Quantcast
Channel: Bambang Irwanto Ripto
Viewing all 869 articles
Browse latest View live

Mencari Cerita Orang-Orang Belanda yang Telah Bersemanyam di Kerkop Gombong

$
0
0
Mencari Cerita Orang-Orang Belanda yang Telah Bersemanyam di Kerkop Gombong- Teman-teman pernah mengunjungi Kerkop? Atau bahkan baru dengar nama Kerkop? Kerkop sesuai kamus Bahasa Indonesia artinya kuburan orang eropa. Dan tentu saja termasuk Belanda ya. Tapi sebenarnya, Kerkop itu tulisan aslinya adalah Kerkhof yang berasal dari bahasa Belanda yang berarti halaman gereja.. Tapi dari suku katanya Kerk berarti gereja dan hof bermakna tunggal.



Nah, di Gombong Kebumen, ada Kerkop Belanda yang berada di Desa Semanding. Orang sekitar menyebutnya Kuburan Landa (Landa  = Belanda). Letaknya tidak jauh dari Benteng Van Der Wijck yang merupakan benteng peninggalan kolonial Belanda. Dulu di Benteng Van Der Wijck ini memang merupakan pusat pemerintaan kolonial Belanda di Gombong.

Benteng Van Der Wijk (Foto : Bambang Irwanto)


kali ini saya akan mengajak teman-teman untuk mengunjungi Kerkop Gombong ini. Soalnya, jujur saya penasaran juga, seperti apa suasana dalam kerkop Gombong ini. Tidak usah merinding, kan saya ke sananya siang-siang. Jadi lupakan soal dunia lain hehehe.

Setelah beberapa kali lewat Kerkop Gombong ini, akhirnya saya ada kesempatan juga masuk ke arenya. Dari luar, tampak sebuah pemakanan yang depannya di tembok, namun dari kiri, lalu ke belakang dan sampai ke sisi kanan, hanya pakai kawat berduri. Ini karena, bagian kiri, belakang dan kanan Kerkop memang dikelilingi sebuah kali. Makanya, sudah banyak bagian yang gugur juga tergerus air.

Tampak depan Kerkop Gombong (Foto : Bambang Irwanto)


Saya pun melajukan pelan motor saya memasuki kerkop Gombong. Di sisi kiri ada sebuah kamar untuk juru kunci, sedang sebelah kiri tempat parkir. O, iya untuk masuk ke sini tidak ada tiket masuk. Hanya mungkin, bagi orang yang ziarah ke makam keluarganya, ada uang jaga dan bersih makam yang diberikan untuk juru kuncinya.

Kerkop Gombong dari sisi kiri (Foto : Bambang Irwanto)


Nah, Kebetulan pas saya datang, ada satu rombongan. Dan dari plat mobilnya,mungkin dari Bandung yang ziarah. Dari perawakan wajahnya jelas mereka keturunan tinghoa yang akan ziarah ke makam keluarga mereka. Lho katanya perkuburan orang eropa, kok ada makan orang thoinghoa? Tanya saya dalam hati.

Saya pun bergegas mengikuti mereka yang terdiri dari 3 ibu-ibu dan 1 bapak-bapak yang usianya saya taksir di atas 55 tahun. Lalu ada anak gadis usianya sekitar 14-15 tahun. Mereka didampingi satu sopir menuju sebuah makam.  Oh, ternyata satu area ini adalah satu keluarga. Jadi nisannya sudah dijadikan satu. Saya pun melipir menjauh, dengan alasan tidak mau menganggu acara ziatah mereka.

Salah satu area makam keluarga Tionghoa (Foto : Bambang Irwanto)


Oh.. oh.. Awalnya, saya mengira kerkop Gombong ini hanya berisi makam-makam orang Belanda. Paling tidak, mungkin dulu jenderal, para pejabat tinggi, yang dulu tugasnya di Benteng Van Der Wijck.  Jadi daripada dimakamkan jauh-jauh, jadi dipilihnya Desa Semanding yang lokasinya memang dekat Benteng.

Salah satu kuburan Suami, Istri, dan anak (Foto : Bambang Irwanto)


Dan ternyata.. setelah saya mulai menyelusuri kerkop Gombong ini, Ternyata banyak juga makam-makam orang tionghoa yang dimakamkan satu keluarga di satu area. Jadi model makam mereka hampir sama, termasuk ada tempat duduk di kedua sisi depan makam. Dan karena memang keturunan mereka masih ada, maka rata-rata pemakaman orang tionghoa lebih bagus dan terawat dibandingkan makam-makan Belanda.

Makam Tionghoa leih terawat (Foto : Bambang Irwanto)


Namun menurur Bapak juru kuncinya, terkadang ada juga orang Belanda yang datang ke sini untuk mencari jejak leluhur mereka. Biasanya mereka ke Roemah Martha Tilaar untuk mencari infornasi yang letaknya juga tidak jauh dari Kerkop.

Saya pun terus menyusuri area pemakaman. Seperti kuburan lainnya, kerkop ini juga ditumbuhi bunga Kamboja. Makanya ya, tidak heran kalau bunga kamboja identik dengan bunga orang mati atau bunga kuburan. Ada juga yang menyebutnya bunga mistis. Bahkan ada yang percaya dan tidak mau menanam bunga kamboja.

Pohon kamboja di Kerkop Gombong (Foto : Bambang Irwanto)


Rata-rata makam orang Belanda itu sangat bisa dibedakan. Gaya makam mereka bergaya eropa. Saya membayangkan dulunya terlihat sangat megah. Ornamen-ornamennya sangat keren.

Hanya sayang seiring waktu, banyak yang sudah rusak. Bahkan nama di batu nisan sudah tidak dikenali lagi. O, iya, makam orang Belanda ini sekitar abad 19 dan avad 20. Makanya tahun meninggalna bervariasi. meninggal bervariasi tahunnya. Ada yang 1886 ada yang 1932 dan sampai 1940 sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Wah... tahun segitu, saya masih ada di mana ya? Hehehe.

(Foto : Bambang Irwanto)

Foto : Bambang Irwanto


Banyak juga makam-makam anak bayi yang usianya hanya beberapa bulan. Dan ada juga yang kuburannya bersisihan dengan orang tuanya. Jadi sepertinya saay anaknya meninggal, orang tuanya sudah kavling tanah di dekatnya.

Di antara makam-makam Belanda yang ada, yang paling menonjol adalah makam berbentuk rumah. Sangat kental sekali nuansa eropanya. Pas saya tengok ke dalam, lho.. mana kuburannya? Ternyata ada lubang, jadi makamnya ada di bawah.

Foto : Bambang Irwanto


Yang menarik juga adalah makam di dekat pintu masuk yang dipagari. Sayangnya saya kurang jelas membaca tulisan pada nisannya. Jadi saya tidak tahu itu kuburan siapa. Pas saya tanya si Ibu yang menjaga makam, jawabnya, “Makan orang Landa.” Yang maksudnya makam orang Belanda.

Foto : Bambang Irwanto


Eh.. Ibu itu malah cerita, kalau sering ada perempuan tanpa kepala yang hendong anak. Sedikit merinding, tapi saya makslum sih. Memang ada dunia lain selain dunia fana ini. Jadi saya selalu ingat pesan ornag tua, kalau ke suatu tepat, harus permisi, klonuwun, tabe, Assalamualaikum pada penghuni sana.



Sebentar saja, saya sudah selesai menyusuri Kerkop Gombong ini. Saya pun bergegas meninggalkan lokasi. Biar bagaimana pun, Kerkop Gombong ini jadi bukti sejarah keberadaan kolonial belanda di kota Gombong.  Yang pasti, ada cerita dibalik setiap jasad yang telah bersemayam.

