurus, dan satunya belok kanan menurun, Nah, jalanan mana yang akan saya pilih? Halah... hahaha.
Saya pun memutuskan belok kanan jalan menurun. Harus hati-hati karena lumayancuram. Dan apa yang terjadi pemirsah? Saya malah kembali ke jalan cor-coran yang pertama kali saya lewati hahaha.

Untunglah ada Mas-Mas sekeluarga naik motor. Saya tanya lagi. Jadi ternyata pas di atas dan jalan bercabang tadi, saya lurus ikuti jalan satu terus ke atas. Nanti mentok dan ketemu Brujul Advanture Park. Hehehe kelewatan maning.



Akhirnya saya kembali dan mengikuti petunjuk. Jalanan cor-coran tapi mulus. Tidak lama  saya pun sampai di Brujul Advanture Park. Horeeee... sampai. Sesuai petunjuk, motor parkirnya di bawah.

Saya happy  karena melihat ada 2 warung buka. Itu tandanya lumayan ramai. Saya pun mampir sejenak ke salah satu warung minum teh botol pucuk dan makan kacang sukro. Dan ternyata. Saya pengunjung pertama, padahal sudah pukul 10.

Setelah istirahat sejenak, saatnya bertualang. Biar lebuh afdol, foto dulu di depan pintu masuknya. Tapi alamak.. kacamata andalan saya mana? Wih.. kayaknya ketinggalan. Tapi kalau tidak ada foto selfie, nanti dikira hoax. Yo wislah.. kali spesial buat pemirsah, bisa lihat full ketamanan wajah saya tanpa kacamata hitam. Wkwkwkw.... Halah gaya benar saya ini.




Dari pintu masuk saja, mata saya sudah dimanjakan oleh pemandangan keren. Hutan pinus dan batu-batu besar berpadu. Sangat alami, bikin mata sejuk dan hati adem. Dan memang seperti inilah nuansa bukit-bukit di Kebumen yang lebih banyak didominasi oleh hutan pinus, karena memang kawasan wisata masih dalam wilayah perhutani.



Saya pun melihat papan-papan petunjuk. Sejenak saya bingung mau ke mana dulu, nih. Tapi kok saya mendengar suara gemicik air. Wah.. kayaknya ada curug ini. Makanya saya memutuskan mencari curug dulu, sebelum ramai pengunjung.




Ternyata.. letak curugnya tidak jauh. Hanya sebuah curug kecil. Tapi curug ini ada ceritanya. Jadi curug Loh ini dulu katanya dipakai sebagai tempat wudhu oleh Pangeran Diponegoro, lalu salatnya di atas. Nah, batu-batu di atas curug Loh itu adalah batu Tumpang. Dan memang pas dilihat, batu-batu ini saling bertindihan.



Saya pun langsung pose-pose di curug Loh. Pemandangan yang sangat asri sangat menunjang foto. Tidak lupa saya membasuh wajah, tangan, dan kaki juga. Segaaaaaaar.....




Tidak jauh dari curug Loh, ada juga view yang menurut saya sangat menarik Terusan aliran dari curug Loh, lalu di atasnya ada jembatan dari batang pohon pinus, itu keren. Makanya tidak saya lewatkan foto di tempat itu.



Setelah puas di curug Loh, saya pun memutuskan ke atas. Batu-batu besar yang ada di sini, bukan sengaja diletakkan lho, tapi memang sudah dari sananya. Jadi sangat alami.Saya pun semangat menyusurui Brujul Adventure Park ini.

Batu-batunya sangat eksotis, besar, beragam bentuk. Selain batu tumpang tadi, ada batu buaya, batu Ambeng, dan lainnya.






Nah, sesuai namanya yang pakai advanture, di sini tidak hanya menawarkan keindahan alamnya, tapi juga memacu adrenali. Makanya pengelola menyediakan banyak permainan. Ada paint ball, sepeda gantung, ayunan, dan lainnya. Jadi memang bagusnya ke sini rame-rame dan seru-seruan.




Saya pun memutuskan terus ke atas. Pemandangan di atas juga indah. Saya sebenarnya pengin mencoba wahana, kayak naik sepeda gantung dan flying fox. Tapi sayang yang jaga belum ada hehehe. Akhirnya sok-sok foto saja di tempat hahaha.





Dan seperti yang sudah saya ceritakan di atas, Brujul Advanture Park perpaduan hutan pinus dan batu-batuan besar yang sangat memikat. Itulah sebabnya, hampir semua sudut bisa jadi spot foto menarik. Saya pun tidak lupa pose-pose di batu-batu yang laindai dengan latar belakang hutan pinus.






O, iya. Di bawah tadi ada arena khusus anak-anak. Jadi Brujul Advanture park ini sangat cocok bagi rombongan anak-anak sekolah dasar juga. Pastinya mereka akan happy.



Hanya di sini lumayan banyak nyamuk. Makanya sebelum naik tadi, penjaga warung mengingatkan pakai lotion anti nyamuk dulu. Tapi saya sok imut menolak. Makanya sesekali saya harus berperang juga melawan nyamuk yang berani-berani menempel di kulit sawo matang mulus saya hahaha.



Tapi secara keseluruhan Brujul Adventure Park ini sangat menarik. Dan memang wisata rombongan bagus. Bisa rombongan anak sekolah, perusahaan, atau komunitas. Seru.. Jadi kalau ke kebumen, jangan lupa mampir ke Brujul Advanture park, ya.


Selamat jalan-jalan, teman-teman. Yuk, dolan ke Kebumen.

Bambang Irwanto


Kali Ini Mandi Tampan Rupawan Manjah di Curug Sindaro Kebumen

$
0
0
Kali Ini Mandi Tampan Rupawan Manjah di Curug Sindaro Kebumen - Setelah sempat bablas dan nyasar sampai ke Karangsambung dan daerah Sadang, lalu tidak sengaja dapat Brujul Advanture Park, akhirnya saya sampai juga ke Curug Sindaro, yang berada di Kalikecot, Pujengan, Wadasmalang, Karangsambung Kebumen.



Jadi benar. Dari kota Kebumen, menuju saja arah pemandian air panas Krakal di daerah Alian. Dari situ, terus saja ikuti jalan. Dan kali ini saya tidak bablas, karena rajin bertanya hahaha.

Walau curug Sindaro ini jaraknya lumayan jauh, tapi perjalanan tak terasa. Ini karena jalanan ke wisata curug Sindaro sudah mulus beraspal. Jadi sangat nyaman dan menyingkat waktu. Apalagi sepanjang perjalanan pemandangan sangat memikat.

Sebelum masuk lokasi, sudah terlihat gerbang petunjuk bertuliskan “Selamat Datang di Curug Sindaro”. Saya pun langsung girang, karena berhasil menemukan curug Sindaro. Ini artinya, sudah 3 curug di Kebumen yang saya datangi. Sebelumnya curug Silangit dan Curug Sudimoro



Dari gerbang tadi, ada dua jalan bercabang. Nah, salah satunya itu ke curug Sindaro. Tampak berjejer warung, lalu di sisi kiri ada parkir. Saya pun membelokkan motor ke tempat parkir. Saya senang, banyak motor yang terparkir. Ini menandakan, sudah banyak pengunjung. Tapi tidak enaknya, pasti tidak bebas berenang-renang tampan rupawan manjah. Jadi curug serasa bukan milik sendiri hahaha.

Setelah parkir, saya menuju loket. Tiketnya lagi-lagi membuat hati saya berbunga-bunga. Tiketnya hanya 5000 rupiah hehehe. Dan memang ya, rata-rata tiket wisata di Kebumen itu di bawah 10 ribu. Jadi pas di hati dan kantong.



Saya pun memastikan letak curug Sudimoro. Kata Ibu penjaga loket, hanya jalan kaki 300 meter. Asyik tidak terlalu jauh. Hitung-hitung olahraga. Biar badan saya makin atletis wkwkwkw.



Curug Sindaro ini sudah dikelola. Makanya jalanannya sudah dicor. Jadi adu dua tangga untuk jalur turun dan naik, sedangkan di tengah itu kayaknya buat jalur motor. Tapi mungkin bukan buat motor pengunjung. Nah, saat menuju curug enak, karena jalanan menurun. Tapi nanti pas pulangnya, harus siapkan tenaga ekstra, karena nanjak hahaha.



Tapi tenang, dibawa enjoy saja. Apalagi pemandangan sangat indah. melewati jembatan cantik juga. Bunga-bunga warna-warni yang sengaja ditanam juga mulai bermekaran. Sayang, saya tidak menemukan bunga matahari, seperti foto-foto yang saya lihat di Instagram.




O, iya. Di sepanjang perjalanan, ada juga beberapa warung yang ada saungnya. Jadi kalau lelah, boleh sekali mampir, sambil menikmati pemandangan. Dan karena curug Sindaro ini termasuk berada di puncak, jadi pemandangan dari atas sangat indah.



Setelah berjalan sekitar 10 menit dan melewati jembatan, akhirnya curug Sindaro incaran saya sudah terlihat. Dari jembatan saya berdiri tampak megah, karena bertingkat dua. Airnya juga sudah banyak. Wah.. lumayan ramai. Banyak remaja tanggung yang sedang mandi.



Ternyata.. curug Sindaro ini mirip curug Sudimoro. Jadi tidak ada telaga atau kolam di bawahnya.  Hanya dataran landai yang nanti airnya menuju ke sungai. Tapi air terjunnya sangat memikat.



Saya pun segera bergegas memasang tripod dan hape. Karena lumayan ramai, maka saya harus sabar menunggu, agar angle yang saya bidik tidak ada orang lain atau istilahnya foto bocor. Dan lumayan... banyak angle bagus yang bisa saya bidik di curug  Sindaro ini.




Hanya.... harus kuat mental dan pede tingkat dewa hahaha. Soalnya kan, dilihatin orang. Tapi yang namanya 'seleb papan atas' kayak saya, sudah biasa. Anggap saja para fans lagi lihatin idolanya sedang pemotretan wkwkwkw...



Daripada jauh-jauh tidak dapat  foto bagus, kan. Lagipula niat saya mau promo juga. Jadi kalau fotonya lumayan memikat, orang akan terpikat untuk datang hehehe.



Karena banyak yang mandi, maka saya pun tergoda untuk mandi. Seperti sekarang saya sudah punya semboyan kalau ke curug, yaitu "Pantang pulang, sebelum mandi-mandi tampan rupawan manjah' hahaha.



Dan karena sudah banyak orang, maka kali ini saya pakai baju you can see, Apalagi kulit saya agak bersihan, karena hampir 2 minggu diperam karena sakit hahaha. Saya tidak berani bertelanjang dada, takut makin banyak fans wkwkwkw.



Wuih... airnya segar, karena memang alami. Seperti biasa, saya paling suka berdiri di bawah curahan air. Jadi kepala dan badan saya seperti dipijat refleksi. Enak sekali. Badan jadi segar dan rileks.



Saya juga suka sekali dengan ada semacam goa kecil, lalu ada cekungannya. Makanya saya tidak mau melewatkan foto di sana. Dan kalau teman-teman perhatikan, itu kayak orang sedang menguap, ya hehehe.



Seru sih, mandi-mandi di curug Sudimoro ini. Mungkin kalau tadi pagi saya langsung dapat tempatnya, belum terlalu ramai. Tapi kan, saya menemukan tempat wisata lain, yaitu Brujul Advanture Park Penirom Kebumenyang tempatnya keceh. Mau santai atau mamcu adrenaline bisa.



Dan hampir semua sudut di cirid Sindaro ini bisa dieksplor. Soalnya ada beberapa air mancur. Bahkan pohon yang tidak sengaja tumbang, bisa jadi spot foto yang menarik. Dan memang intinya begitu, kalau mau dapat foto bagus pas wisata. Cari angle-angle menarik.



Menjelang sore,  saya pun bergegas menyudahi mandi-mandi tampan rupawan manjah saya di curug Sindaro. Apalagi para pengunjung lain juga mulai bergegas meninggal curug ini. Logikanya, kalau saya datang pagi dulu dan sendiri, pasti bakalan ada pengunjung lain yang datang. Tapi kalau sudah sore, dan saya sendirian, tidak mungkin ada pengunjung lagi hahaha.

Saya pun bergegas ke kamar mandi yang tidak jauh dari curug. Tapi sebelum itu, foto lagi sekali lagi di jembatan, biar teman-teman makin mupeng ke curug Sindaro ini. Dan dari jembatan, lebih tampak jelas kan hehehe.



Setelah mandi, lalu berganti baju, saya bergegas naik ke atas. Dan prediksi saya tepat. Begitu sampai di atas, pemilik warung mulai berkemas akan tutup. Apaalagi langit tampak mendung-mendung manjah hehehe.



Seru sih, jalan-jalan kali ini. Dalam sehari saya bisa mengunjungi 2 tempat wisata keren di Kebumen. Pastinya pulangnya langsung segar dan fresh. Semangat lagi bekerja, kumpulin duit, buat jalan-jalan lagi hahaha. Selamat jalan-jalan, teman-teman. Yuk, dolan ke Kebumen.

Bambang Irwanto

Walau Sempat Nyasar dan Bablas, Tetap Jadi Jalan-Jalan yang Menyenangkan

$
0
0
Walau Sempat Nyasar dan Bablas, Tetap Jadi Jalan-Jalan yang Menyenangkan - Hari minggu 2 Februari 2020, saya sebenarnya tidak ada rencana jalan-jalan. Sebabnya, hari minggu itu rencananya ada sharing kelas privat kurcaci pos dari pukul 9 pagi sampai 11 siang.



Jadi saya memutuskan di rah saja. Apalagi si krucil sudah laporan disuruh cukur gurunya. Fix sudah, minggu cerah ceria di rumah saja.

Tapi ternyata, malam minggu, pukul setengah 10 malam  teman yang ikutan kelas WA. Katanya minta kelasnya diundur senin pagi saja. Soalnya dia ada keperluan.

Tidak masalah. Selagi saya tidak punya acara penting, jadwal kelas privat bisa disesuaikan. Makanya rencana minggu langsung berubah. Jiwa jalan-jalan saya langsung bergejjolak hahaha. Makanya saya putuskan minggu jalan saja. Apalagi senin, kelas kurcaci pos edisi cerita misteri dan detektif akan mulai. Fix saya akan di rumah saja.

Saya lalu browsing lagi Wisata Kebumen. Soalnya sejak mulai jalan-jalan awal 2019, hampir sebagian besar wisata Kebumen sudah saya datangi. Soalnya saya beruntung. Tempat wisatanya masih bisa saya tempuh naik motor, dan saling berdekatan. Jadi dalam sehari 2-3 tempat wisata bisa saya datangi.



Setelah mencari.. Eng ing Eng... Saya menenun akan Curug Sindaro di daerah Wadasmalang Kebumen. Wah pas nih, sejak berhasil menemukan Curug Silangit, lalu Curug Sudimoro, saya jadi bersemangat menjelajah Curug lain di Kebumen. Oke.. Siap-siap jalan.

Minggu pagi saya sudah melakukan motor menuju Kebumen. Sekitar 45 menit, saya sudah sampai di alun-alun Kebumen. Tapi ternyata ada Cara Free Day. Makanya jalanan sekitar alun-alun ditutup.

Saya pun mencari jalan alternatif terdekat, dan ketemu lah Gang Lusi. Saya ikuti jalannya dan saya yakin, akan tembus ke jalan lain.

Nah, keluar dari Gang Lusi, kayaknya jalan Tendean. Saya ikuti saja. Tapi sebelum keluar jalan Tendean, saya berhenti. Ada apa? Saya melihat ada penjual makanan. Berhenti ah.. Sarapan hahaha.

Ternyata makanan yang dijual beragam. Salah satunya nasi penggel khas Kebumen. Saya pun pesan seporsi. 5 bulatan nasi sebesar bola pingpong, sayur gori, paru, dan tempe mendoan. Harganya 12 ribu.



Tapi teman-teman bisa pilih lauk sesuai dengan pilihan. Dari ayam, ati sapi, kikil, telur dan lainnya. Harganya pun disesuaikan dengan pilihan lauk. Mau beli aneka gorengan juga ada.



Selesai sarapan, saya bertanya pada salah satu pembeli arah Curug Sindaro. Nah, Bapak itu menunjukkan lurus saja. Katanya masih 13 kilometer. Oke.. kakak. Mari kita lanjut

Saya pun kembali melajukan motor lurus jalan. Ternyata.. Itu jalanan menuju daerah Karangsambung. Biasanya, kalau saya ke jalan ini, saya lewatnya alun-alun, lalu belok kiri. Setelah depan minimarket Alfa, lalu belok kanan.

Karena saya sudah beberapa kali ke daerah karangsambung, jadi lumayan sudah tahu jalan. Hanya letak Curug Sindaro yang saya belum tahu ada di mana.

Setelah lewat kantor baru  yang kecamatan Karangsambung, saya berhenti sejenak. Nah saya perhatikan plang wisatanya yang ada di depan kantor. Tapi kok tidak ada Curug Sindaro ya? Yang ada malah Curug Wringin.



Walau ragu, saya terus jalan saya. Plang-plang wisata yang ada di pinggir jalan, juga tidak menunjukkan tanda-tanda petunjuk curug Sindaro. Eh.. Tau-tau saya sudah sampai di jalan masuk Bukit Pentulu Indah. Nah lo.. Di mana Curug Sindaro berada? Saatnya bertanya pada warga hehehe.



Saya pun bertanya pada 2 Bapak-Bapak yang sedang istirahat. Katanya Curug Sindaro bukan di sini. Tapi di Wadasmalang. Jadi saya kelewat jauh. Harusnya saya lewat pemandian air panas krakal. Haduh... Hahaha.

Akhirnya saya tanya saja Curug Wringin. Katanya,  jalan lurus saja. Nanti katanya ada plang. Baiklah, tidak apa rencana berubah hahaha.

Saya pun lanjut perjalanan. Terus ikuti jalan sampai masuk kecamatan Sadang. Pemandangan Sadang ini sangat memikat dengan sawah Teraseringnya. Tapi petunjuk Curug Wringin kok belum ada ya? Oke bertanya lagi.



Olala.. Katanya saya bablas lagi. Curug Wringin kan masih masuk daerah kecanatan Karangsambung, sedangkan ini sudah masuk kecamatan Sadang. Balik maning hahaha.

Nah, pas balik, saya melihat papan plang wisata Goa Totogan. Ganti lagi tujuan wisata. Maka saya pun mengikuti jalan. Tapi sudah jauh melakukan motor, kok tidak ada petunjuk ke Goa Totogan ya? Tanya maning hahaha.

Ulala... Lagi-lagi saya kebablasan. Kata Ibu warung, nanti ada jembatan, ada dua warung, saya naik nanjak. Oke, putar balik lagi.

Tapi ternyata oh ternyata.. Setelah menyusuri jalan, saya tidak menemukan petunjuk itu. Saya malah keluar lagi di jalan awal. Kayaknya gagal deh, Jalan-jalan kali ini hahaha. Saya pun memutuskan balik kembali ke kota Kebumen lalu menuju ke krakal dan lanjut ke Curug Sindaro.

Nah, pas mau ke jalan raya, ada jalan bercabang. Jalan yang satu kan jalan yang tadi saya lewati. Nah, jalan satu tertulis kan Kebumen Karangygayam. Entah apa yang merasuki saya, saya kok menbelokkan motor ke jalan itu. Pikir saya, cari jalan baru hahaha.

Ternyata, pas masuk, itu banyak hutan pinus, lalu sisi lainnya sungai. Lumayan sepi. Saya pun mengikuti jalan saja. Tapi kok belum ketemu jalan raya juga. Wih.. Naga-naganga nyasar lagi nih hahaha.

Tapi anehnya, kali ini saya sok tidak bertanya. Saya ikuti jalan saja. Nurani saya berkata, pasti akan tembus ke Kebumen juga hahaha.

Dan sampai di suatu jalan, saya terkejut melihat plang wisata Bujur Advanture Park. Wow seingat saya, ini daerah Peniron. Soalnya saya pernah ke daerah sini, hanya ke Taman Banyu Langit. Dan nantinya memang akan tembus ke kota Kebumen juga. Horeee...



Saya pun memutuskan mampir saja ke Brujul Advanture Park. Tanggung sudah di depan loket ini. Dan ternyata seru wisata. Brujul Advanture Park ini mau buat santai atau memacu adrenaline bisa. Pokoknya buat seru-seruan keren banget.




Menjelang tengah hari, saya sudah keluar dari wisata Brujul Advanture Park. Dan karena saya sudah pernah melewati jalan ini, maka saya pacu saja motor saya menuju Ke Kebumen.

Pas sampai alun-alun Kebumen, saya berniat isi bensin dulu. Eh.. Ternyata di samping Pom bensin ada Ayam Penyet Surabaya. Mampir ah.. sekalian makan siang. Apalagi baru ada WA dari sebuah grup, kalau fee sudah ditransfer. Asyik....



Ayam Penyet Surabaya ini tempatnya asyik. Saya pesan ayam penyet dan es teh manis. Harganya 16.500 saja. Paket hemat ala backpacker hahaha. Tapi menunya banyak dan beragam. Jadi bisa disesuaikan dengan selera.



Kelar makan siang, saya numpang salat dulu di musala Ayam Penyet Surabaya. Tempat ini komplit. Kamar mandinya juga bersih dan karena masih bangunan baru, jadi masih knclong hehehe..



Habis itu, saya pun memaju motor saya menuju Curug Sindaro. Pas lihat jam di hape saya, sudah pukul setengah 1. Harus bergegas nih.

Untungnya, karena saya sudah pernah melewati jalan ini pas ke Pemandian Air Panas Krakal dan Butterfly Alian Park  maka saya tidak perlu bertanya lagi. Hanya setelah melewati dua wisata itu, saya baru bertanya. Katanya  saya ikuti jalan saja menuju ke atas.

Benar,. Sebelum setengah 2, saya sudah sampai di lokasi Curug Sindaro. Walau jauh, tapi karena jalanan sudah bagus, jadi bisa ditempuh cepat.



Asyik.. Akhirnya walau sempat bablas dan nyasar, akhirnya saya bisa juga sampai di Curug Sindaro dan mandi-mandi tampan rupawan manjah di sana hahaha.

Bambang Irwanto

Singkong Si Tanaman Serba Bisa dan Sumber Pangan dari Hutan

$
0
0
Singkong Si Tanaman Serba Bisa dan Sumber Pangan dari  Hutan - Pagi itu, setelah salat subuh, saya sudah bersiap mau keluar rumah. Tujuan saya akan ke pasar Wonokriyo Gombong. Kebetulan saya suka sesekali ke pasar. Sekalian buat cari stok bahan lauk dan sayuran, saya juga suka cari jajanan pasar.



Nah, salah satu yang tidak pernah lupa saya beli adalah singkong. Saya memang sangat suka dengan singkong. Mau direbus, digoreng, dikukus, dikolak enak. Mau diolah jadi kue kayak combro, misro, getuk, kroket, sampai masayu, juga tape, kripik, bisa. Dan saya suka semuanya. Istilahnya.. Aku Anak Singkong hahaha.

Singkong atau kalau di Makassar disebut ubi kayu ini, menurut saya merupakan sumber pangan serba bisa yang berasal dari hutan.  Dan seperti kita ketahui, Hutan Sumber Makanan bagi semua mahluk hidup. Makanya singkong ini termasuk salah satu bahan makanan pokok selain nasi. Makanya, orang mungkin berusaha mengolahnya jadi beragam makanan agar tidak bosan, ya.



Misalnya di Gombong Kebumen, Coto Gombong merupakan salah kuliner khas, itu mengunakan perkedel. Tapi uniknya, perkedelnya bukan dari kentang seperti pada umumnya, tapi dari singkong. Proses membuat perkedel singkong  itu pertama direbus sampai empuk. Setelah itu, dihaluskan bersama bumbu, dan telur sebagai pengikat. Jadilah perkedel singkong sebagai pelengkap coto Gombong.

Coto Gombong dengan Perkedel Singkong (Foto : Bambang Irwanto)


Begitu juga dengan camilan Lanting khas Kebumen. Jajanan khas Kebumen berbentuk angka 8, bulat, ada juga yang cincin ini, bahan dasarnya dari singkong juga. Jadi singkong direndam lalu dihaluskan. Kemudian dicampurkan dengan bumbu-bumbu. Lalu dibentuklah angka 8. Dijemur sampai kering, lalu digoreng. Untuk aneka rasa, menggunakan bubuk rasa.

Lanting Khas Kebumen (Foto : Bambang Irwanto)


Saat saya tinggal di Makassar, singkong juga banyak dijadikan makanan enak, tentunya selain digoreng lalu dicocol dengan sambal. Singkong goreng itu, dijadikan juga campuran pada Sop Ubi makassar. Lalu banyak yang membuat kroket singkong. Dan tidak ketinggalan, dibuat tape singkong atau poteng. Nanti disantap dengan serutan es dan sirop pisang ambon khas makassar. Ehm.. yummi pokoknya.

Sayur Daun Singkong campur Teri (Foto Bambang Irwanto)

Saat masih tinggal  di kota Makassar, bila ingin membeli Singkong, saya tinggal menunggu saja depan rumah. Itu para penjual Singkong naik sepeda atau sering disebuat pagandeng (penjual) akan lewat depan rumah saya. Mereka rata-rata tinggalnya jauh dari kota Makassar. Bisa di daerah Gowa, Galesong atau Takalar. Saya pun berpikir, ehm.. jauh juga mereka membawa singkong dari ke kota Makassar.

Nah begitu juga saat saya tinggal di Gombong Kebumen. Singkong yang dijual di pasar tadi, ternyata banyak yang didatang dari daerah-daerah lain di luar kecamatan Gombong. Katanya, singkong banyak ditanam di hutan. Mungkin karena tanahnya subur ya. Nah, untuk mendapatkan singkong bagus, saya harus ke pasar hehehe.

Singkong Goreng Temannya si sambal (Foto Bambang Irwanto)


Dan seiring waktu saya suka menjelajah wisata kebumen, saya sering menemukan singkong ditanam di pelosok juga. Misalnya saat saya menjelajah curug Silangit di daerah Sidoagung Karanggayam. Itu sepanjang jalan menuju curug, saya menemukan tanaman singkong yang ditanam warga setempat. Bahkan ada tanaman singkong di dekat curug. Pastinya tidak untuk dikonsumsi sendiri, tapi dijual. Selain daunnya juga bisa dijual. Ini membuktikan ya, sumber bahan pangan itu berasal dari hutan.

Termasuk juga soal kripik singkong kegemaran saya yang didatangkan dari Magelang. Pokoknya secara berkala, saya pasti ke pasar membeli kripik singkong juga satu bal. Dengan harga hanya 30 ribu, kripik singkong itu jadi camilan saya saat menulis. Jadi tambah semangat hehehe.

Kripik singkong pun jadi camilan favorit (Foto : Bambang Irwanto)


Tanaman singkong ini, termasuk mudah ditanam. Bahkan mungkin tidak perlu perawatan khusus. Soalnya kata Paklik saya yang terkadang memanam singkong di sela menunggu tanam sawahnya. Itu hanya ditancapkan saja batangnya. Dan memang, saat saya menjelajah wisata alam yang agak pelosok, warga desa banyaj yang menanam singkong di pinggir jalan.

Singkong Mudah Tumbuh di mana saja, termasuk halaman rumah (Dokpri)


Nah, kebetulan nih. Kemarin saya iseng minta batang singkong ke lilik saya. Coba ditanam di halaman. Eh.. ternyata tumbuh. Jadi tidak sabar menunggu singkong saya panen hehehe.



Singkong Si Tanaman Serba Bisa 


Singkong dan Keju Akhirnya Bisa Bersatu

Saya tidak ragu memberi label tanaman serba bisa pada singkong ini. Selain singkongnya sendiri.  daun singkong bisa dimanfaatkan sebagai sayuran. Beragam sayuran bisa dibuat. Dari sayur santan, daun singkong tumbuk, buntil, sampai bahan urap.