Bambang Irwanto

Ingin Produktivitas Meningkat Pakai Jam Tangan Fossil Gen 5 Smartwatch Saja

$
0
0
Ingin Produktivitas Meningkat Pakai Jam Tangan Fossil Gen 5 Smartwatch Saja - Bagi saya  jam tangan itu salah satu barang wajib. Selain sebagai petunjuk waktu, saya pakai jam tangan untuk menunjang juga penampilan. Soalnya jam tangan salah satu aksesoris saya.




Nah, kemarin itu, saya kebetulan chat dengan adik saya. Katanya, “Mas sudah tau belum jam tangan Fossil Gen 5 Smartwatch? Keren lho, Mas! Bisa katanya bisa meningkatkan produktivitas.”

“Belum, tuh! Saya malah baru tau,” jawab saya jujur.

Adik saya pun langsung kirim link Fossil Gen 5 Smartwatch itu. Dan tanpa menunggu lama, saya langsung meluncur ke link yang adik saya kasih itu. Langsung saya kepoin.

Dan jreng... jreng... bisa ditebak para pemirsah, saya langsung mupeng dengan jam tangan Fossil Gen 5 Smartwatch ini.



Bagaimana tidak, dari tampilannya saja sudah keren. Dan benar juga sih, kata adik saya. Kalau saya pakai Fossil Gen 5 Smartphone ini selain membuat saya tampan rupawan, pastinya menunjang produktivitas saya.




Ehm.. jadi kira-kira kalau saya nantinya pakai Fossil Gen 5 Smartwatch ini, saya akan mengalami hal apa saja ya? Apa memang bisa meningkatkan produktivitas saya? Yuk, kita cekidot sama-sama.



Pertama, kalau pas saya mau olahraga, misalnya lari, fitnes atau Yoga, saya dijamin tidak perlu bingung lagi mengukur detak jantung. Soalnya Fossil Gen 5 Smartwatch ini sudah bisa dilengkapi Heart Rate Tracking. Jadi sudah langsung otomatis mengukur detak jantung saat digunakan.




Saat saya lari juga, saya akan terbebas dari smartpohone. Mau tahu kenapa? Karena dengan cukup menggunakan GPS bawaan dari smarwatch atau Untethered GPS. Saya pun sudah bisa melacak jarak lari saya. Selain itu lari saya makin heppi dan bersemangat dengan mendengarkan musik yang sudah tersimpan di jam tangan.




Kalau saya nanti pakai Fosssil Gen 5 Smartphone ini, dijamin tidak ada lagi acara saya galau mengalau selalau, karena jam rusak kemasukan air, gara-gara lupa dibuka pas berenang. Apalagi saya kan suka ke pantai. Lihat pantai bawaannya mau langsung nyebur saja hahaha

Dengan Swimproof pada Fossil Gen 5 Smartwatch ini, saya juga akan bebas tuh, acara cuci tangan sampai mandi-mandi tampan rupawan di bawah shower. Dijamin jam tangannya tetap aman.



Fossil Gen 5 Smartwatch ini juga akan memudahkan saya melihat pemberitahuan atau peringatan dengan cukup getaran lembut. Ini karena Fossil Gen 5 Smartwatch menggunakan teknologi bluetooth. Jadi tak perlu lah, pakai acara getar.. getar.. seluruh tubuh pas ada notif masuk hahaha.



Yang pasti akan membuat saya makin heppi pakai Fossil Gem 5 Smartswatch, karena hadir juga Google Assitant Sepaker .  Saya akan lebih mudah menyelesaikan segala sesuatu dari pergelangan tangan.Saya tinggal tanya apa saja  pada Google Assitant, dan jawabannya bisa saya dengar melalui speaker.



Fossil Gen 5 iSmartwatch ini termasuk smartwatch generasi terbaru, lho. Makanya dilengkapi juga dengan Customizable Dials, yaitu fitur untuk mengganti dial yang bisa disesuaikan dengan suasana hati hati saya. Kalau saya mau pakai foto favorit dari facebook dan instagram juga boleh.



Yang nantinya bikin saya semangat beraktivitas, karena Fossil Gen 5 Smartwatch ini batterainya kuat. Atau istilahnya Betterai Life. Jadi bisa bertahan sepanjang hari karena dilengkapi New Smart Batterai Modes. Kalau sudah begini, pastinya membuat saya akan selalu terhubung dengan smatphone yang rata-rata banyak pekerjaan di sana. Jangan sampai tawaran job menulis lolos hahaha.



Dengan adanya fitur Google Pay merupakan merek dagang dari Hoogle LLC pada Fossil Gen 5 Smartwtch ini, maka saya bisa melakukan pembayaran dengan kartu kredit akan menjadi lebih mudah. Wih.. pasti urusan bayar-bayar semakin mudah, cepat, dan menyenangkan nih.



O, iya, Fossil Gen 5 Smartwatch ini cocok untuk android dan iOS. Khusssnya dengan android OS 6.0+ (tidak termasuk Go edition) atau iOS 10+ semua perangkat memiliki bluerooth 4.2 Energy dan Wi-fi 802.11 b/g/n. Jadi elbih fleksibel kan. Mau pakai android atau iOS, bisa pakai Fossil Gen 5 Smartwatch ini.

                                        

Setelah berandai-andai dan diterapkan dalam aktivitas saya sehari-hari, saya makin mupeng untuk segera memiliki Fossil Gen 5 Smartwatch. Apalagi pas mampir ke fossil. Duh.. itu banyak pilihan yang bisa disesuaikan dengan selera. Termasuk model dan warna talinya.

                                 

Soal harganya yang harus membuat saya nabung dulu, masih sesuai lah, dengan seluruh penunjang yang terdapat pada Fossil Gen 5 Smartwatch imi. Pas untuk dipakai pria dan wanita. Jadi sudah zamannya tidak hanya phone yang smart, tapi juga jam tangan harus smart hehehe.



Nah, teman-teman yang memang juga mupeng dan kebetulan dompet lagi gemuk, langsung saja meluncur ke Urban Icon, untuk mendapatkan Fossil Gen 5 Smartwatch. Kebetulan ada penawaran menarik sampai 27 Oktober 2019. Siapa sih yang tidak ingin dapat cashback dan mercaindes menarik hehehe.


Jadi memang terbukti, pakai jam tangan Fossil Gen 5 Smartwatch bisa meningkatkan produktivitas saya. Soalnya Fossil Gen 5 Smartwatch ini mencakupi semua yang saya butuhkan  yang saling berkaitan, termasuk soal olahraga dan kerja. Olahraga untuk sehat agar semangat bekerja. Semangat bekerja karena badan sehat, hasilnya maksimal.

Bambang Irwanto

Menyusuri Jejak Sejarah Masjid Saka Tunggal Pekuncen Sempor Kebumen

$
0
0
Menyusuri Jejak Sejarah Masjid Saka Tunggal Pekuncen Sempor Kebumen - Di Desa Pekuncen, Kecamatan Sempor, kabupaten Kebumen, ada salah satu masjid tertua. Namanya Saka Tunggal atau Soko Tunggal. Sesuai namanya, masjid ini memang hanya memiliki satu tiang sebagai penyanggah.



Sesuai yang saya baca dan saya kutip dari sindonews.com, masjid Saka Tunggal ini menurut riwayatnya, dibangun oleh Adipati Mangkuprojo sekitar 1719 Masehi yang masih keluarga Keraton Kartasura, Solo. Adipati mangkuprojo ini sangat gigih melawan penjajah Belanda. Karena terdesak, Adipati Mangkuproj kemudian melarikan diri dan memilih bergerilya di daerah Pekuncen. Beliau pun kemudian membuat pesanggrahan yang bersifat sementara.