Bahkan, Bulik saya di Bekasi, pernah memasak sayur tumis dari kulit singkong. Rasnya krenyes-krenyes kayak rebung. Tapi sebelum diolah, harus diremas-remas dulu pakai air garam, agar getah pada kulit singkong keluar. Pastinya ya, singkong bisa diolah berbagai makanan juga, seperti yang saya sudah tuliskan di atas.

Kulit Singkong pun Bisa diolah Jadi Sayur (Foto : Bambang Irwanto)



Beragam Manfaat Singkong
Kenapa saya suka singkong? Jawabannya, selain enak diolah jadi makanan apa saja, singkong itu banyak sekali manfaatnya yang baik untuk tubuh. Apalagi bila diolah dengan baik dan benar.
Berikut beragam manfaat dari singkong :

Singkong si Roti Sumbu (Foto Bambang Irwanto)


  • Karbohidrat : Singkong ini sebagai penambah energi. Ini karena di setiap 100 gram singkong, terkandung 38 gram karbohidrat. Makanya singkong ini bisa sebagai pengganti nasi, ya. Saat menjalani aktivitas berat pun, singkong masih bisa mengkaver.
    Seperti yang kita tahu, bila aktivitas fisik itu, akan menguras glikogen yang merupakan bentuk glukosa yang disimpan di otot. Dengan makan singkong, karbohidrat akan diubah menjadi glukosa, yang kemudian  menjadi glikogen.
  • Serat : Singkong ini tidak hanya sumber karbohidrat, tapi juga mengandung serat pangat yang cukup tinggi. Makanya nih, bagi teman-teman yang sedang program menurunkan berat badan, boleh makan singkong. Sebabnya, singkon bisa membuat kenyang lebih lama.
    Serat yang terkandung dalam singkong ini ternyata manfaatnya sangat banyak. Selain bisa menurunkan tekanan darah, mengurangi kadar koleterol, menurunkan risiko obersitas, juga menurunkan risiko penyakit jantung.
    Nah, bagi teman-teman yang menderita diabetes, singkon dapat membantu menurunkan kadar gula darah. Soalnya serat singkong bisa memperlambat penyerapan gula ke dalam aliran darah.
  • Mineral : Untuk perkembangan, pertumbuhan, menjalankan fungsi jaringan tubuh, pastinya membutuhkan sumber mineral. Nah, dalam singkong banyak terdapat sumber mineral seperti kalisum untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi, forfor, mangan untuk pembentukan tulang , jaringan ikat, dan hormon seks, zat besi yang membanti pembetukan protein, dan kalium untuk sintesis protein dan membantu dalam pemecahan karbohidrat.
    Selain itu, singkong juga mengandung magnesium dan tembaga yang vukup tinggi yang dapat menurunkan tekanan darah, dan mengurangi resiko osteoporosis. Tembaga menjaga fungsi saraf tetap sehat.
  • Vitamin : Singkong mengandung vitamin c, E, dan folat yang berlimpah dan memberikan banyak manfaat. Melindungi kanker usus besar dan mengurnago komplikasi kehamilan. Vitamin C melindungi dari penyakit jantung koroner, dan beberapa jenis kanker.

Yang Harus Diperhatikan Sebelum Mengonsumsi Singkong
Selain mempunyai beragam manfaat, ternyata pada singkong juga ada hal-hal yang kurang baik bagi kesehatan tubuh. Makanya teman-teman harus memperhatikan hal-hal tersebut sebelum mengonsusmsi singkong.



Nah, singkong mengandung zat kimia yang disebut glikosida dan sianogen yang melepas sianida dalam tubuh. Makanya singkong harus diolah dengan benar sebelum dikonsumsi. Tujuannya jelasK untuk mencegah keracunan sianida.

Kemudian bagi Ibu di masa kehamilan atau menyusui, maka tidak aman mengonsumsi singkong terlalu banyak, karena diduga meningkatkan risiko bayi mengalami cacat bawaan lahir dan kelainan tiroid. Wah.. ini jelas harus dihindari, ya.

Terlalu banyak mengkonsumsi singkong, bisa juga berpotensi menyebabkan kekurangan yodium. Ini karena singkong itu dapat menurunkan jumlah yodium yang diserap tubuh. Padahal, yodium juga sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang pas.

Bagi teman-teman yang sedang menjalani terapi penggantian hormon tiroid, maka sebaiknya tidak mengkonsumsi singkong. Sebabnya, singkong dapat menurunkan kadar hormon tiroid dalam tubuh. Kalau nekat banyak makan singkong, maka hormon tiroid tidak terganti, ya.


Mengolah Singkong dengan Benar
Agar segala manfaat singkong bisa kita dapatkan, dan terbebas dari gangguan, maka wajib sekali mengelolah singkong dengan benar. Nah, dulu itu, saya agak salah mengolah singkong. Jadi, begitu singkong dikupas, langsung diolah.



Ternyata, setelah kulit singkong dikupas, maka singkong harus direndam dalam air bersih selama 48-60 jam. Ini untuk menhilangkan zat sianida yang berbahaya pada singkong. Teman-teman pasti tahu kan, betapa berbahayanya zat sianida itu.

Nah, setelah proses perendaman selesai, baru dilanjut dengan proses emmasak singkong hingga matang sempurna. Bisa digoreng, dikukus, atau direbus minimal 25 menit. Baru kemudian bisa diolah lagi menjadi aneka makanan. Seperti getuk, perkedel, dan lainnya.

Nah, itu cerita Singkong Si Tanaman Serba Bisa dan Sumber Pangan dari  Hutan . Makanya hutan itu harus dijaga ya. Soalnya bukan hanya singkong saja yang terdapat dari hutan. Banyak.. misalnya madu hutan, jagung, buah-buahan dan lainya.

Singkong yang mudah tumbuh di mana saja, termasuk di tepi waduk (Foto Bambang Irwanto)


Makanya WALHI atau Wahana Lingkungan Hidup Indonesia terus berusaha mengkampanyekan tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan. Soalnya bukan hanya buat kelangsungan sumber pangan, tapi juga banyak hal. Mulai dari kelangsungan hidup hewan hutan juga. Dan pastinya nih, menjaga kelestarian.

Yuk, kita sama-sama menjaga hutan, agar terus letari. Kelangsungan hidup bisa berjalan seimbang. Hutan hadir memberikan manfaat banyak bagi kita, jadi tinggal kita menjaga dan memanfaatkan dengan bijak. Agar hutan terus ada, dan dinikmati anak cucu kita.

Bambang Irwanto.





Begitu Banyak Cerita di Roemah Martha Tilaar Gombong Kebumen

$
0
0
Begiu Banyak Cerita di Roemah Martha Tilaar Gombong Kebumen - Ternyata banyak yang belum tahu, kalau di kecamatan Gombong Kebumen Jawa Tengah ini, terdapat rumah masa kecil Ibu Martha Tilaar, salah satu [akar kosmetik indonesia. Termasuk Mas Rizki atau biasa saya sapa Bang Doel. Dia terkejut, ketika saya akan mengajaknya ke sana. Bang Doel mengira, Ibu Martha Tilaar itu dari Solo.



Setelah dari Benteng Van Der Wijck, saya pun mengajak Bang Doel ke jalan Sempor Lama. Jarak dari Benteng ke Roemah Martha Tilaar sangat dekat. Mungkin hanya 10 menit. Waktu sudah menunjukkan pukul 13.30 wib, dan kami harus bergegas. Soalnya Bang Doel harus ke terminal Gombong sebelum pukul 16.00 wib untuk meneruskan kembali perjalanan ke Jakarta.

Dari luar, tampak halaman Roemah Martha Tilaar yang beralamat di jalan Sempor Lama No. 28 Gombong ini cukup ramai. Mungkin karena hari sabtu. Saya pun membelokkan motor menuju tempat parkiran. Ternyata, selain pengunjung, ada anak-anak sekolah yan sedang berlatih tari untuk sebuah pementasan.

Setelah parkir motor, saya dan Bang Doel menuju bangunan paling depan di sisi kiri. Nah, selain tempat ini untuk shop produk dari Sari Ayu Martha Tilaaar, juga di salah satu sudut dijual produk khas kebumen. Seperti produk anyaman pandan, sampai sate ambal dalam kemasan.




Kami pun membeli tiket seharga 15 ribu dan dapat kartu pos Roemah Martha Tilaar. Mbak Alona menawarkan apa mau dipandu? Eh, dengan pedenya saya bilang tidak usah, Mbak. Tapi Mbak Alona tetap mengingatkan, Siap, Kakak!



Saya dan Bang Doel pun mulai berjalan menyusuri Roemah Martha Tilaar yang dibangun tahun 1920 ini. Jadi rumah ini, adalah rumah kakek dari Ibu Martha Tilaar yaitu Liem Siauw Lam yang dulunya adalah pengusaha susu. Jadi zaman dulu, halaman depan itu adalah kandang sapi, lalu bagian belakang produk susu.

Kami pun mulai dari rumah induk di bagian depan dulu. Dari depan, tampak  beranda yang sangat menawan dengan keramik bernuansa cokelat.Ada tangga di tengah, lalu sisi kanan dan kiri. Di tengah ruangan ada meja kayu bulat dengan hiasan bunga berwarna merah, lalu di sisi kiri, ada seperangkat meja kursi. Pastinya nyaman sekali untuk bersantai. Tidak ketinggalan lampu gantungnya yang memikat.




Selanjutnya, saya dan Bang Doel memasuk ruang tamu. Nah, dari beranda depan, ada tiga pintu yang bentuknya sama. Sangat simetris. Tapi hanya pintu sisi kanan dan kiri yang terbuka, sedangkan pintu tengah tertutup.

Begitu masuk, kami langsung disuguhkan suasana ruang tamu yang nyaman. Saya suka sekali. Mungkin karena memang pada dasarnya, saya menyukai barang-barang tempo doloe.



Tampak lemari kayu dengan desain vintage. Tidak ketinggal satu set sofa yang nyaman berarna cokelat. Di dalam rumah, motif keramik berbeda dengan motif keramik di beranda depan tadi. Yang termasuk saya suka, lampu gantungnya. Eh, ada gramophone juga. Jadi penasaran ingin mendengarkan alunan musik dari alat musik itu.




Dari ruang tamu ternyata adalah ruang tidur. Di ruangan ini, ada 4 kamar yang terdiri dari  ruang tidur, dan satu ruang kerja. Lagi-lagi saya disuguhkan konsep yang simetris. Mungkin ini termasuk filosofi ya, yaitu kesimbangan dalam berbagai hal, termasuk keseimbangan hidup.



Saya dan Bang Doel muai menyusuri kamar di sisi kanan dulu. Kamar pertama paling depan adalah Paman dari Ibu Martha Tilaar, Jadi Kakek Ibu Martha Tilaar mempunya  3 anak yaitu Liem Tiong  Ing, Liem Bok Lan atau Liem Herna, dan Liem Trina Nio.









Lanjut ke kamar berikutnya yang merupakan ruang kerja atau mungkin kantor ya. dari luar saja, sofa santainya yang berwarna merah dan bermotif tinghoa sangat memikat. Lalu ada dua kursi plus mejanya yang di atasnya ada mesin tik.












Saatnya kami beralih ke kamar di sisi kiri. Kamar paling depan ini adalah kamar tidur semasa kecil  Liem Pwee Kiet dan Liem Pwee Lan.. Tampak dari luar, sebuah lemari besar memanjang dengan 3 cermin. Sebuah tempat tidur dengan meja rias juga ada. Sangat terkesan sebagai kamar anak perempuan memang.







Lanjut ke kamar lain, ternyata ini kamar semasa kecil Liem Han Liang dan Liem Han Gwan. Lalu kemudian ditempati oleh Liem Kang Haij dan Oeij In Nio. Yang menarik adalah, di sini ada closet duduk tempo doeloe yang terbuat dari kayu. Jadi untuk bilasnya, airnya itu dari botol-botol berisi air yang berada di sisi kanan closet-nya.







Nah, di dinding dua kamar sebelah sisi kiri ini, ada silsilah keluarga Bu Matha Tilaar. Apalagi dilengkapi dengan foto-foto juga. Jadi mengunjung bisa mengetahui keluarga besar dari Ibu Martha Tilaar.


Selesai menjelajah 4 kamar utama di rumah induk, saya dan Bang Doel keluar lewat satu pintu. Taraaa... kami sampai di beranda yang sepertinya sama seperti beranda depan. Ehm, lagi-lagi simetris ya. jadi bukan hanya kanan dan kiri yang simetris, tapi depan belakang pun simetris.

Beranda belakang ini sangat nyaman, karena menhadap langsung ke taman. Dua set meja kursi terdapat di sisi kanan dan kiri. Pastinya sangat nyaman berkumpul seluruh anggota keluarga sambil minum teh ya.




Selesai menjelajah 4 kamar utama di rumah induk, saya dan Bang Doel keluar lewat satu pintu. Taraaa... kami sampai di beranda yang sepertinya sama seperti beranda depan. Ehm, lagi-lagi simetris ya. jadi bukan hanya kanan dan kiri yang simetris, tapi depan belakang pun simetris.

Beranda belakang ini sangat nyaman, karena menhadap langsung ke taman. Dua set meja kursi terdapat di sisi kanan dan kiri. Pastinya sangat nyaman berkumpul seluruh anggota keluarga sambil minum teh ya.

Di sisi kiri rumah induk ini, terdapat  bangunan juga, berupa ruang serba guna. Biasanya digunakan untuk workshop atau ruang pamer saat ada acara di Roemah Martha Tilaar. Lalu belakangnya itu toilet. Hanya ini merupakan bangungan tambahan dan menyusul dibangun. Jadi aman dulu belum ada.







Seperti yang saya tuliskan sebelumnya, konsep di rumah Martha Tilaar ini benar-benar simtris. Bahkan sampai soal penempatan hiasan dinding. Makanya, pas acara pesta dolanan anak 2019, saya pun tertarik berfoto di antara hiasan di dinding di banguna  sisi kiri ini hehehe.