Selain bergerilya, Adipati Mangkuprojo juga giat melakukan syiar agama Islam. Setelah pengikutnya banyak, akhirnya Adipati Mangkuprojo mendirikan masjid Saka Tunggal ini. Awalnya atap masjid menggunakan daun bambu yang dianyam dan dindingnya menggunakan tabak bambu.



Dalam perkembangannya atap daun bambu tersebut diganti dengan ijuk, tetapi dindingnya masih menggunakan tabak bambu. Kurang lebih seabad kemudian ijuk tersebut diganti dengan genteng. Tahun 1922 dinding bambu diganti dengan bangunan tembok. Dan pada Juli 2005 lalu direnovasi.

Jujur saja nih, saya baru tahu ada Masjid Saka Tunggal yang kebetulan masjid terua dan bersejarah di pekuncen ini. Kebetulan juga letaknya sangat dekat dari rumah saya. Ini pun saya tahu masjidnya, secara tidak sengaja, saat saya iseng naik motor cari angin ke daerah Pekuncen. Waktu itu saya sempat mampir. Hanya karena bukan waktu salat, maka masjidnya tertutup.



Makanya jumat kemarin, saya memang sudah rencana  akan salat jumat di masjid Saka Tunggal atau masjid Jami Saka Tunggal. Saya sangat ingin sekali melihat Saka Tunggal atau tiang penyanggahnya itu secara langsung. Saya pun sengaja berangkat awal, agar bisa melihat-lihat dulu suasana dalam masjid.

Hanya 15 menit, saya sudah sampai di Masjid Saka Tunggal. Ternyata sudah banyak jamaah yang datang. Sejenak saya bingung mau parkir motor di mana. Ternyata, di sisi kiri masjid, ada tempat parkir yang nyaman. Di depannya juga tanah kosong dengan banyak pohon.



Setelah parkir motor, saya bergegas menuju tempat wudhu yang berada di sebelah kiri masjid. Ada beberapa kran air untuk wudhu. Lalu di dekat situ juga ada kamar mandi. Tampak juga sebuah sumur. Saya berpikir, mungkin itu termasuk sumur tua juga yang dulunya dipakai untuk berwudhu dari situ.






Selesai wudhu, saya bergegas masuk ke masjid lewat pintu depan. Nuansa karpet berwarna hijau, langsung membuat mata saya adem. Karpetnya juga sangat empuk. Saya pun memilih tempat di ruangan bagian depan masjid.

Jadi masjid Saka tunggal ini terdiri dari 3 ruangan. Ruangan utama atau masjid aslinya adalah bagian yang ada tiang penyanggahnya. Sedangkan bagian depan dan sisi kiri saya rasa bagian adalah tambahan.



Selesai salat jumat, saya pun bergegas melihat-lihat masjid Saka Tunggal ini. Caranya, saya tidak melihat-lihat dengan posisi berdiri seperti layaknya saya misalnya ke museum. Tapi saya duduk bersila dekat dengan obyek yang saya bidik.

Dan Tentu saja yang menjadi perhatian utama saya adalah tiangnya hanya satu tepat berada di tengah masjid. Ukurannya sekitar 30 x 30 cm, dengan tinggi sekitar 4 meter yang terbuat dari kayu jati pilihan. Makanya sampai sekarang masih kokoh.



Lalu, ada 4 penyanggahnya. Ukirannya sangat keren sekali. Apalagi dicat emas. Ada lubang angin di atasnya, kemudian bagian atapnya digambar langit dan awan. Jadi saat orang menengah ke atas, seolah-olah melihat langit dengan awan putih.



O, iya. Makna saka tunggal sebenarnya mengandung filosofi tersendiri. Saka tunggal melambangkan ke-Esaan Allah SWT sebagai Sang Pencipta tunggal alam semesta. Makna tunggal tersebut diejawantahkan dengan memaknai Masjid Saka Tunggal sebagai tempat untuk meyakini bahwa Allah SWT itu Tunggal atau Esa. Sedangkan dalam kaitannya dengan sejarah perjuangan, masjid itu juga sebagai simbol satu tekad untuk mengusir penjajah dari bumi Indonesia.

Selanjutnya saya menuju bagian depan. Ada 3  pintu (tanpa daun pintu) yang memghubungakan ruangan depan ini dengan ruangan utama. sisi kanan dan sisi kiri bentuk dan modelnya sama, sedangkan yang tengah di bagian atasnya seperti berbentuk kubah masjid. Sangan simetris.


Karpet yang sama pun terdapat di ruangan ini. Ada sebuah beduk di sudut kanan ruangan. Ukurannya cukup besar. Lalu di sebelahnya ada sebuah kentongan juga. Pastinya ini digunakan juga untuk menandakan telah masuknya waktu salat.



Lalu saya bergegas ke ruang sebelah kiri Di sini pun dgunakan untuk salat. Ada dua pintu yang menghubungkan dengan ruangan utama tadi. Lalu terdapat juga, dua jendela berbetuk kotak, dengan masing-masing dengan 2 daun jendela.



Di bagian belakangnya, tampak ada 2 lemari stenlis kaya lemari berisikan Al Qur’an, sarung, sajadah, dan mukenah. Jadi bagi teman-teman yang mengunjungi masjid Saka Tunggal dan kebetulan lupa bawa sarung atau mukenah, sudah disediakan.



Setelah saya rasa cukup, saya pun bergegas keluar masjid. Saya tidak lupa menjepret masjid dari keadaan depan. Pintu depan berjumlah 5 buah dengan model bulat di atasnya. Perpaduan catnya sangat kontras. Banyaknya pintu-pintu ini mengingat saya pada kontruksi bangun-bangunan tempo doloe yang memang kadang mempunyai banyak pintu, dengan ukuran tinggi dan besar.



Biar semakin lengkap, tidak lupa saya melihat bagian kanan masjid Saka Tunggal ini. Ternyata di sisi ini, pintunya hanya satu. Tapi jendelanya ada 4, yaitu 2 di bagian kanan, dan 2 di bagian kiri pintu. Sangat simetris.



Dan setlah mengamati Masjid Saka Tunggal ini, memang semua desainnya dibuat simetris atau seimbang. Antara kanan dan kiri. Dan ini mengajarkan pada saya, bahwa hidup itu perlu keseimbangan, agar semua tetap bisa berjalan dengan baik.



Pas mau pulang, ada ibu-ibu yang menyamperin saya, “Mas, nasi sodakahan!” kata Ibu itu sambil memberi saya sebuah plastik mika berisi nasi, ayam, dan sayur tempe. Saya pun menerimanya dengan senang hati.  Selanjutnya, saya pun bergegas pulang



Ternyata, di sekitar rumah saya itu, banyak sekali bangunan-bangunan bersejarah. Dan saya bersyukur bisa mendatangi dan mengali cerita di baliknya. Dan pastinya, banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan dari masjid Saka Tunggal ini. Tentang makna Saka Tunggal, sejarah, penyebaran islam, sampai salah satu penyemangat dalam perjuangan.

Bambang Irwanto

Lika-liku Saya Masuk ke Dunia Blogger

$
0
0
Lika-Liku Saya Masuk Ke Dunia Blogger - Saya ngeblog itu tidak sengaja. Jadi ceritanya begini. Sekitar tahun 2014 Saya sempat ikut kelas novel dewasa. Jadi syaratnya posting tugas per bab itu di blog. Lah... saya langsung bingung, karena tidak punya blog. Maka buru-buru saya buat blog setelah kepoin banyak blog dengan judul.. ‘Cara Mudah Membuat Blog Bagi Pemula’. Bahkan saya sempat beli buku tentang blog hahaha.



Nah, seiring waktu, novelnya tidak pernah selesai. Dan harus saya akui, saya masih harus banyak belajar. Jangan novel dewasa, cerpen dewasa saja belum ada yang lolos. Mentok-mentoknya di majalah Femina hanya lolos di rubrik Gado-Gado hahaha.

Tapi Alhamdulillah blog yang saya buat, bisa jalan terus. Walau isinya juga senin kamis. Senin awal bulan posting, nanti kamis akhir bulan baru posting lagi hahaha. Soalnya saya masih merasa enjoy menulis cerita yang dikirim ke media.

Makanya, blog saya itu paling isinya hanya seputa postingan cerita-cerita anak yang saya tulis yang dimuat di media anak, lalu beberapa juga cerita remaja. Kemudian lama-lama ada juga cerita keseharian. Maklumlah.. dari nyaman di dunia anak, lalu masuk ke dunia blogger, memang perlu penyesuaian. Tapi intinya, tetap semangat hehehe.

Waktu terus berganti, dan jarak semakin memisahkan kita.. eh.. apaan sih hahaha. Semakin lama, media mulai banyak yang tutup. Otomatis kesempatan cerita saya dimuat pun jadi tertutup. Jujur saja nih, pemasukan saya berkurang drastis. Padahal salah satu yang membuat dapur saya terus ngebul adalah homor dari media.

Kelas Kurcaci Pos, walau masih tetap berjalan, namun peminatnya sudah tidak sebanyak dulu. Soalnya kan, salah satu motivasi teman-teman ikut kelas Kurcaci Pos, agar ceritanya dimuat di majalah anak, dan dapat honor. Makanya zaman masih ramai, pernah dalam sebulan, saya sampai dapat 15 juta (bukan sombong ya). Makanya sempat kipas-kipas kayak horang kayah hahaha.

Alhirnya saya mulai berpikir. Saya tidak boleh terus begini. Saya harus berani keluar dari zona nyaman saya selama ini, yaitu menulis cerita anak. Kalau saya terus begini, saya bisa nangis guing-guling di bawah pohon tauge hahaha. Nulis cerita anak tetap jalan, namun saya harus mencoba dunia blogger juga.

Akhirnya saya melirik blog saya lagi yang sudah penuh sarang laba-laba hahaha. Saya benahi kembali, sambil cari juga info-info seputar blog dari internet. Dan saya sangat bersyukur, karena banyak juga teman saya yang penulis cerita anak penulis, juga sebagai blogger. Makanya saya bisa sharing lagi dna banyak bertanya-tanya soal blogger. Apalagi saya dikomporin terus, kalau ngeblog itu menghasilkan. Wow... saya kan juga manusia biasa, dengan kata uang, mata saya langsung hijau dan berbunga-bunga hahaha.

Maka saya pun giat lagi mengisi blog. Berharap ada tawaran menulis. Berharap ada yang pasang conten Placement. Berharap ada pemasukan baru dari blog. Setidaknya acara makan bakso bisa berjalan lancar hahaha.

Tapi... ternyata oh ternyata, saya salah pemirsa. Ini saat saya banyak sharing dan membaca postingan soal penghasilan blog. Jadi hal pertama yang harus dihindari saat ngeblog adalah... jangan mengharapkan penghasilan dulu. Ngbelog lah, karena suka berbagi cerita. Nanti seiring waktu, maka penghasilan dari blog akan datang sendiri.

Saya pun seperti tertampar. Saya pun langsung mulai berbenah diri. Saya rajin saja isi blog dan posting sambil terus mencari rezeki di pintu lain. Atas saran teman juga, saya ganti domain gratis dengan domain berbayar dan atas nama sendiri. Terus untuk memanjakan pengunjung, saya juga beli template responsive. Jadi loadingnya cepat. Soalnya saya dulu norak. Segala pernak-pernik saya masukin. Jam lah, ikan mas koki lah hahaha.

Nah, seiring waktu pintu lain terbuka, saat saya gabung di salah satu grup blog yang sering share job juga. Saat itu ada postingan dari MB Comunication yang mencari buzzer buat film remaja. Eh... entah apa yang merasuki saya, dengan pedenya saya daftar saja. Soalnya saya selalu berpikir, kalau rezeki, tak le mana hehehe.

Tak saya sangka, ternyata saya terpilih. Saya sangat bersyukur, karena pertama kalinya satu grup dengan blogger-blogger keren. Dari situlah saya belajar bagaimana jadi buzzer, bagaimana saat TT, sampai caption yang sesuai. MB Comunication memang sebagai pembuka jalan saya.

Dari sini, saya semakin brsemangat. Posting tulisan di blog, share, rajin cari info job, isi. Soal jarang dipilih, sudah biasa. Kalau sudah rezeki tidak akan ke mana kan.. hahaha.

Kadang saya juga bisa dibilang "tidak tahu diri". Sudah jelas yang dibutuhkan followers 500, saya yang masih 250 daftar saja hahaha. Tapi saya terus menghibur diri. Ya.. namanya juga usaha hahaha.
Termasuk saat ada yang mencari buzzer apartemen. Yang dibutuhkan followersnya jauh di atas followers saya. Tapi lagi-lagi saya kepedean isi saja. Dan sukses tidak dipilih hahaha.
Sehingga suatu malam, tiba-tiba ada email masuk. Ternyata dari orang yang pasang job apartemen tempo hari. Ternyata ada yang tiba-tiba mengundurkan diri, dan saya ditawari untuk menggantikannya hahaha.

Tanpa banyak pikir saya pun menerima. Jujur saja, saya ambil karena sudah diberi kesempatan untuk belajar lagi. Dan saya yakin, semakin menambah wawasan saya.
Begitulah prosesnya. Terus seperti itu. Saya rajin posting tulisan di blog, share, lalu rajin cari info job, dan menunggu hasilnya. Kalau rezeki tak akan ke mana kan...

Alhamdulillah seiring waktu, tawaran conten placement juga mulai menyapa. Senang banget, karena saya sudah berhasil melewati proses. Tawaran menulis di blog juga mulai berdatangan.Saya juga sudah beberapa kali ikut acara blogger.

Saya pun mulai memberanikan diri untuk ikut-ikut lomba, walau hasilnya memang saya harus banyak belajar lagi. Tapi saya yakin, waktunya akan tiba. semua kan ada waktunya.
Dan Alhandulillah hasil lomba blog saya bisa nikmati juga. Bersyukur bisa menang lomba di lomba blog USB Sandisk OTG. Pastinya hasil ini akan membuat saya semakin bersemangat lagi. Dan pastinya saya harus terus banyak belajar.

Terima kasih saya ucapkan pada teman-teman blogger yang banyak membantu saya selama ini. Di antatara ada  Mbak Ika, Mbak Haya, Mbak Tanti, Kang Ali, Mbak Christanty, Mbak Rita, Mbak monica, Mas pewe!n Mas Qbenk, Mas Bahrul, dan semua-semua yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu.

Terima kasih juga teman-teman yang sudah mampir ke blog saya, ya. Dari sinilah juga sumber semangat saya ngeblog. Kalau tulisan saya ada yang baca, lalu merasa bermanfaat, itu kebahagiaan yang luar biasa yang saya rasakan. Jangan bosan-bosan mampir, ya...

Yang pasti, ngeblog dan jadi blogger itu membuat dunia saya lebih berwarna. lingkaran pertemanan semakin luas dan banyak. Dan.. jujur saja, acara ngebakso bisa makin lancar jaya hahaha.

Selamat Hari Blogger Indonesia, teman-teman...