Saya pun mengajak Bang Doel bersantai dulu di taman belakang. Nyaman sekali. Apalagi udara lagi panas. Jadi semilir angin nyan menerpa wajah, membuat saya jadi pengin tidur hahaha.



Lanjut lagi ke bangunan di sisi kanan rumah induk. Di sini ada toilet khusus untuk keluarga. Lalu seiring kebutuhan pengunjung Roemah Martha Tilaar, disediakan juga ruang  musala. Yang menarik adalah, sebuah cermin antik.



Bangunan luar ini tidak menggunakan keramik bermotif seperti rumah induk atau keramik putih seperti banguan di sisi kiri. bangunan di sisi kanan ini menggunakan tegel biasa komninasi hitam dan merah. Tapi itu bisa langsung teralihkan dengan struktur bangunannya, juga perabotannya yang antik memikat.



Nah, kamar tidur pertama yang tampak dari halaman belakang ini adalah kamar kakek dan nenek Ibu Martha Tilaar, yaitu Liem Siauw Lan dan Bhe Siang Nio atau Pranoto Liem. Tampak dari depan, ada pintu bolak-balik. Jadi walau pintu utama dibuka lebar, tidak akan terlihat langsung keadaan kamar dari luar.




Ternyata tempat tidurnya serupa dengan ranjang di kamar Liem Tiang Ing. Sama-sama bernuansa putih, Kemudian di samping tempat tidur ada lemari kayu plus meja riasnya. Lalu ada juga mesin jahit. Aah.. mesin jahitnya mereknya dan bentuknya hampir sama dengan mesin jahit Ibu saya hahaha.





O, iya dinding terdapat foto yang memajang pigura tentang Pranoto Liem yang merupakan nenek sambung dari Ibu Martha. Jadi Kakek Ibu Martha Tilaar,  sudah bercerai saat ketiga anaknya masih balita. Anak sulung dan kedua (Ibunya Ibu Martha Tilaar) ikut ayahnya, sedangkan anak bungsu ikut ibunya tinggal di Magelang.


Walau hanya nenek sambung, tapi Pranoto Liem sangat dekat dengan Ibu Martha Tilaar. Nah, dari Mak Ojo inilah, Ibu Martha Tilaar mulai belajar meramu jamu. Karena Mak Oco ini jago dalam meracik obat. Makanya di depan kamar itu masih tampak peralatan untuk membuat jamu. Selain  itu, Ibu Martha Tilaar juga diajarkan berdagang dengan berjualan mangga di depan rumah, juga membuat aksesoris untuk dijual.



O, iya, awalnya panggilan Mak Oco itu, Ibu Martha peruntukkan untuk membahasakan kepada putrinya, Wulan. Tapi akhirnya menjadi panggilan sayang bagi semua keluarga. Saya memperkirakan dulunya itu penyebutannya Mak Oto. Mungkin Mbak Wulan menyebutnya Mak Oco hehehe.

Nah, setelah kamar Kakek dan Nenek Ibu Martha, ada satu ruang terbuka. di sini seperti ruang keluarga untuk berkumpul juga. Bisa juga ruang belajar, ya. Dan sangat nyaman, karena sekarang dijadikan ruang perpustakaan. Jadi bila pengunjung ingin istirahat  sambil membaca juga bisa.



Setelah itu, ada kamar orang tua Ibu Martha Tilaar, yaitu Tjhie King Han (Yakob Handana) dan Liem Bok Lan (Herna Lien). Dari pernikahan ini, lahirnya tiga anak, yaitu Tjhie Pwee Giok (Martha Handana), Tjhie Pwee Tjoen (Ratna Handana), dan Tjhie Djun Sing (Bambang Handana. Jadi Bu Martha Tilaar itu putri sulung. Pantas ya, jiwa kepemimpinan dan mandirinya sudah terasa sejak kecil.

Begitu masuk kamar ini, yang paling menonjol adalah ranjang besinya. Dan kalau diperhatikan, hampir sama dengan ranjang yang ada di kamar Kakek dan Nenek Ibu Martha Tilaar tadi. Terus ada meja kecil di samping tempat tidur. Wastafel dengan cermin berbingkai kayu. Lalu di depan tempat tidur ada lemari kayu.


Di samping tempat tidur, ada kursi antik yang terbuat dari kayu juga. Ada tiga foto hitam putih Ibunda Ibu Martha saat masih muda. Ternyata baru bordir dan berenda, sangat hits zaman dulu ya hehehe.



Nah, yang menarik juga di kamar ini, ada baju pengantin dari Ibunda Ibu Martha Tilaar. Gaun penganti bernuansa putih ini masih tampak anggun dalam bingkai, walau usianyya sudah puluhan tahun. Saya jadi teringat gaun-gaun yang dikenakan para waniita di film bersetting tempo doloe.


Kemudian ruang tidur masa kecil Ibu Martha Tilaar dan dua saudaranya. Jadi mereka tidurnya bersama. Berbeda dari dua kamar sebelumnya yang menggunaka ranjang besi, di kamar ini tempat tidurnya dari kayu. tetap dengan kelambu dan seprai bernuansa putih.



Tampak di samping tempat tidur, ada meja dan kursi kayu. Di dinding, tampak pigura bergambar Ibu Martha Tilaar. Nah, di sisi lain, ada foto-foto keluarga Yakop Handana. Pose foto Ibu Martha alal-ala pose siap grak ya hehehe.



Setekah kamar- kamar tidur, saya dan Bang Doel melewati sebuah pintu. Nah, pintu ni termasuk koridor panjang dari kamar Ibu Martha bersama dua saudaranya, sampai terus ke musala. Dan di koridor ini, menurut saya jadi salah satu spot foto yang menarik. Makanya saya pun tidak melewatkan foto di sini.





ada ruang kerja Ayah dari Bu Martha Tilaar. Hanya saya kok kelewatan masuk ya hahaha. Jadi penasaran bentuknya seperti apa. Mungkin waktu saya melewati depan kamar kerja ini, ada dua Mbak-Mbak yang sedang emngovrol di depan pintunya. Jadi kami kelewat hehehe.



Selanjutnya di depannya ada beranda depan yang nyaman. ada seperangkat meja kursi. Pasti seru ya, untuk duduk-duduk di beranda itu.

Sisi menarik juga ada pada sepeda onthel, lalu di dindingnya dipajang doto-foto keluarga. Lalu bergeser sedikit, ada foto-foto Bu Martha Tilaar bersama Suami. jadi nama Tilaar itu didapat Bu Martha dari sang suami yang berasal dari Manado Sulawesi utara.




Akhirnya, selesai sudah saya dan Bang Doel menyusuri cerita Roemah Martha Tilaar. Eh, tapi di depan Paviliun ada spot menarik tuh. Jadi saya pun tak mau melewatkan foto di sana hehehe.



Nah, saya dan Bang Doel sempat bertanya-tanya, kenapa kamar tidur orang tua, dan Bu Martha bersaudara di luar rumah induk, ya? Padahal kan, Bu Martha juga termasuk cucu dari Liem Siauw, kan?

Makanya untuk menjawab rasa penasaran, kami kembali menemui Mbak Alona di shop Martha Tilaar. Sambil duduk santai sambil minum teh botol, Mbak Alona menjelaskan. Jadi kamar tidur di dalam itu, khusus untuk garis keturunan langsung dari Liem Siauw. Jadi karena Paman Bu Martha Tilaar yaitu Liem Tiong Ing merupakan anak laki-laki, maka nama Liem tetap memlekat pada anak-anaknya.

Sedang Ibunya Bu Martha yaitu Liem Bok Lan atau Liem Herna setelah menikah dan mempunyai anak, otomatis anaknya akan mengikuti nama ayahnya, yaitu Tjhie Makanya nama Bu Martha adalah Tjhie Pwee Giok.




Seru sekali, menyusuri Roemah Martha Tilaar yang penuh cerita ini. Saya pun banyak belajar tentang banyak hal.Misalnya masa kecil Inu Martha Tilaar, soal simetris pada rumah ini, soal garis keturunan, sampai soal tempat tidur. Jadi kalau sudah suami istri, ranjangnya dari besi. Sedangkan kalau masih anak-anak atau belum menikah, tempat tidurnya dari kayu hehehe.

Makanya, saya mengajak Bang Doel, untuk menysuri kembali dari awal, dari rumah induk, sampai paviliun sebelah kanan rumah, Biar kembali saya sinambungkan antara cerita Mbak Alona dengan apa yang saya lihat.

Dan info dari Mbak Alona, bulan Desember tahun ini, Roemah Martha Tilaar akan berusia 100 tahu. Wow.. pastinya nanti akan ada keseruan di sini. Jadi jangan lupa mampir ya, kalau pas main ke Gombong, atau melewati Gombong. Soalnya Roemah Martha Tilaar sangat dekat dari jalan lintas propinsi Yos Sudarso.

Selamat jalan-jalan, teman-teman. Yuk, dolan nang ke kebumen. Nikmati beragam wisata memikat yang sesuai hati dan kantong hehehe.

Bambang Irwanto


Serunya Dua Hari menyusuri 6 Wisata Kebumen (Bagian 1)

$
0
0
Serunya Dua Hari menyusuri 6 Wisata Kebumen - Hari kamis, 6 Februari 2020, saya kedatangan teman blogger dari Jakarta. Sebut saja namanya Rizki Rakhmat Abdullah alias Bang Doel. Kebetulan Bang Doel ini ada acara di Semarang. Jadi pulang ke Jakarta sekalian lewat Gombong Kebumen.



Kamis Sore, sekitar pukul 4, saya sudah siap menunggu Bang Doel. Pas saya WA, katanya mobil yang ditumpangi Bang Doel, sudah masuk daerah Purworejo. Jadi pas nih, nunggu sebentar sudah sampai.

Ternyata.. ada sedikit kemacetan. Bang Doel baru nyampe di tempat janjian kami setengah 6 sore. Dalam hati saya, pasti Bang Doel tadi tidak mandi ini, makanya kena macet hahaha. Saya pun masih sempat pose-pose sendiri hahaha.



Saya pun langsung menghampiri Bang Doel. Setelah say hello sebentar, saya pun langsung menyuruh Bang Doel naik ke boncengan belakang motor saya. Mendung yang sejak tadi menggantung, akhirnya berganti jadi gerimis.

Tenpat pertama yang kami singgahi adalah sate ambal langganan saya yang ada di Gombong. Jadi ini memang cabang sate ambal Pak Tikno yang ada di depan Rita Pasaraya Kebumen. Karena sebelumnya saya sudah pesan, maka dua porsi sate ambal pun capet tersedia plus ketupatnya hehehe.



Sambil menikmati sate ambal dengan bumbu khas dari tempe itu, saya dan Bang Doel bertukar cerita. Saya senang, karena akhirnya bisa bertemu salah satu teman blogger. Dan kebetulan Bang Doel adalah teman blogger pertama yang mengunjungi saya.

Kami pun langsung merencanakan agenda wisata selama Bang Doel di sini. Kata Bang Doel, dia maunya sehari 5 tempat wisata yang dikunjungi. Saya jawab, tidak bisa. Karena sehari ini maksimal bisanya 3 tempat wisata saja. Jadi selama 2 hari, totalnya 6 tempat wisata.



Akhirnya setelah berembuk, kami pun memutuskan sehari mengunjungi 3 wisata. Hari pertama, ke arah pantai selatan dulu, yaitu Bukit Jerit, Pantai Surumanis, dan Pantai Menganti. Ini atas pertimbangan, kalau kami kemalaman pulang tidak masalah. Soalnya Bang Doel rencananya pulang ke Jakarta sabtu sore.

Sedangkan hari kedua, saya dan Bang Doel akan menyusuri wisata yang dekat kota Gombong. Seperti Benteng Van Der Wijck, Waduk Sempor, dan Roemah Martha Tilaar  Jadi tidak akan kesorean dan tidak telat ke terminal bus.



Gerimis masih mengguyur Gombong saat kami meninggalkan warung sate ambal Pak Tikno Gombong. Tujuan kami selanjutnya adalah mencari penginapan buat Bang Doel. Saya terpaksa tidak mengajak Bang Doel mampir dan menginap di rumah saya, karena kakak saya lagi sakit dan keluarga saya sedang ngumpul. Jadi demi kenyamanan Bang Doel, saya mencarikan penginapan. Semoga lain waktu saya ada rezeki, bisa bangun homestay bagi teman-teman, ya. Aamin.

Masih bercumbu dengan gerimis, kami mendatangi beberapa hotel dan penginapan di sekitar kota Gombong. Akhirnya, Bang Doel memutuskan memilih hotel Gombong Baru di jalan Stasiun. Harganya 85 ribu, tapi muat 3-4 orang. Ada televisi dan kipas angin. Kamar mandi juga di dalam. Di sini ada kamar 125 ribu dan 75 ribu juga.



Begitu masuk kamar dan berbincang sejenak, sekitar pukul setengah 8 malam, saya pamit pulang. Besok, kami akan janjian bertemu. Harus istirahat yang cukup, agar besok semangat menjelajah wilayah pantai.

Hari Pertama Menyusuri Wilayah Pantai
Sekitar pukul setengah 7 pagi, saya sudah tiba di depan kamar Bang Doel. Eh.. ternyata doi belum mandi. Katanya semalam tidurnya agak terganggu, kerena semalam pukul 2 dini hari mati lampu hahaha. Tapi memang, di rumah saya juga mati lampu.

Setelah Bang Doel mandi, kami pun bergegas berangkat. Tapi sebelumnya, saya dan Bang Doel minum teh dan maka arem-arem dulu yang disediakan pihak penginapan. Lumayan buat mengganjal perut hehehe.



Saya pun mengarahkan motor saya menuju belakang pasar Wonokriyo Gombong. Saya ingin mengajak Bang Doel sarapan nasi Penggel, nasi khas  Kebumen. Kebetulan ini langganan saya juga hehehe.

Kami beruntung, karena nasinya tinggal 3 porsi hahaha. Saya pun langsung memesan dengan sayur gori, kuah kari, tempe mendoan, dan telur. Sementara Bang Doel sayur gori, kuah kari, kikil, dan tempe mendoan. Murah.. seporsi hanya 8 ribu. Sesuai hati dan kantong hehehe.