Bambang Irwanto

Pilih-Piliih Smartphone Idaman Sesuai Hati dan Kantong di iPrice

$
0
0
Pilih-Piliih Smartphone Idaman Sesuai Hati dan Kantong di iPrice - Bila ditanya, barang apa yang saat ini tidak pernah lepas dalam hidup saya sehari pun? Jawabannya adalah smartphone. Bila ditanya juga, barang apa yang tidak boleh ketinggalan? Jawabannya smartphone juga. Tambah satu pertanyaan lagi. Sebutkan barang yang sangat membantu pekerjaan saya? Maka jawabannya smartphone juga.



Jelas sekali ya, kalau smartphone kini sangat penting dalam hidup saya. Ya, memang kenyataannya seperti itu. Jujur saja nih, dari bangun tidur pegang smartphone, sampai mau tidur malam, masih pegang smartphone dulu hahaha. Soalnya tanya smartphone, jujur saya mati gaya. Selain buat bekerja, pastinya buat aktivitas lainnya lagi.

Nah, karena smartphone saya memang dipacu untuk bekerja, maka terkadang saya memakainya tidak sesuai aturan. Misalnya saja nih, pas lagi dichas, tetap saya nyalakan dan gunakan dengan internet tetap ON. Padahal ngeri-ngeri sedap juga, kalau pas dichas di colokan listrik. Selain bisa meningkatkan kinerja batterai, juga takut meledak hehehe.

Ya, mau bagaimana lagi, ya? Mau tidak mau. Karena terkadang saat smarphone saya mati, terkadang ada email danpesan masuk yang bisa saja itu job penawaran dengan konfirmasi yang waktu terbatas. Telat jawab, pekerjaan melayang. Batal ngumpulin duit buat liburan ke Eropa hahaha.

Dan memang benar, sih. Dengan smartphone dipacu seperti itu, tidak bisa dipungkiri akan mengurangi kinerja batterai saja, tapi juga kinerja smartphone. Dan.. pastinya bisa akan cepat rusak. Makanya jauh-jauh hari, saya sudah menyisipkan dana untuk biaya perbaikan smartphone. Atau kalau kerusakannya parah, terpaksa beli baru. Hiks...

Makanya saya mensiati dengan memakai dua smartphone dan 1 tablet. Ini masih dibantu dengan 2 laptop. Bukan gaya-gayaan sih. Ini juga untuk mencegah agar smartphone saya cepat rusak. Jadi diajak bekerja saling gantian. Saya juga bisa menghindari pemakaian smartphone saat dichas. Dan secara hitung-hitungan, selain saling membantu, juga awet.


Smartphone Alat Tempur Saya
Mungkin banyak teman-teman penasaran, apa saja smartphone yang saya pakai sebagai alat tempur bekerja?

Saya menggunakan Samsung Galaxy J7 2016 yang saya beli tahun 2016. Saya suka smartphone ini. Layarnya lebar 5,5”, dan super amoled. Batterainya cukup besar 3300 mhp dan yang saya suka bisa dilepas. Jadi bukan batterai tanam.



Dan saat membeli smartphone, kriteria saya memang begitu. Layar lebar dan bersahabat untuk mata saya yang tak belia lagi, kapasitas batterai besar, dan bisa diajak multitasking. Seperti telpon, buka internet, media sosial, dan lainnya.

Lalu smartphone satunya sebagai untuk membantu adalah Redmi Note 5. Ini saya beli baru Januari 2018. Ukurannya layarnya cukup lebar 5,9”. Saya suka kapasitas batterainya yang 4000 mHA Walau tidak bisa dilepas. Kameranya sangat mendukung aktivtas dan kerjaan saya.



Satu lagi saya siapkan tablet Samsung Galasxy S10. Ini saya beli karena memang untuk membantu saja mengoreksi tugas kelas menulis cerita anak. Jadi biasaya saya bawa saat keluar kota dan tidak terlalu banyak kerjaan. Daripada bawa laptop berat. Ini sangat membantu karena bisa segalanya.

Sesuai pengalaman saya, saya suka dan nyaman menggunakan Samsung dan Redmi. Saling mendukung sih. Misalnya di samsung itu disediakan foto editor yang bisa menempelkan foto atau gambar lain ke sebuah foto, sedangkan redmi tidak. Tapi.. Redmi bisa membalik foto cermin, sedangkan samsung J7 2016. Soalnya terkadang kita selfi, ternyata fotonya kebalik.


Kepoin Samsung dan Redmi di iPrice
Walau sudah punya dua smartphone, saya tetap rajin kepoin produk-produk lain dari Samsung dan Redmi. Ya itu tadi, saya sengaja jaga-jaga kalau ada sesuatu yang terjadi pada smartphone saya. Soalnya namanya kejadian kan, tidak bisa terduga.

Misalnya saat saya foto di tepi pantai menggunakan tripod yang sederhana dan tidak terlalu kokoh. Pas mau foto, keadaan tenang. Tapi pas saya menjauh dari tripod, tiba-tiba ombak besar menepi menghantap tripod saya. Smartphone Samsung Galaxy J7 2016 saya jatuh, dan kena LCD-nya. Kena deh 750 ribu hahaha. Mau tidak mau saya bela-belain ganti. Soalnya sayang data-data saya masih ada di dalam smartphone itu.

Ngomongin soal kepoin produk smartphone, saya suka kepoin iPrice. Di sana berbagai produk ada di sana. Termasuk Samsung dan Xiaomi Redmi. Yang saya suka, spesifikasinya lengkap. Jadi saya bisa kepoin sampai tuntas smartphone incaran saya.



Selain itu, ada juga perbandingan harga-harga dari berbagai marketplace. Seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopphe dan lainnya.  Dari harga termurah sampai harga termahal. Dan IP Price ini sangat real harganya. Pastinya memberikan gambaran juga soal harga. Jadi pas mau beli, semua jadi jelas, tidak seperti membeli kucing dalam karung.


Smartphone Incaran Saya
Kemarin pas kepoin iprice lagi, saya menemukan smartphone incaran nih, yaitu Samsung Galaxy A50. Cocok dengan kriteria smartphone yang layarnya lebar, dengan kapasitas batterai besar. Pilihan warnanya juga banya. Ada putih, biru, hitam.




Dan yang bikin makin happie, harganya masih sesuai jangkauan saya, yaitu kisaran harga 3 jutaan. Apalagi dengan harga segitu, jeroan yang terdapat pada Samsung Galalxy A50 semua mumpuni. Sangat bisa menunjang aktivitas saya.


Ini dia, spesifikasi dari Samsung Galaxy A50 yang bikin saya mupeng :




Saya pun lalu melirik deretan hape dari Xiaomi. Wah, saya langsung mupeng nih, dengan Xiaomi Redmi 4a. Spesifikasinya gahar juga, dan ‘gue banget’. Layar lebar 5” dengan kapasitas batterai lumayan besar 3120 mHA.  Dan.. harganya 569 ribu. Wow.. mantap.



Kamera Xiaomi Redmi 4a ini juga memikat hati saya. Maklum saya sekarang hobil jalan-jalan dan selfie-selfie hahaha. Dengan kamera belakang 13MP dengan tingkat densitas piksel sebesar 296ppi dan tampilan resolusi sebesar 720 x 1280 pixels, cukup menghasilkan foto keren untuk keperluan media sosial dan tulisan di blog saya. Apalagi beratnya hanya 131,5 gram. Pas diajak buat ngebolang hehehe.

Biar kapasitas penyimpanan agak lega, teman-teman juga bisa menyesuaikan. Bisa pilih yang 16 Gb dengan harga 785 ribu. Atau kalau memang lebih legaan, sekalian pilih 32 Gb dengan harga 915 ribu. Pastinya kapasitas penyimpanan bisa ditambah dari memori card juga.



Xiaomi Redmi 4a ini juga menawarkan warna-warna yang bisa dipilih sesuai selera. Ada emas, abu-abu, dan rose gold. Tapi saya pasnya abu-abu saja. Untuk para ladies.. pasnya rose gold. Jadi smartphone zaman now memang tidak hanya jeroannya, tapi juga menunjang penampilan hehehe.

Nah, bagi teman-teman yang memang cari smartphone, bisa langsung meluncur ke iprice. Bisa lihat-lihat dulu, lalu pilih sesuai kebutuhan. Dan pastinya, harga bisa sesuai di hati dan kantong hahaha. Selamat pilih-pilih smartphone idaman sesuai hati dan kantong di iPrice, teman-teman.

Bambang Irwanto

Editor Resign, Bagaimana Nasib Naskah Saya di Penerbit?

$
0
0
Editor resign, bagaimana nasib naskah saya di  penerbit? Pertanyaan ini sering ditanyakan kepada saya. Dan memang bagi teman yang baru masuk ke dunia menulis, lalu naskahnya di-ACC penerbit, dan kemudian ada kendala semacam ini, pasti akan jadi pikiran juga. Makanya, saya pun berusaha menjelaskan sesuai pengalaman menulis saya yang masih seuprit hehehe.



Dalam proses menerbitkan sebuah buku, jalinan penulis dan editor itu akan sangat instens. Mulai dari saat naskah diterima, lalu saling tiktok sharing naskah, buku sudah cetak, rencana promosi, dan terus sampai soal royalti juga.

Namun ada kalanya, tidak selamanya proses menerbitkan buku itu lancar jaya. Dan salah satu penyebabnya adalah editor yang menangani naskah kita itu resign dari penerbit itu. Pastinya proses buku akan terhambat kan. Ibaratnya, editor sebagai channel penghubung kita itu tiba-tiba terputus. Wajar kalau teman yang baru mengalami akan sedikit kaget. Kayak layangan putus.. Eeh... hahaha

Editor Resign, Bagaimana Nasib Naskah Saya di Penerbit?

Saat Editor Resign

Hal pertama yang dilakukan penerbit adalah mencari editor penganti bagi naskah kita. Sebut saja namanya Mbak Tamara (bukan Tamara Bleszynski), ya hahaha. Dan ini biasanya, sebelum editor yang menangani naskah saya resign, maka Mbak Tamara akan mengabari saya. Karena, ‘Tak Kenal Maka Memang Tak Kenal’ hahaha.

Biasanya Mbak Tamara sebagai editor lama akan mengabari saya via whatsapp atau inbox facebook. Misalnya, " Mas Bambang (walau tidak pakai embel-embel penulis tampan rupawan, imut, lucu, menggemaskan, dan terus menulis sepanjang masa), mulai bulan Desember, saya sudah tidak bekerja di penerbit Syalala. Jadi nanti naskah Mas yang dulu, ditangani oleh Mbak Chica (kau mau ke mana hahaha?), ya!"



Setelah pemberitahuan ini, saya akan minta kontak Mbak Chica pada Mbak Tamara. Saya segera whatsapp atau inbox untuk kenalan. Tapi biasanya, Mbak Tamara sudah konfirmasi juga pada Mbak Chicha. Jadi pas saya WA atau inbox, biasaya editor baru akan jawab, “O iya, Mas Mbak Tamara sudah menyampaikan kemarin. Nanti saya yang akan melanjutkan menangani naskah Mas.

Nah, kalau sudah begini, biasanya Mbak Chicha akan menjelaskan ini dan itu seputar naskah saya. Lalu saya pun tidak lupa konfirmasi kapan waktunya sharing, agar bisa tik-tok dan saya sesuaikan dengan jadwal syuting dan pemotretan saya hahaha.


Siap-siap Menghadapi Revisi

Walau sama-sama editor di penerbit yang sama, tapi setiap editor punya selera berbeda pada satu naskah, walau hanya sedikit. Karena jangan lupa, naskah itu sifatnya relatif. Tergantung orang yang  membaca naskah kita.



Jadi wajar saja, saat ediotr ganti, maka pasti akan ada perubahan (walau hanya sedikit) pada naskah kita.  Jadi.. saat ganti editor pada naskah kita, maka siap-siap ada revisi pada bagian yang sebelumnya sudah oke.

Hal ini juga, bisa disebabkan, karena naskah kita disesuaikan dengan sikon. Misalnya saat ditangani Mbak Tamara, ada bagian naskah saya yang settingnya di sebuah tempat makan. Namun ternyata, tempat makan itu sudah tak ada. Jadi disesuaikan.  Terus.. sampai akhirnya terbit.
Proses ini, memang butuh waktu dan ekstra lagi. Jadi terus semangat. Dan kalau saya ambil pelajarannya saja. Sharing beda editor, berarti saya bisa tambah ilmu dari orang lagi. Saya pun belajar mengikuti selera banyak editor, jadi saat ada permintaan naskah ini itu, saya sudah terbiasa.

Editor Lama Resign, Naskah Apa kabar?

Dalam hidup ini, segala sesuatu bisa terjadi, termasuk pada naskah yang kita tulis. Naskah saya yang sudah di-ACC sebuah media, karen satu dan lain hal, tidak bisa dimuat. Begitu juga naskah saya yang diacc penerbit, sudah tahap tiktok editor, editor resign.akhirnya tidak jadi terbit.

Karena sesuai pengalaman, terkadang saat editor yang menangani naskah saya resign, dia malah lupa mengabari saya. Ya, editor kan juga manusia biasa. Bisa saja dia pas mau pindah sibuk, jadi lupa memgabari saya.

Editor Resign, Bagaimana Nasib Naskah Saya? Pertanyaan ini sering ditanyakan kepada saya. Dan memang bagi teman yang baru masuk ke dunia menulis, lalu naskahnya di-ACC penerbit, dan kemudian ada kendala semacam ini, pasti akan jadi pikiran juga. Makanya, saya pun berusaha menjelaskan sesuai pengalaman menulis saya yang masih seuprit hehehe.



Makanya pas saya tanya ke Mbak Tamara, jawabannya bisa bikin kaget. Misalnya, “O, iya. Mas. Saya lupa mengabari, kalau saya sudah resign. Mas, bisa kontak Mbak Chica, ya!”

Namun saat saya kontak Mbak Chica, jawabannya juga bikin saya kaget,” Wah, kemarin Mbak Tamara tidak konfirmasi, Mas! Coba nanti saya cek dulu, ya!”

Akhirnya setelah nunggu-nunggu, saya colek Mbak Chica lagi, jawabanya, “Mas, naskahnya ada. Tapi saat ini belum bisa dilanjut ya, Mas. Saya masih tangani naskah lain. Dan sekarang belum ada editor baru.

Siap menghadapi Berbagai Kemungkinan

Menulis itu bagi saya tidak hanya sekedar ketak-ketik, menghasilkan tulisan, kirim ke media tau penerbit, dimuat atau diterbitkan, lalu dapat uang. Saya pun harus siap menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi pada naskah yang saya tulis.

Seperti yang sudah saya tuliskan di atas, naskah saya ada yang sudah di-ACC media, tidak jadi tayang. Ada yang sudah di-ACC penerbit, tidak jadi terbit. Ada yang sudah separuh jalan tiktok dengan editor tidak jadi terbit. Ada yang naskah sudah siap, terkendala di ilustrasi yang ilustratornya tidak amanah jadi gagal terbit.

Jadi, Kalau saya berada dalam sikon editor resign, namun naskah terkatung-katung, maka saya kembali berpikiran positif saja, Belum rezeki naskah saya di penerbit itu. Insya Allah akan ada rezekinya di tempat lain”. Jadi..  kalau sudah lama nunggu, tidak ada kabar, maka  naskahnya ditarik dan saya kirim ke penerbit lain.