Selesai sarapan, perjalanan menuju wisata pun dimulai. Matahari bersinar hangat, dan ini sangat saya syukuri. Saya melajukan motor  saya menuju Bukit Jerit yang jaraknya 20 km.

Sekitar pukul 9, saya dan Bang Doel sudah sampai di Bukit Jerit. Ternyata sepi sekali. Hanya ada warga yang sedang mengarit rumput gajah yang memang ditanam di sana. Makanya kami masuk tanpa membeli tiket. Tapi saya memperkirakan, harga tiketnya antara 5 ribu sampai 10 ribu.



Tapi salut juga dengan semangat Bang Doel. Dia mengajak saya turun ke bawah, untuk melihat lebih jelas lokasi wisatanya. Dan akhirnya, kami tiba di tujuan dan pose-pose hehehe.



Kata Bang Doel, karakter Bukit Jerit ini mirip Pantai Kelingking di Bali. Hanya Bukit Jerit belum tertata rapi. Padahal potensinya bagus. Semoga ke depannya lebih bagus lagi. Aamin.



Dari Bukit Jerit, saya mengajal Bang Doel ke Pantai Surumanis. Dalam waktu setengah jam, kami sudah sampai di sana. Memang jaraknya tidak jauh. Dan di sepanjang jalur selatan ini, sangat banyak wisata kebumen yang saling berdekatan. Seperi Watu Pawon Patemon, Pantai Watu Bale, Pantai Pedalen, Pantai Pecaron, pantai Menganti, terus sampai Pantai Logending.

Dan lagi-lagi kami adalah pengunjung pertama di Pantai Surumanis. Mungkin karena hari biasa. Kata Mbak tiket, mungkin nanti sore baru banyak, karena sudah menjelang masuk weekend. Banyak yang kemping.

Saya dan Bang Doel pun mulai menyusuri pantai Surumanis. Bang Doel mengajak saya untuk turun ke bawah ke pantainya. Saya sih, oke-oke saja hehehe.

Walau agak jauh, akses jalan menuju Pantai Surumanis lancar jaya. Ini karena jalannya sudah dibeton. Lalu sepanjang jalan, bisa pose-pose juga di spot-spot seru. Dan kayaknga, malah saya yang banyakan pose-pose. Saya keasyikan ada yang fotoin hahaha. Sstt.. padahal saya bawa tripod, dan itu tidak digunakan hahaha.




Cuaca cerah namun panas menyambut kami saat di pantai. Tapi happy sih. Tampak ada orang juga sudah memancing di tepi pantai. Saya dan Bang Doel menyusuri pantai sambil sesekali pose-pose tampan rupawan manjaaaaah... wkwkkw.





Setelah puas di pantai, kami pun memutuskan naik ke atas. Tujuan kami selanjutnya mau ke Pantai Menganti. Sebenarnya, ada pantai Lampon yang sangat dekat dari pantai Surumanis ini. Tapi pertimbangan waktu, Bang Doel memutuskan lewat dulu. Soalnya kalau masih ada waktu, bisa dikejar ke Goa Jatijajar.



Dengan napas agak ngos-ngosan dan sempat beberapa kali mampir untuk atur napas, akhirnya saya dan Bang Doel sampai ke atas. Tapi sebelum pulang, saya mengajak Bang Doel pose-pose di spot foto atas. Dan taraaaaa.... foto-fotonya lumayan memikat. Apalagi saya difotoin oleh Bang Doel, maka pose saya bisa maksimal hahaha




Kelar pose-pose tampan rupawan manjah, saya pun kembali melajukan motor saya menuju Pantai Menganti. Kali ini lumayan jalanan agak nanjak. Namun dengan bantuan penuh kekuatan 10 tenaga harimau, akhirnya tengah hari, kami sampai di Pantai Menganti hahaha.

O, iya tiket Pantai Menganti 12.500 rupiah dan sudah termasuk parkir motor. Khusus motor, bisa parkir sampai di atas. Sedangkan mobil parkir di bawah dekat Tempat Pelelangan Ikan, nanti ada mobil khusus yang mengantar ke atas. Soalnya, parkiran di atas tidak terlalu luas untuk mobil.

Sebelum menjelajah Pantai Menganti, saya mengajak Bang Doel mengisi perut dulu. Bang Doel memilih makan lotek dengan lontong, sedangkan saya memilih makan nasi dengan lauk cumi. Minumnya kompak dong, es teh manis, kayak kita yang dong, yang tampamgnya manis-manis wkwkwkw.



Kelar makan, Bang Doel izin rebahan dulu. Its oke.. monggo lah. Tapi Bang Doel malah kebablasan tidur wkwkwk. Tidak masalah lah, menunggu sebentar. Saya pun membiarkan Bang Doel tertidur dan mungkin bermimpi berkenalan dengan salah satu cewek cantik jelita manis ayu rupawan kebumen wkwkkwk.

Setelah Bang Doel bangun, saya pun mengajak menjelajah Pantai Menganti. Tampak mengunjung mulai berdatangan. Ini mungkin karena besok sabtu sudah masuk weekend. Jadi mau kemping juga bisa.

Bagi teman-teman yang mau menginap juga bisa. Jadi ada villa-villa di sini yang disewakan. Saat saya tanya harganya pada Ibu warung makan tadi, semalam sekitar 300. Tapi kan bisa sekeluarga atau rame-rame hehehe.



Tampaknya Bang Doel paling senang ke Pantai Menganti ini. Saat saya tanya berapa poinnya dari 5-10, Bang Doel menjawab 8. Katanya mirip pantai di Bali.

Memang Pantai Menganti ini pantai paling hits saat ini. Itu karena dikelolah dengan baik. Jadi sumber dananha berasal dari desa. Ada dana, dibangun sedikit. Ada dana, apalagi dibenahi. Ini cerita dari Bu Warung tadi.

Dan saat saya dan Bang Doel datang, tampak pekerja sedang membuat taman dan bangku duduk. Pastinya akan membuat pengunjung semakin betah ke sini. Saya saja, dalam rentang waktu 7 bulan, sudah 3 kali ke pantai Menganti ini.

Pertama, kami pose-pose dulu di Lembah Mengoneng. Di sini view menghadap ke laut sangat keren. Apalagi dipadu langit biru dan awan putih.





Setelah itu, saya dan Bang Doel menyusuri jalan yang sudah dipaving rapi. Kami sempat pose-pose di batu karang juga. Bentuk karang yang eksotis, laut, awan langit, ditambah modelnya yang keren (halah.. hahaha), masuk semua dalam satu bingkai foto.





Spot lain yang tidak boleh dilupakan saat berkunjung ke Pantai Menganti adalah Jembatan Merah. Di sini viewnya juga sangat memikat. Selain di atas jembatannya, view di bawah jembatan juga sangat memikat. Makanya wajib foto di sini sambil nyanyi.. jembatan meraaaaah.... hahaha.





Akhirnya tidak terasa hari sudah sore. Langit  yang tadinya cerah, mulai kelabu dengan awan-awan hitam yang menggantung manjah. Saya dan Bang Doel sepakat mengakhiri jelajah wisata Kebumen hari ini, dan bergegas pulang.

Tapi biar seru, pulangnya saya akan lewat jalur lain. Walau sedikit jauh, tapi jalanan hanya sedikit menanjak, selebihnya rata. Sekalian memperlihatkan Bang Doel wisata yang lainnya.

Tapi apa yang terjadi saudara-saudara, pas di pasar Demangsari, itu hujan tiba-tiba turun. Saya pun meminggirkan motor saya. Tidak apalah berteduh sejenak melepas lelah, dan mendinginkan bokong yang panas hahaha.

Ternyata.. hujannya awet. Dari pukul 4 sore lewat, sampai pukul 6 sore belum juga berhenti. Perut mulai bernyanyi nih. Akhirnya saya mengajak Bang Doel makan mie ayam saja yang kebetulan mangkal di dekat situ. Kenapa mie ayam?

Soalnya Bang Doel komen di sebuah grup begini : Ga ajak aku makan mie ayamnya meh? Ujan-ujan gini  loh Mas Bams hahaha.
Kebetulan, saya sebelumnya membahas soal mie ayam di kebumen dengan Mbak Rien.



Kelar makan mie ayam, hujan masih saja belum berhenti. Saya pun memutuskan, kalau sampai jam belum berhenti, lanjut jalan saja. Soalnya perjalanan masih jauh. Takut kemalaman. Apalagi besok masih mau jalan. Jadi harus chas tenaga.

Sambil nunggu hujan reda, saya berbincang dengan Bapak Penjuak Mie ayam. Ternyata Bapak itu pernah juga merantau lama di Jakarta. Dari pukul 4 sore sampai hampir isya, baru 3 pembeli mie ayam. "Sepi, Pak kalau hujan. Sekarang cari uang susah."



Makanya saya itu suka jalan-jalan. Bukan hanya refreshing, tapi banyak inspirasi. Setidaknya saya harus bersyukur juga. Misalnya saya bisa bekerja di rumah dan kapan saja dengan penghasilan Alhamdulliah.

Ternyata pukul 7 lewat hujan masih saja awet. Akhirnya saya dan Bang Doel memutuskan lanjut saja. Jalanan gelap dan hujan, makanya saya tidak terlalu memacu motor.

Akhirnya sampai juga di kota Gombong. Saya pun mengantar Bang Doel ke penginapan dan langsung pamit pulang. Kami pun janjian untuk bertemu lagi esok hari. (Bersambung...)

Bambang Irwanto

Serunya Dua Hari menyusuri 6 Wisata Kebumen (Bagian 2)

$
0
0
Serunya Dua Hari menyusuri 6 Wisata Kebumen - Setelah kemarin menjelajah 3 wisata kebumen, yaitu Bukit Jerit, Pantai Surumanis, dan Pantai Menganti, maka rencananya hari ini saya akan mengajak Bang Doel menjelajah 3 wisata kota yang termasuk dekat dari kota Gombong, yaitu Waduk Sempor, Benteng Van Der Wijck dan Roemah Martha Tilaar.



Makanya biar teman-teman bisa menikmati cerita kemarin, dan merasakan Serunya Dua Hari Ini Menyusurui 6 Wisata Kebumen, wajin membaca bagian 1 dulu, ya. Baru mampir ke sini hehehe. Jadi biasa tahu keseruan di Bukit Jerit, Pantai Surumanis, dan Pantai Menganti.



Pukul 7 pagi, saya sudah meluncur ke hotel Bang Doel menginap. Saya happy karena cuaca cerah. Prediksi saya sih, tidak akan hujan, karena sejak sore kemarin sampai malam kan sudah hujan. Sok tahu banget saya ya hahaha.

Sampai di Hotel Gombong Baru, ternyata Bang Doel lagi-lagi belum mandi. Makanya saya becandain agar bergegas mandi, biar tidak kehujanan lagi hahaha.

Sambil menunggu Bang Doel, saya sempatkan selesaikan BW list dulu. Lumayan kan kalau dapat 2-3 link blog. Selain itu disambil minum teh dan makan roti isi yang disediakan hotel. Jadi mungkin pas cek in kan, kelihatan kami berdua. Jadi porsi teh dan kuenya juga dua hahaha. Lumayan, buat ganjel perut.

Setelah Bang Doel siap, saatnya berangkat. Karena Bang Doel dari wisata langsung ke terminal, maka sekalian cek out dan bawa ranselnya.

Selesai cek out, saya menawari Bang Doel mau sarapan apa. Soalnya sarapan khas sini saya tahunua cuma Nasi Penggel. Ada sih, nasi kuning, nasi uduk, sampai bubur ayam. Tapi itu sudah umum.

Akhirnya setelah berpikir walau tak sampai 7 hari 7 malam, saya memutuskan mengajak Bang Doel makan gudeg saja. Hanya kami kurang cepat. Ayamnya sudah habis hehehe.



Selesai sarapan, sata mengusulkan agar ke terminal dulu mencari tiket bus. Soalnya di sini memang kalah berangkat sore, maka harus pesannya pagi. Tapi ini berlaku hari biasa ya. Kalau musim liburan atau hari raya, pesannya jauh-jauh hari.

Sebelum pukul 8 pagi, kami sudah sampai di terminal.Gombong. ternyata loketnya belum buka. Pas saya tanya, katanya buka pukul 8. Ya nunggu sebentar tidak apa-apa. Kalau sudah ada tiket bus di tangan, kan sudah tenang.

Ternyata, loket baru buka pukul setengah 9. Bang Doel segera mengantre. Hanya... yang mau berangkat pagi uang dilayani duluan. Tidak apa mengantre sebentar ya, Bang Doel. Anak sabar disayang Tuhan hahaha.

setelah tiket bus dikantong, saatnya menjelajah wisata Kebumen. Sesuai rencana, saya melajukan motor ke arah Waduk Sempor. Hanya sekitar 15 menit, kami sudah sampai di sana. Tiket masuknya 5 ribu.

Suasana cukup ramai, karena hari sabtu, dan sudah masuk weekend. tampak mobil-mobil dari luar Kebumen terparkir. Dan kalau pas kalau hari minggu pagi, maka semakin ramai, karena banyak yang berolahraga.

Saya pun memarkir motor saya. Bang Doel tampak antusias, karena dengan semangatnya dia mengajak saya turun ke wajah. "Wah,, awannya keren!" pekik Bang Doel. Pastinya kami tdak mau melewatkan pose-pose tampan rupawan manjah di sini hahaha.




Puas mengekplors sisi kanan Waduk Sempor, saya memgajak Bang Doel untuk kembali nai ke atas, lalu berjalan sedikit ke barat. Di sana spot bagus juga menurut saya. Tapi ternyata agak ramai, dan Bang Doel agak segan ke sana. Akhirnya, kami pose-pose saja di sekitarnya.




Selesai mengeksplor sisi kanan, saya mengajak Bang Doel ke sisi kiri waduk Sempor. Kebetulan di sana ada tulisan SEMPOR. Jadi wajib foto di sana. Apalagi di sana juga, ada warung tempe mendoan langganan saya hehehe.