Dan sesuai pengalaman menulis saya, Alhamdulillah tidak ada naskah yang saya tulis yang sia-sia. Naskah yang kurang sesuai di media A, saya kirim ke media B lolos. Naskah yang dicuekin editor penerbit Z, saya kirim ke penerbit X lolos. Naskah yang tidak ada kabar di penerbit M, saya tarik dan kirim ke Penerbit n diterima. Jadi percayalah.. semua naskah yang kita tulis ada rezekinya masing-masing.

Nah, itu dia sharing seputar pengalaman kalau editor resign. Dan sekali lagi ya, ini sesuai pengalaman saya. Jadi pastinya akan berbeda dengan pengalaman menulis penulis-penulis lain. Sama saja dengan kehidupan seorang yang berbeda-beda hehehe.

Jadi intinya, masalah editor resign ini, hanya salah satu lika-liku dalam proses menulis. Pokoknya terus semangat menulis, agar semakin banyak tulisan yang dihasilkan, semakin banyak peluang tercipta, semakin banyak keberkahan dan kebahagian yang didapatkan dari menulis. Salam semangat menulis, teman-teman.

Bambang Irwanto

Pantai Pedalen, Dulu hanya Tempat Observasi Bulan Sekarang Jadi Tempat Wisata Menarik di Kebumen

$
0
0
Pantai Pedalen, Dulu hanya Tempat Observasi Bulan Sekarang Jadi Tempat Wisata Menarik di Kebumen - Sabtu 9 November 2019 itu, sebenarnya saya tidak ada rencana sama sekali ke pantai Pedalen ini. Jujur saja, saya malah tidak tahu kalau ada pantai menarik ini yang letaknya di jajaran pantai-pantai di wilayah selatan Kebumen.



Jadi kemarin itu, saya memang niatnya mau cari lokasi menarik untuk photoshoot saja (ciyeee photoshoot hahaha). Biasanya kan, saja carinya di wilayah Gombong dan Sempor. Nah ini ndilalah motor saya  melaju ke arah Karangbolong.

Tapi ternyata.. Sampai memasuki pertigaan jalan menuju pantai suwuk dan pantai Karangbolong, saya belum juga menemukan tempat yang sesuai hati dan jiwa (gaya benar hahaha) buat pemotretan. Akhirnya saya berbelok saja ke arah menuju Karangbolong. Pikir saya kalau tidak dapat tempat cocok ya, tidak apa-apa. Minimal saya sudah cuci mata hehehe.

Pas di pertigaan jalan yang salah satunya menuju pantai Karangbolong tepatnya dekat alun-alun, saya melihat sesuatu yang baru yaitu tugu Geopark. Beberapa bulan pas lewat sini, mungkin sekitar bulan Juli-Agustus, tugu Geopark ini belum ada. Langsung jiwa narsis selfie saya bergejolak. Makanya tanpa disuruh, saya langsung mampir hahaha.



Selesai jeprat-jepret di tugu Geopark Karangbolong, saya sempat Bimbang. Tepatnya Bambang Bimbang Marhambang hahaha. Saya tercenung sejenak, sambil bergumam, Ehm... saya selanjutnya mau ke mana ya? Ke pantai Karangbolong sudah. Ke Bukit Hud di dekat situ juga sudah. Ke wisata lainnya yang sejalur juga sudah, dari pantai Watu Bale, Bukit Jerit, Pantai Lampon,  Pantai Surumanis sampai Pantai Menganti juga sudah.

Akhirnya saya putuskan jalan-jalan saja menyusuri jalan. Nantinya saya pulangnya akan lewat jalur lain yaitu yang melewati gua Jatijajar ke arah Ijo. Selain itu, medan jalannya seru dan berkelok. Walau tidak berwisata, setidaknya saya sudah jalan-jalan dan cuci mata. Mana tahu nanti pas lewat dapat tempat bagus buat pemotretan.

Ternyata.. sampai melewati jalan menuju pantai Menganti, saya belum juga menemukan lokasi. Kemarau panjang membuat pohon merangas, kering kerontang, dan sungai juga pada kering. Ditambahh lagi cuaca memang sedang panas sekali, walau beberapa hari lalu sempat turun hujan.

Baca juga : 12 Pantai di Kebumen yang Wajib Dikunjungi

Sampai akhirnya saya melihat gerbang bertulis Pantai Pedalen. Hei.. Kok saya baru tahu ada pantai Pedalen ini. Padahal saya sudah beberapa kali lewat jalan jalur selatan ini. Akhirnya saya masuk mengikuti jalan.

Hati saya mulai girang. Feeling saya, pasti nih banyak tempat bagus di sana buat pemotretan. Apalagi jalan menuju saja sudah mulus beraspal. Dan lokasinya ternyata tidak jauh dari jalan raya tadi. Saya pun makin bersemangat, karena akan mengunjungi tempat baru.

Baca juga : 5 Alasan Saya Berwisata di Kebumen

Ternyata di baguan depan itu ada TPI atau Tempat Pelelangan Ikan Argopeni. Lalu di dekat bibir pantai, banyak perahu nelayan yang bersandar. Warnanya seragam, dominasi warna biru. Ini mengingatkan saya pada perahu-perahu nelayan di pantai Menganti.

Tapi saya lewatkan dulu lokasi ini,  dan bergegas ke loket penjualan tiket.  Seorang Mas-Mas usia sekitar di atas 20 tahun penjaga loket langsung menghadapi menghampiri saya. Harga tiket 5 ribu saja. Sangat pas di hati dan kantong saya hahaha.



Pas saya bertanya, apa Pantai Pedalen ini wisata baru,  kata Mas penjaga loket tidak. Pantai pedalen sudah dibuka sejak sudah 2 tahun yang lalu. Awalnya tempat ini hanya dijadikan observasi bulan. Ya termasuk melihat hilal saat masuk dan akhir puasa. Wih berarti kemarin saya saja yang tidak lihat.

Setelah membeli tiket, saya kembali memajukan motor ke atas. Tapi cuma beberapa meter sudah sampai lokasi. Ini beda dengan jalan masuk ke pantai Lampion dan pantai Surumanis. Jadi dari TPI nanjak lagi ke atas dan melewati pemandangan yang indah.

Saya segera memarkir motor. Karena saya datangnya sudah siang sekitar pukul 10 lewat, jadi agak panas. Padahal kata Mas loket, kalau sore asyik sekali berada di sini. Ternyata di atas ini ada Balai Pertemuan Nelayan TPI Argopeni. Sangat ideal memang. Jadi TPI dan balai pertemuannya sangat berdekatan.



Dan memang, pemandangan indah langsung menyambut saya. Saya pun  bisa melihat pantai Logending atau pantai ayah dari kejauhan. Dan karena cuaca cerah, awan dan langit biru sangat mendukung.



Saya pun langsung siap-siap pemotretan. Pasang kamera di tripod, lalu ganti kostum hahaha. Jadi pertama saya bidik dulu bagian sisi yang berhubungan langsung dengan pantai. Walau karakter pemandangannya hampir sama dengan pantai lainnya yang berbukit, tapi tetap keren asal tahu angle-nya.





Kelar di bagian sisi, saya ingin turun ke batu karangnya. Apalagi ada orang yang memancing di sana. Karang-karangnya sangat eksotis dan sangat menggoda saya. Saya ingin foto di karang-karang yang ada cekungannya, lalu ada air di dalamnya.



Makanya saya bergegas turun. Tapi belum jauh, saya balik lagi. Ternyata jalannya cukup terjal. Saya takut malah tergelincir dan jatuh ke karang. Membayangkan saja saya sudah ngeri-ngeri sedap. Saya selalu ingat satu hal ini saat wisata “Jangan memaksakan mengambil foto, namun mempertaruhkan keselamatan”. Soalnya sudah banyak kejadian kan...