Saat melewati sisi depan waduk,  saya berhenti. Kelihatannya wajib juga foto dari sisi depan. Bang Doel pun setuju. Kami pun kembali mengeluarkan pose-pose andalan kami. Dan Voilaa... hasil fotonya keren sekali kan.. hehehe.



Saya pun kembali melajukan motor saya menuju sisi kiri Waduk Sempor. Di sini belum terlalu banyak pengunjung. Kami pun segera berfoto di tulisan SEMPOR yang sengaja dibuat. Dari sini juga bisa naik perahu menyusuri waduk. Hanya Bang Dole tidak mau, saat saya tawarin naik perahu hehehe.



Akhirnya saya memutuskan mengajak Bang Doel duduk santai sambil menikmati tempe mendoan. Saya memesan 4 tempe mendoan. Dan ternyata... itu tempenya besar dan lebar hahaha. Makan satu saja kenyang. Makanya 2 tempe mendoan lagi, bungkus buat Bang Doel hahaha.



Setelah kenyang makan tempe mendoan, saya mengajak Bang Doel ke sisi lain waduk Sempor. Kali ini tempatnya agak di atas. Dari sana, bisa melihat pemandangan dari atas ke bawah. Di sana juga ada tugu yang dibangun untuk mengenang korban yang meninggal saat pembangunan waduk Sempor ini.



Di sini cukup ramai juga. Apalagi ada tembok rendah yang asyik untuk duduk-duduk sambil menikmati pemandangan waduk. Kami pun pose-pose di sini. Kami pun sempat berjalan-jalan menyusuri jembatan waduk. Hanya karena lumayan panas, baru setengah jalan, kami memutuskan balik saja hehehe.

Setelah dirasa cukup, saya pun mengajak Bang Doel untuk ke Benteng Van Der Wijck. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang. Jadi saya dan Bang Doel harus bergegas, karena masih ada dua tempat yang harus didatangi.

Saat menuju Benteng Van Der Wijck, saya sengaja melewati jalan yang ada Kerkof atau Makam Belanda. Maksud saya hanya ingin menunjukkan saja pada Bang Doel. Tapi pas saya tawari Bang Doel apa mau mampir? Eh, Bang Doel mau. Kalau malam berani tidak? Hahaha.

Kami pun sejenak menyusuri makam Belanda itu. Kebanyakan makam-makam orang Belanda sudah banyak yang rusak dimakan usia. Hanya sebagian saja yang masih jelas tulisannya. Bahkan ada makam yang dekat pinggir kali amblas. Tapi saya sudah posting di blog ini, tentang Mencari Cerita Orang-Orang Belanda yang Telah Bersemanyam di Kerkof Gombong



Tidak lama kami berada di kerkof Belanda itu. Saya pun kembali melajukan motor menuju Benteng Van Der Wijck. Mungkin hanya 5 menit sudah sampai tujuan. Soalnya jarak Kerkof dan benteng memang sangat dekat.

Setelah parkir motor dan membayar 3 ribu, kami mengajak menuju loket. Tiketnya 25 ribu rupiah, tapi sudah termasuk naik kereta dan water park. Jadi sangat murah bila sekalian ingin berenang bersama anak-anak.

Saya dan Bang Doel mulai memasuki halaman Benteng Van Der Wijck. Ini kesekian kalinya saya ke Benteng Kolonial Belanda berbentuk segi delapan ini. Sebelum sampai ke bentengnya, kami melewati hotel wisata yang ada di kawasan benteng.



Setelah berjalan kaki, sampai juga kami di depan benteng Van Der Wijck. Pastinya, kami tidak ingin melewatkankesempatan pose-pose di sini. Benteng merah dengan paduan langit biru dan awan putih, itu keren sekali. Apalagi dipermanis dengan mantan model remajanya wkwkwkw.




Kami pun menyusuri seluk Benteng Van Der Wijck. Dari bagian tengah benteng, juga dalam benteng. Jadi karena bentuknya segi delapan, maka saat mulai titik jelajah, maka nanti akan sampainya dan berakhir di titik itu juga hehehe.



Dan seru sih menyusuri Benteng Van Der Wijck. Selain melihat langsung keadaan di dalamnya, dan dipakai apa saja zaman dulu, teman-teman juga dapat foto-foto bagus dengan angle menarik. Termasuk dari bingkai-bingkai jendela dengan latar Benteng Van Der Wijck.



Endingnya, Bang Doel mengajak saya naik kereta di atas benteng. Dan karena tadi tiketnya sudah termasuk naik kereta, maka tidak perlu bayar lagi. Seru.. dari atas, kami bisa melihat pemandangan kota Gombong dari atas.



Selesai naik kereta, Bang Doel mengajak saya turun. Sebenarnya kami ingin naik kereta yang di bawah yang menyusuri area benteng. Tapi ternyata belum ada pengunjung lain yang ingin nak kereta. Akhirnya, kami memutuskan keluar dari benteng, dan selanjutnya menuju ke Roemah Martha Tilaar.

Hanya 10 menit, saya dan Bang Doel sudah sampai di Roemah Martha Tilaar. Jadi memang, letak antara waduk Sempor, Benteng Van Der Wijck dan Roemah Martha Tilaar ini saling berdekatan. Jadi bisa sekali teman-teman berwisata dalam sehari.

Tiba di Roemha Martha Tilaar, ternyata waktu sudha menunjukkan pukul setengah 2. Kami pun bergegas untuk membeli tiket seharga 15 ribu. Ada bonus kartu Roemah Martha Tilaar. Keren... Bisa buat kenang-kenangan kartu posnya.



Saya dan Bang Doel pun mulai menyusuri rumah yang dibangun tahun 1920 ini. Sungguh Begitu Banyak Cerita di Roemah Martha Tilaar Gombong Kebumen ini. Mulai dari riwayat rumah, silsilah keluarga besar, masa kecil Bu Martha, sampai soal simetris yang diterapkan hampir di seluruh rumah.




Pastinya, Saya dan Bang Doel tidak ingin melewati foto-foto di Roemah Martha Tilaar ini. Dan untuk melengkapi cerita, kami pun bertanya pada Mbak Alona. Semakin jelas sudah. Makanya saya memutuskan kembali mengajak Bang Doel sekali lagi menyusuri Roemah Martha Tilaar.



Akhirnya pukul 3 kurang, saya dan Bang Doel selesai menyusuri Roemah Martha Tilaar. Sebelum jalan kembali, Bang Doel bertanya, apakah alun-alun Gombong jauh, saya jawab dekat. Ternyata Bang Doel ingin melihat alun-alun Gombong yang bernama alun-alun Manunggal. Oke Kakak, kita berangkat.

Sebelum ke alun-alun Manunggal, saya mengajak bang Doel mencoba soto Gombong dulu. Jadi hampir sama dengan soto ayam pada umumnya. Isiannya pun kecamba, kol, dan sohun. Hanya yang membedakan perkedelnya dari singkong dan kerupuknya merah putih.



Selesai icip-icip soto Gombong, saya melajukan motor ke alun-alun Manunggal yang hanya berjarak 200 meter dari warung soto gombong tadi. Karena sedang ada Gombong Expo jadi lumayan ramai. Sejenak Bang Doel asyik syut-syut sekitar alun-alun.

Waktu sudah menjukkan pukul setengah 4 sore. Saatnya bergegas ke terminal bus Gombong. Soalnya rencanaya, bus Bang Doel akan jalan pukul 4 sore. Saya pun melajukan motor saya ke terminal bus. 15 menit, kami sudah sampai di sana.

Ternyata oh ternyata... bus berangkatnya pukul setengah 5 sore hahaha. Jadi pukul 4 sore itu adalah titik kumpul. Masih ada 45 menit  untuk duduk-duduk tampan rupawan manjah.

Tapi tak apalah. Bang Doel juga masih bisa atur napas. Masih bisa numpang chas hape juga di warung. Kami pun masih bisa ngobrol lagi.

Akhirnya saatnya Bang Doel naik bus. Sebelum masuk bus, Bang Doel mengajak saya selfie. Tapi tunggu dulu, saya pakai kacamata hitam andalan dulu. Gaya sih dapat, tapi banyak orang apda ngelihatin hahaha. Tapi mental seleb kan sudah terlatih wkwkwk.



Selamat jalan Bang Doel. Sampai jumpa lagi. Jangan kapok main ke Kebumen... Dan bagi teman-teman lain, dolan nang ke Kebumen, yuk! Wisata Kebumen sangat beragam dan memikat. Selamat jalan-jalan...

Bambang Irwanto

Keuntungan Menggunakan Colocation Server

$
0
0
Keuntungan Menggunakan Colocation Server - Teman-teman tahu apa itu Colocation Server? Pasti banyak yang masih asing ya, dengan Colocation Server ini. Saya pun demikian. Tapi setelah membaca tulisan ini, pasti langsung paham.



Jadi, Colocation merupakan tempat atau rack untuk menempatkan atau meletakkan server dalam sebuah data center. Ini juga dapat diartikan sebagai sebuah tindakan yang mempercayakan keamanan server dan bisa juga perawatan sebuah atau beberapa hardware server pada pihak ketiga.

Nah, Sementara itu colocation server adalah sebuah layanan penyewaan rack untuk menyimpan server pada suatu data center. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk memilih data center yang tepat antara lain adalah syarat arus listrik yang stabil, UPS, temperature control, power generator, flooring, ketersediaan dan kestabilan akses internet, CCTV, serta security yang dapat bekerja memantau kemanan pada lokasi data center tersebut.

Terdapat banyak keuntungan yang akan teman-teman dapatkan jika menggunakan produk ini. Pastinya akan lebih memudahkan teman-teman. Juga banyak menfaat dari penggunaan colocation server :

Keuntungan Menggunakan Colocation Server




Lebih Menghemat Budget

Membangun data center dan colocation server sendiri tentunya mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu penyewaan dari produk ini merupakan cara yang efektif untuk mengurangi pengeluaran. Dengan menyewa produk ini, pengguna dapat menikmati semua layanan yang diberikan dan dapat menghemat budget.


Efesien

Ketika memilih layanan dari produk ini, tentu semua hal terkait data center seperti pemeliharaan dan maintenance. Teman-teman tidak perlu melakukan sendiri. Jadi perusahaan dapat dengan fokus untuk melakukan perkerjaannya. Penyewaan colocation server merupakan hal yang efesien dan tentunya juga dapat untuk menghemat waktu.


Tingkat Produktifitas yang Meningkat

Dengan melakukan penyewaan produk ini pada pihak ketiga seperti nexdatacenter.com, persoalan mengenai TI bukanlah suatu masalah lagi. Hal ini dikarenakan perusahaan sudah memiliki ‘remote hands’ untuk mengurus perawatan tersebut. Cara ini tentunya dapat meningkatlkan produktivitas pada suatu perusahaan.


Memiliki Tingkat Keamanan Data Center yang Tidak Perlu Diragukan

Sebelum membangun data center, dibutuhkan beberapa kriteria dan standar untuk kelayakan data center itu sendiri. Hal ini membuat data center memiliki keamanan dan kestabilan yang terjaga. Colocation server menawarkan hal tersebut. Dengan menyewa produk ini, pengguna tidak perlu khawatir mengenai keamanan datanya.


Memiliki  Teknologi dan sistem yang Terstruktur

Teknologi yang digunakan ketika memilih colocation tentu teknologi yang terbaru dan akan selalu diupdate, termasuk juga dengan antivirusnya. Jadi, pengguna tidak perlu cemas dan khawatir mengenai upgrade sistem.


Tidak Perlu Upgrade Sistem Server

Hal ini merupakan tugas dari pihak third party sebagai pengelola dari colocation tersebut. Dengan hal ini, penyewa produk ini akan memiliki banyak waktu untuk mengerjakan tugas lainnya.


Layanan Server Selama 24/7

Server akan berjalan dengan sendirinya sepnajang hari, pengguna tidak perlu menunggu jika ingin menggunakan produk ini. Layanan yang ditawarkan yaitu pelayanan selama 24/7. Selain itu, sistem juga akan menginformasikan jika terjadi kejanggalan agar segera dapat diatasi.


Tidak Bergantung pada Penyedia Hosting

Walaupun memiliki status sebagai penyewa, hal ini tidak membuat penyewa tersebut harus bergantung pada pihak penyedia hosting. Penyewa dapat menggunakan layanan yang ditawarkan dengan bebas tanpa ada halangan dari hosting. Penyewa dapat melakukan hal-hal seperti install software apapun yang dibutuhkan dengan mandiri.


Tidak Perlu Memiliki Tim TI Sendiri

Pengelolaan, pemeliharaan, dan perawatan server colocation telah menjadi tanggung jawab dari pihak penyedia layanan dan pengelolaan serta tim ahli dari provider third party tersebut.


Kekurangan dari produk ini adalah pengguna layanan colocation server harus bertanggung jawab sendiri atas terjadinya kerusakan yang terjadi pada server yang ia titipkan. Tapi masih tertutupi kekurangan ini dengan berbagai manfaat di atas, ya. 

Jadi Penulis Bunglon Itu seru, Lho!

$
0
0
Jadi Penulis Bunglon Itu seru, lho - Bisa nemplok sana, nemplok sini. Dunia menulis pun jadi semakin menyenangkan, dan terus membuat semangat.



Apa itu penulis bunglon? Nah, sesuai bahasa saya, penulis bunglon itu penulis yang bisa menulis semua ganre cerita. Menulis cerita anak bisa. Cerita remaja bisa, menulis artikel bisa. Pokoknya penulis serba bisa

Jadi bukan penulis yang menulisnya suka pindah-pindah tempat menulis, ya. Misalnya hari ini nulis di rumah, besok di cafe, besok di faman dan sebagainya. Apalagi penullis yang suka nemplok di pohon hahaha.

Hampir sama dengan seorang penyanyi yang bisa membawakan berbagai jenis lagu. Lagu pop bisa, dangdut, keroncong, seriosa dan lainnya. Contohnya penyanyi serba bisa itu Hetty Koes Endang. Pada kenal tidak hahaha.

Jadi penulis bunglon menurut saya banyak manfaatnya. Dan pastinya ini sangat membantu dalam proses menulis. Dan sesuai pengalaman saya, saya sangat merasakan manfaatnya.

Manfaat Menjadi Penulis Bunglon :


Imajinasi Berkembang

Saat menjadi penulis bunglon, Imajinasi jadi pertambah luas. Soalnya kan banyak ganre yang ditulis. Hari ini imajinasi kita seputar cerita anak, besok imajinasi seputar artikel. Menulis banyak ganre, berarti banyak variasi menulis. Otomatis semakin banyak tulisan yang dihasilkan. 


Tidak Membuat Jenuh

Jadi penulis bunglon itu, tidak akan membuat jenuh dalam proses menulis. Karena biasanya, menulis satu ganre saja, terus menerus, pasti akan jenuh. Ini sesuai pengalaman saya. Jadi kalau bisa pindah-pindah ganre, bisa diatasi. Jenuh menulis cerita anak, bisa pindah dulu ke cerita remaja. Belum ada ide cerita remaja, pindah dulu nulis artikel.


Produkvitas Menulis Meningkat

Jadi penulis bunglon ini, akan sangat meningkatkan produktivitas menulis. Soalnya begitu ada ide apa saja, langsung bisa dieksekusi. Misalnya kalau khusus menulis cerita anak, ada ide, hanya satu naskah saja dihasilkan. Kalau jadi penulis bunglon, 1 ide bisa ditulis jadi cerita remaja, cerita anak, artikel, cerita dewasa, dan lainnya.


Banyak Peluang

Penulis bunglon itu akan membuat semakin banyak peluang. Kalau bisa menulis apa saja, kan bisa menerima job apa saja. Misalnya saya penulis cerita anak. Lalu ada tawaran menulis artikel. Kalau saya selama ini hanya menulis cerita anak, maka saya terpaksa menolak ya. Tapi kalau selama ini saya pun menulis artikel, peluang itu bisa saya ambil.

Menambah Penghasilan

Penghasilan meningkat. Ini berhubungan erat dari hal-hal di atas. Semakin banyak yang ditulis, semakin banyak memanfaat peluang, maka hasil dari menulis otomatis akan bertambah. Akhirnya acara makan bakso bisa lancar jaya hehehe.


Hanya memang, untuk Menjadi penulis bunglon, itu tidak bisa dalam sekejap mata, seperti membalikkan telapak tangan, atau bahkan mengikuti Bandung Bondowoso yang membuat 999 candi dalam semalamanhehehe.

Menjadi penulis bunglon butuh proses. Dan proses itulah yang harus dilakukan bila ingin jadi penulis bunglon. Soalnya kalau tidak, maka semua akan jadi sia-sia saja.

Lakukan Hal-Hal Ini Bila Ingin Jadi Penulis Bunglon
 


Menikmati Proses adalah hal utama. Soalnya kunci keberhasilan menulis termasuk jadi penulis bunglon ya menikmati proses menulis. Apalagi mempelajari banyak ganre, dan semua harus bisa, itu butuh proses yang panjang.

Jadi kuncinya sabar. Jangan buru-buru mau bisa. Mempelajari 1 ganre saja butuh waktu, apalagi banyak ganre. Bahkan saat sudah menguasai semua ganre, dan akan melakukan perpindahan menulis, tetap butuh waktu. Sama kan, seperti bunglon. Saat pindah tempat, tidak langsung berubah warna, tapi ada prosesnya, sampai akhirnya berubah warna sesuai tempatnya.

Makanya Konsisten jangan sampai dilupakan. Lakukan terus menerus prosesnya. Awalnya memang berat, tapi kalau sudah biasa, maka akan enjoy menjalani semua. Malah, bisa sekali tarikan napas, bisa ganti ganre.

Fokus pun tidak ketinggalan juga. Apalagi dalam proses menjadi penulis bunglon ini. Fokus selesaikan naskahnya saat menulis tiap ganre. Jadi misalnya sedang menulis cerita anak, maka fokus selesaikan. Setelah selesai, baru pindah menulis ganre lain. Karena kalau tidak fokus, nanti bukan jadi penulis bunglon, tapi penulis kutu loncat. Jangan Mau Jadi Penulis Kutu Loncat



Yang paling penting juga, terus kobarkan semangat. Karena semangat ini salah satu elemen yang menbuat kita terus menulis. Dan semangat paling besar itu, 99 persen dari diri sendiri. Jadi hanya 1 persen dari luar. 

Saya sendiri, terus berusaha mengobarkan semangat menulis saya. Apalagi saya memang penulis freelance. Malah kalau perlu ingat Hal-Hal yang Membuat semangat Menulis juga. Kalau saya terus semangat menulis, maka semangat menulis bisa terus saya bagikan juha pada teman-teman.

Ehm.. berat ya.. jadi penulis bunglon? Tidak kok, asal teman-teman menjalani semuanya. Dan semua itu visa tercapai, tentunya tergantung dengan usaha teman-teman sendiri.




Hanya saja, jadi penulis bunglon ini kembali lagi pada kita ya. Soalnya ada juga yang lebih nyaman fokus  hanya menulis 1 ganre saja. Tidak masalah, setiap penulis punya pilihan.

Tapi kalau saya, memilih jadi penulis bunglon. Seru.. bisa nemplok sana sini. Peluang semakin terbuka, dan urusan bakso terus berjalan hahaha. Salam semangat menulis.


Bambang Irwanto

Pesona Lokawisata Baturraden Purwokerto Jawa Tengah

$
0
0
Pesona Lokawisata Baturraden Purwokerto Jawa Tengah - Saya sudah sering ke Purwokerto. Tapi tidak permah untuk berwisata. Biasanya hanya ada urusan di sana. Misalnya memperbaiki laptop atau hape saya di servis centre. Soalnya di Kebumen tidak ada hahaha. Pulangnya paling mampir beli getuk goreng di daerah Sokaraja.



Makanya rabu 19 Februari 2020 itu, saya ada urusan ke Purwokerto. Nah, ternyata, urusan saya itu cepat selesainya. Makanya saya langsung kepikiran mau menjelajahi wisata sekitar Purwokerto. Dan setelah browsing, taraaaa... saya memutuskan ke Baturaden.

Saya pun menuju jalan Bunyamin yang menhubungkan Purwokerto dengan Baturaden. Jadi lurus saja. Jalanan mulus lancar. Apalagi pemandangan sekitar sangat memikat.

Pas sampai Baturaden saya terkejut, saudara-saudara. Saya kira Baturraden itu hanya sebuah atau 1 tempat wisata saja. Terus wisatanya itu berdasarkan legenda Baturaden yaitu batur atau pembantu seorang raden yang sebelumnya pernah saya baca di cerita legenda.

Soalnya belasan tahun lalu, sepupu saya pas mudik lebaran ke Baturraden sama pacarnya yang sekarang jadi suaminya hehehe. Katanya dari wisata ke Baturraden. Jadi pikir saya, oh Wisata itu namanya Baturraden. Soalnya di sini tidak ada tempat wisata yang namanya Kebumen hehehe.

Ternyata saya salah, pemirsa. Jadi Baturraden itu adalah sebuah kecamatan hahaha. Dan di sini sangat banyak tempat wisata. Karena kecamatan Baturraden sangat berkembang wisatanya, maka sangat banyak hotel dan penginapan.



Nah, wisata pilihan saya adalah Lokawisata Baturraden. Selain penasaran dengan tempat wisatanya, saya memang belum pernah ke sana. Saat browsing, Likawisata Baturraden ini perpaduan wisata alam dan moderen, Ehm.. jadi semakin penasaran saya.

Sampai di sana, ternyata pengunjung sudah  ramai. Padahal hari biasa. Saya pun langsung parkir motor di dekat toko-toko souvenir.

Di pelataran depan Wisata Baturraden, sudah tampak pemandangan yang memikat. Ini karena Wisata Baturaden terletak di dekat gunung Slamet. Sebuah pesawat tampak juga di depan. Lalu nama Baturaden ikut menghiasi bagian depan ini.

Setelah berfoto sejenak di bagian nama Baturraden, saya pun bergegas menuju loket. Tidak mengamtre, dan dalam semenit, tiket sudah di tangan. Tiketnya seharga 14 ribu. Kerennya lagi, tiketnya sudah pakai kartu, bukan kertas. Jadi lebih hemat kertas. Mantap.




Tanpa membuang waktu, saya pun langsung menuju pintu masuk. Begitu masuk, wow.. wisata yang apik langsung terpampang. Gunung, air terjun, air mancur, jembatan merah dan lainnya berada dalam satu lokasi. Nama Baturraden pun terpampang di beberapa titik.



Kemudian sisi moderennya tampak kolam renang. Lalu arena memacu adrenaline pun sudah ada. Bahkan pemutaran film 4 D juga sudah tersedia.  Termasuk patung dan deorama legenda Baturaden juga.




Saya pun mulai menyusuri Wisata Baturraden ini. Tujuan pertama saya adalah ke curug yang tampak menggoda. Tempatnya yang aman, jadi membuat banyak anak-anak kecil juga bermain air di sekitar sini. Tapi tetap dengan pengawasan orang tua.



Dengan bantuan Babang Ipot, saya pun selfie-selfie. Air terjun yang berpadu dengan batu-batuan, memang sangat eksotis. Beberapa pengunjung memperhatikan saya. Mungkin pikirn mereka, seleb dari mana ini? Ya.. seleb Kebumen lah hahaha.





Selesai selfie di air terjun, saya sempat berbasa-basi pada Bapak petugas kebersihan. Ternyata di sini ada pemandian air panas belerang. Bapak itu menunjuk ke atas pada sebuah bangunan bercat krem. “Gratis kok, Pak!” ucap Bapak petugas kebersihan itu.

Wah, boleh dicoba nih, apalagi gratis hahaha. Lumayan kan, bisa menyegarkan tubuh saya setelah naik motor sekitar kurang lebih 50 km dari Gombong Kebumen menuju Baturraden. Apa mungkin sama nikmatnya dengan Pemandian Air Panas di Krakal Alian Kebumen.

Saya pun bergegas naik ke atas. Tapi sebelum sampai ke sana, melewati jembatan merah yang terdiri dari 2 jalur. Jadi dijamin tidak akan macet hehehe. Makanya ada peingatan, Dilarang Berhenti di Tengah Jembatan. Padahal selfie dari jembatan merah ini keren juga hehehe.


Ternyata, kamar-kamar pemandian air panas belerang ini ada beberapa. Bangunannya sudah moderen. Dan saya beruntung, ternyata masih banyak kamar yang kosong. Jadi saya tidak perlu mengantre. Kemudian lantai kamar juga belum basah. Wah.. rezeki Mas Baim nih hahaha.



Dalam kamarnya cukup luas dan nyaman. Ada bak untuk berendam. Ada wastafel dan cermin. Nah, bagian belakang ada shower untuk bilasan. Ini kalau bak berendam diganti tempat tidur, pas jadi kamar hotel hehehe.

Saya pun menutup bak mandi dengan bekas sandal karet yang telah disediakan. Selanjutnya kran air dibuka, dan cuuuur... air langsung mengucur ke bak mandi. Airnya panas dengan warna agak kecokelatan. Pastinya, saya langsung mencium bau belerang.



Setelah air bak penuh, saya pun langsung masuk ke bak. Segar... dan rileks. Berendam di bak mandi memang menyenangkan. Sambil tiduran, mata terpejam, dan mendengarkan musik alunan lembut, pasti semakin mantan. Kayaknya saya harus segera buat bak berendam di rumah hahaha.

Walau menyenangkan berendam di bak air panas belerang, tapi demi kesehatan, cukup maksimal 15 menit saja. Dan itu sudah diperjelas dengan tulisan yang ditempel di dinding kamar. Oke.. Kakak.. berendam tampan rupawan manjah pun saya akhiri. Bilas, pakaian lagi,  siap jalan-jalan lagi.

Selanjutnya saya tertarik dengan tulisan pijat lulur elerang dan terapi ikan. Maka saya pun bergegas ke sana. Eh, ternyata ada air terjun mini alami. Selfie.. selfie dulu  Babang Ipot hahaha.



Setelah itu, saya langsung ke lokasi luluran dan pijat belerang, juga terapi ikan. Ternyata, tempatnya lumayan luas. Saya lihat ada 2 kolam ikan terapi. Saya pun memilih kolam yang beratap. Biar kulit tidak makin gelap hahaha.



Kolam ikan terapinya sangat jernih dan bersih. Ikan yang berada di kolam jumlahnya banyak. Sangat berbeda dengan beberapa kolam terapi ikan yang pernah saya cobain di sebuah tempat. Misalnya di sebuah tempat makan atau wisata yang air kolamnya hijau. Sambil terapi, bisa ngopi-ngopi juga hehehe.

Setelah membayar tiket seharga 5 ribu untuk durasi 30 menit. Saya pun mencelupkan kedua kaki saya ke kolam. Karena saya hanya sendiri, itu ikan langsung menyerbu. Awalnya geli sekali. Saya berkali-kali mencelap-celupkan kaki saya. Tapi lama-lama kok enak. Saya pun bertahan selama 30 menit.



Selesai terapi kolam ikan, saya kok tertarik mencoba luluran dan pijat belerang, ya? Seperti apa rasanya? Padahal selama ini, saya tidak pernah. Bahkan dipijat biasa saja jarang, kecuali pas kurang enak badan hahaha. Saya kurang suka, tubuh saya digerayangi orang lain.. hahahaha.. halah gaya benar saya ini.

O, iya. Tarif luluran ini 50 ribu dengan durasi 30 menit. Dan lumayan enak. Selain mengeluarkan daki-daki untuk kulit, saya, juga badan saya jadi enakan. Soalnya dipijat daru ujung rambut sampai ujung kaki. Kalau teman-teman penasaran, ceritanya, langsung mampir ke Mencoba Pijat Lulur Belerang di Lokawisata Baturraden Purwokerto.




Selesai luluran dan pijat belerang, saya meneruskan jalan-jalan. Nah, kali ingin melihat air mancur. Boleh lah foto-foto di sini. Apalagi jarang-jarang ada tempat wisata yang punya air mancur tinggi hehehe.



Seru sekali wisata di Lokawisata Baturraden ini. Sangat komplit dan bisa wisata keluarga. Makanya pas saya datang, banyak rombongan anak TK dan SD. Soalnya di sini ada kolam renangnya. Nah, yang pesawat di depan tadi itu, ternyata bisa dinaiki. Jadi selama 20 menit, serasa naik pesawat. Tiketnya 10 ribu.

Selain itu, Lokawisata ini pas untuk piknik keluarga. Dengan menyewa tikar, bisa duduk-duduk makan bersama sambil menikmati suasana. Mau sambil jalan-jalan juga bisa.



Pas tengah hari, saya pun sudah selesai menjelajah Lokawisata Baturraden ini. Sebelum pulang, saya kok tertarik membeli blankon khas Banyumas. Biar harganya pas, saya tanya dulu seorang Bapak yang habis membeli. Harganya 25 ribu. Deal setelah tawar  menawar. Jadi pas saya beli, saya patokan harga 25 ribu. Sedangkan ukuran anak-anak 20 ribu.

Karena masih tengah hari, saya memutuskan mencari tempat wisata lain di sekitar Baturraden ini. Dan setelah menyusuri jalan, saya tertarik untuk mengunjungi Telaga Sunyi. Cukuplah waktunya, sebelum sore hari, saat saya kembali ke Gombong Kebumen.

Bambang Irwanto



Mencoba Pijat Lulur di Lokawisata Baturraden Purwokerto

$
0
0
Awalnya tidak ada rencana mau mencoba Pijat Lulur Belerang di Lokawisata Baturraden ini. Hanya entah kenapa, pas habis terapi ikan di lokasi yang sama, saya tertarik. Selain belum pernah, setahu saya, khasiat belerang memang sangat bagus untuk kulit.



Di spanduk yang terpasang, kalau khasiat dari dari pijat lulur belerang ini adalah membersihkan daki-daki dan mengobati penyakit kulit. Apalagi ini pakai lumpur air panas.  Walau tidak ada penyakit kulit, tapi saya yakin, daki-daki saya pasti ada. Namanya juga anak motor-motor wkwkwkw.

Makanya dengan kebulatan tekad, maka saya pun siap mencoba pijat lulur belerang ini hahaha. Pikir saya, kapan lagi, mumpung saya ke sini. Apalagi dana ada, karena kemarin fee baru cair hahaha sombong. Sekali-sekali, tidak apalah memanjahkan diri. Apalagi kan pekerjaan saya menulis yang lebih banyak duduk. Butuh sekali-sekali dipijat hahaha.

Saya pun berbarengan dengan Pak Tarsim menuju tempat pijat lulur belerang Lokawisata Baturraden Purwokerto Ini. Letaknya sangat dekat dari kolam terapi ikan. Hanya sekitar  yang hanya berjarak 5 meter saja.

Jadi ada dua ruangan pijat lulur belerang ini. Satu bagian untuk pria yang lebih terbuka dan satu bagian untuk wanita yang pastinya tertutup. Nah, buat para ladies, tentunya akan dilulur dan dipijat oleh wanita juga. Kalau beda lawan jenis, bahaya wkwkwkw.



Nah, sebelum melakukan pijat lulur belerang ini, Pak Tarsim meminta saya ganti celana pendek buat basahan. Saya pun menaruh barang di tempat yang sudha disediakan. Sejenak saya memilih celana basahan, bergegas masuk ke kamar mandi.



Setelah keluar dari kamar mandi, ternyata Pak Tarsim sudah menggelar sebuah karpet. Saya pun diminta tengkurap. Terus apa yang digunakan sebagai bantal? Ternyata botol air miniral ukuran 1600 ml yang berisi air pemirsa hahaha. Jadi ingat kalau numpang tidur di stasiun atau di masjid. Bantalnya pasti botol air mineral hahaha.



Saya pun tengkurap tampan manjah. Tidak lama kemudian, saya rasakan tangan Pak Tarzim mulai membaluri punggung saya dengan sesuatu yang agak kasar. Pas saya tanya, itulah bubuk belerangnya. Warnanya cokelat. Dicampur air sedikit saat dipakai luluran.



Pak Tarsim terus membaluri tubuh saya dengan belerang. Tangan, betis, dan kaki. Sambil luluran saya berbincang dengan Pak Tarsim.
jadi awalnya, tempat ini temlat pembuangan sampah. Lalu kemudian diubah jadi kolam terapi ikan dan tempat luluran pijat belerang. Keren juga ya, karena bisa mengubah sesuatu dengan lebih baik.

Nah, setelah belerang di tubuh saya agak kering, Pak Tarsim mulai mengosok tubuh saya agak bertenaga. Ini agar daki-daki yang menempel di tubuh saya lepas bersamaan belerang tadi. Pas saya tanya Pak Tarsim apa daki saya banyak, eh.. Pak Tarsim nyengir doang. Untung Pak Tarsim tidak bertanya, sudah berapa lama tidak gosok daki, Pak? Wkwkwkw.

Setelah acara gosok menggosok daki kelar, Pak Tarsim lalu mengguyur tubuh saya dengan air belerang. Tujuannya untuk membersihkan daki saya dan belerang tadi. Segar sih, dan badan saya terasa hangat. Apalagi ini air belerang alami langsung dari sumbernya.

Setelah badan saya bersih, lanjut proses pemijatan. Nah, Pak Tarzim membaluri badan saya dengan sabun cair. Ini untuk membantu melicinkan saat proses pijat. Bair kulit saya yang mulus ini tidak lecet wkwkwkw.

Pas proses pemijatan, itu enak sekali. Mungkin karena badan saya memang pegal dan saya hampir tidak pernah pijat di tempat umum. Pijatan Pak Tarsim mantap di seluruh badan saya. Pantas ya, orang suka dipijat dan relaksasi. Saya berdoa, semoga tidak ketagihan sih hahaha.



Selesai pemijatan badan saya, Pak Tarsim meminta saya untuk duduk. Nah, Pak Tarsim lalu memberi sampo pada rambut saya. Walau paham maksudnya, saya becandain Pak Tarsim. “Ini mau sampoan, Pak?” dan lagi-lagi Pak Tarsim nyengir. “Bukan, Pak! Ini untuk membantu melicinkan pemijatan di kepala.”

Seluruh kepala saya pun dipijat. Enak, saya jadi teringat tukang cukur asal garut yang kalau habis cukur pasti ada acara pemijatan sekilas. Semoga setelah dipijat ini, ide-ide menulis saya akan semakin mengalir deras. Acara ngebakso pun terus akan berlangsung hahaha.

Selesao pijat kepala, Pak Tarsim mengguyur saya lagi. Dari atas kepala sampai kaki. Tujuannya menghilangkan sabun dan sampo yang masih menempel di tubuh saya. Setelah itu, Pak Tarsim menyuruh saya untuk membilas kembali di dalam kamar mandi.

Kelar sudah acara pijat lulur belerang di Lokawisata Baturraden Purwokerto ini. Menurut saya setelah mencoba, sangat bagus sih.Termasuk bagi para pelancong ke sini. Perjalanan jauh berkendaraan, pastinya bikin badan pegal.



Dan seharusnya sesuai urutannya, ini namanya bukan pijat lulur belerang ya, tapi lulur pijat belerang. Kan memang dilulur dulu baru dipijat. Dan saya pertegas ya, agar tak ada dusta di antara kita. Kalau area yang saya pakai celana basahan itu, tidak dilulur dan dipijat, walau mungkin ada dakinya juga. Memangnya pijat plus-plus wkwkwk.

Bagaimana, teman-teman tertarik mencoba pijat lulur belerang ini? Kalau iya, jangan sampai kelewat kalau berkunjung ke Lokawisata Baturaden Purwokerto. Kalau badan enak, kan acara jalan-jalannya bisa terus dan semakin menyenangkan.


Bambang Irwanto

Telaga Sunyi Purwokerto yang Tak Sunyi Lagi

$
0
0
Telaga Sunyi Purwokerto yang Tak Sunyi lagi ini letaknya masih dalam kawasan wisata daerah Baturaden Purwokerto. Tepatnya Limpakuwus, Sumbang  Banyumas Jawa Tengah. Saya tertarik ke sana, saat melihat foto-fotonya di instagram. Seperti zaman dulu, buat mandi para bidadari ya hehehe.



Makanya setelah selesai wisata di Lokawisata Baturaden dan hari masih tengah hari, saya pun memutuskan ke Telaga Sunyi ini. Apalagi jaraknya hanya 2,5 KM. Setelah naik motor selama 15 menit dengan jalanan sedikit berliku, mulus, tapi pemandangan sangat indah, maka sampailah saya di sana.



Begitu masuk gerbang, seorang Bapak langsung menyambut saya di loket penjualan tiket. Bapak itu langsung bertanya apakah saya dari Kedu (keresidenan Kedu), saat melihat plat motor saya yang AA. Kalau Banyumas, termasuk Purwokerto kan, plat motornya R. Saya memperjelas kalau saya dari Kebumen. Soalnya plat AA ini dipakai juga di Kutoarjo, Purworejo, Temanggung, Wonosobo sampai Magelang.




Setelah membeli tiket seharga 13 ribu, saya pun memarkir motor. Pemandangan hijau hutan pinus langsung menyambut saya. Jelas sekali saya mendengar suara air jatuh. Pasti curugnya tidak jauh dari sini.

Saya pun berjalan menyusuri jalan setapak yang sudah disediakan menuju curug. Dari pandangan mata saya, wisata ini sudah dikelola dengan baik. Makanya tidak heran, baru dua tempat wisata yang saya kunjungi, itu semua tiketnya di atas 10 ribu. Jauh berbeda dengan tiket wisata Kebumen yang kalau hutan pinus dan curug, hanya 5 ribu saja.



Sepanjang perjalanan, saya disuguhkan bunga-bunga cantik. Dan yang menarik hati saya adalah bunga terompet. Ini mengingatkan saya pada dongeng cerita peri yang ada bunga terompetnya hehehe. Jadi ada ide baru untuk menulis dongeng baru hehehe.



Ternyata... curugnya tidak jauh. Dari parkiran motor, hanya sekitar 100 meter. Sebentar saja berjalan, saya sudah sampai di Telaga Sunyi. Kaki pun tidak terlalu pegal berjalan hehehe.

Tampak beberapa pengunjung berada di sekitar Telaga Sunyi. Pastinya dong, mereka asyik selfie-selfie hehehe. Saya pun semakin bersemangat  mendekati Telaga Sunyi. Pastinya penulis tampan rupawan, imut, lucu, dan menggemaskan ini, tidak ketinggalan selfie-selfie juga hahaha.



Zaman now tanpa foto di tempat wisata, belum sah hahaha. Seperti biasa, saya pun langsung mengeluarkan tripod, memasang hape, lalu mencari angle yang pas.



Telaga Sunyi ini tidak terlalu besar. Air terjunnya tidak terlalu tinggi dan deras. Hanya ada telaga untuk mandi. Terus aliran airnya langsung mengalir terus ke sungai.



Saya sebenarnya ingin mandi. Tapi saya takut masuk angin. Soalnya pas di Lokawisata Baturaden, saya sudah mandi 2 kali. Pertama pas mandi air belerang. Kedua pas pijat lulur belerang. Itu pun saya sudah agak-agak menggigil tampan rupawan manjah hahaha.

Makanya saya eksplor saja sekitar Telaga Sunyi ini. Dan asal jeli cari angle, maka bisa dapat foto bagus. Makanya saya beruntung sekali selalu mengajak Babang Ipot alias tripod hahaha.



Selain bagian telaganya, bagian aliran sungainya juga sangat eksotis. Batu-batu yang tak beraturan, malah membuat banyak angle bagus. Apalagi airnya belum terlalu banyak, jadi bagian-bagian batunya itu sangat menarik.



Saya pun kembali pose-pose tampan rupawan manjah di area sini. Dan sepertinya, bagian sini bisa untuk mandi-mandi. Soalnya ada pengumuman, Papan pengumuman berwarna merah bertuliskan : PERHATIAN JIKA  CUACA HUJAN PENGUNJUNG DILARANG MANDI DI SUNGAI.  Artinya kalau tidak hujan, boleh mandi hahaha.



Walau jiwa saya bergelojak ingin mencoba mandi, tapi saya kembali pikirkan kesehatan. Kebanyakan mandi juga tak bagus kan, nanti masuk angin. Padahal sudah sejak lama, saya tidak belajar ilmu kanuragan, termasuk ilmu tolak angin, wes. Kewes-kewes, bablas angine wkwkwkw.

Selesai menjejalah bagian Telaga Sunyi dan aliran sungainya, saya kembali berjalan ke atas. Di hutan pinus itu, ada gazebo besar. Tampak ada orang yang berjualan makanan.



Dan memang Telaga Sunyi ini pas untuk wisata keluarga. Jadi bisa tuh, gelar tikar di bawah hutan pinus, lalu makan bersama. Mau main air atau mandi juga boleh. Dan kalau misalnya mau menginap di area wisata ini, banyak sekali hotel dan penginapan. Ini sama saja daerah puncak Bandung.



Karena saya belum.lapar dan mengejar waktu, saya putuskan foto-foto saja di area hutam yang banyak ditumbuhi pohon besar. Makanya sangat teduh di area ini.

Yang jadi pusat perhatian, di sini ada spot foto instagram. Karena bolak-balik, maka akan dapat dua background. Dari sungai dan dari hutan pinus. Saya pun mencoba pose dan dua sisi berbeda. Dan hasilnya... sama saja, kan modelnya sama hahaha.





Rasanya sudah cukup saya berada di Telaga Sunyi ini. Saya pun memutuskan meninggalkan Telaga Sunyi. Tujuan saya ke kota Purwokerto mencari wisata kota sekalian icip-icip kuliner hehehe. Selamat jalan-jalan, teman-teman...

Bambang Irwanto

Viewing all 869 articles
Browse latest View live