Saya pun memutuskan mencari lokasi lain. Dan incaran saya adalah bukit lainnya. Dan di sini sangat enak sekali bersantai. Ada gazebo ada bangku buat bersantai. Walau panas, tapi di atas sini angin semilir. Jadi pengin tidur hahaha.






Saya pun mengambil beberapa foto. Hanya sayangnya karena tengah hari, matahari sudah di atas kepala. Wajah saya jadi hitam hahaa. Tapi tidak apa, yang penting keindahan pantai Pedalen tampak. Modelnya kan yang sebagI pemanis hahaha.




Kelar di puncak, saya mengincar menara pemantau bulan. Letaknya bersebelahan dengan bukit. Jadi saya tinggal naik  ke atas. Panas... Apalagi tidak ada peneduh di atas hahaa. Makanya benar kata si Mas penjaga loket tadi. Kalau pas sore memang cihuiii. Apalagi dari atas pemandangan sangat Keceh.



Saya pun langsung jeprat-jepret dengan latar pantai dan karang. Puas.. Karena sendiri menguasai area. Dan pas begitu saya selesai, eh ada dua. Cewek ikutan naik ke atas. Gantian menguasai area hahaha.



Selanjutnya saya bergegas turun. Tujuan saya mau ke area pantai dekat TPI. Tapi sebelum turun saya lihat angle bagus. Jeprat-jelret lagi hahaha. Eh.. pas asyik pose-pose, dua cewek tadi lewat lagi. Kayaknya mereka mau minta tanda tangan dan foto bareng saya hahaha.



Menuju ke are pantai, saya cukup berjalan kaki saja. Seperti yang saya ceritakan tadi, jarak antara puncak dan TPI ini sangat dekat. Tidak sampai 5 menit, saya sudah sampai di lokasi pantai.



Pantai Pedalen ini memang bukan pantai yang landai kayak pantai Suwuk atau Pantai Petanahan. Jadi tidak mempunyai pasir pantai. Jadi teman-teman jangan membayangkan bisa main-main air manjah di sini.



Hanya... kelebihannya ada batu-batu karang dan tebingnya. Dan ini sudah membuat saya banyak mendapat angle bagus. Hanya memang, karena saya datangnya sudah siang, maka saya kena backlight hahaha.



Saya pun tidak mau membuang waktu. Pertama saya incar dulu bagian dinding tebing yang ada batang pohon dan batu besar di bawahnya. Sangat eksotis menurut saya. Dan untuk pemotretan kali ini, saya lebih banyak timer waktu kamera karena pakai.kamera Sony A5100 jadinsaya tidak perlu lari secepat kilat dari kamera ke lokasi pemotretan. Kamera hape khusus buat jepret yang tidak ada modelnya hahaha,



Selanjutnya saya incar bagian-bagian lain. Tapi tetap di tepi-tepi pantai saja. Dan saya suka karena di lokasi sangat aman. Ombak yang menepi jauh. Jadi aman tripod saya. Tapi tetap harus hati-hati, karena batu karang ada yang berlumut, jadi agak licin.






Sambil pemotretan saya juga sesekali memhatikan para nelayan yang bahu membahu menepikan perahu. Jadi setiap perahu yang datang, mereka langsung menyambut. Eh.. beberapa nelayan malah dadah-dadah ke arah saya. Wih.. nambah lagi fans saya hahaha.





Setelah kelar sesi pemotretan, saya bergegas melihaf-lihat TPI Argopeni. Sudah mulai acaara lelang ikan yang masih segar. Saya minat sih beli, tapi takutnya saya masih mau mutar-mutar. Jsdi saya batalin saja. Walau bisa minta dimasakkan di warung makan, tapi mengolah dan memasak ikan sendiri di rumah lebih mantap hahaha.



Saya pun bergegas ke atas lagi setelah istirahat sejenak dan ke WC. Say pun sejenak duduk-duduk sambil merapikan perlengkapan. Setelah itu, saya berniat melanjutkan jalan-jalan cuci mata. Semakin semangat dong, apalagi pantai Pedalen ini sudah memanjakan saya.

Bambang Irwanto

Langsung Terpikat Selfie di Tugu Geopark Karangsambung-Karangbolong Kebumen

$
0
0
Langsung Terpikat Selfie di Tugu Geopark Karangsambung-Karangbolong Kebumen-Teman-teman yang sering mampir ke blog saya, dan khusus masuk ke rubrik jalan-jalan Bangbang, pasti akan merasa kalau saya itu sangat banyak menulis tentang wisata Kebumen. Kenapa? Soalnya sekarang saya tinggal di Kebumen, dan wisatanya tidak perlu jauh-jauh hehehe.



Kebumen itu mempunyai wisata yang memesona dan komplit. Dari bukit, pantai, gua, waduk, batu-batu purba, embung, benteng, dan bangunan bersejarah lainnya. Dan semua itu masuk dalam Geopark Karangsambung-KarangBolong yang terbentang dari wilayah Karangsambung di utara Kebumen, sampai wilayah Karangbolong di selatan Kebumen.

Apalagi sejak Geopark Karangsambung-karangbolong ini ditetapkan sebagai Geopark Nasional pada 30 november 2019. Ini membuktikan kalau wisata-wisata Kebumen memang sangat memikat. Makanya kebumen semakin berbenah menuju geopark internasiol. Salah satunya hadirnya logo Geopark Karangsambung-Karangbolong, laliu berlanjut dengan pengenalan logo, sampai pembuatan tugunya.



O, iya. Geopark Karangsambung-Karangbolong ini meliputi kawasan seluas 543,599 km2 yang mencakup 12 kecamatan dengan 117 desa. Lalu terdapat 41 situs geologi yang menjadi situs utama. Situs tersebut dilengkapi 8 situs biologi dan 10 situs budaya. Sangat komplit dan beragam kan, teman-teman.



jadi secara keseluruhan Geopark karangsambung-Karangbolong terbagi menjadi 3 segmen, yaitu Kawasan Karangsambung yang berada di utara sebagai kawasan cagar alam geologi Karangsambung. Lalu Kawasan Sempor sebagai kawasan bagian tengah. Selanjutnya pesisir daerah Ayah yang berada di selatan yang merupakan kawasan karst dan vulkanik tua.


Logo Geopark Karangsambung-Karangbolong
Geopark sendiri merupakan konsep pembangunan kawasan yang mengintegrasi antara geodiversity, biodiversity, dan culturediversity ; menuju peningkatan ekonomi lokal dalam bingkai NKRI. Makanya pembuatan Logo Geopark Karangsambung-Karangbolong juga disesuaikan dengan geopark yang ada.



Logo geopark Karangsambung-Karangbolong ini masing-masing mempunyai arti :

  • Tiga gunung menggambarkan kekuatan tiga pilar geopark. 
  • Gunung warna hijau menggambarkan cockpit karst
  • Gunung warna biru menggambarkan pegunungan patahan
  • Gunung warna cokelat dengan burung lawet menggambarkan nilai lokal yang berkembang  di atasnya
  • Proses subduksi antara lempeng benua dan lempeng samudra, terlihat pada pertemuan garis lengkeng ke bawah berwarna cokrlat dan merah.


Pengenalan Logo Geopark Karangsambung-Karangbolong
Setelah logo Geopark Karangsambung-Karangbolong dibuat, pastinya langkah selanjutnya adalah mengenalkan pada masayarat. Dan salah satunya adalah meletakkan logo-logo Geopark Karangsambung-Karangbolong ini di tempat-tempat wisata yang termasuk geopark, dalam bentuk logo kayu.

Logo Geopark Karangsambung ini sudah saya lihat sata berkunjung ke beberapa wisata. Misalnya Pemandian Air Panas Krakal di wialayh utara Kebumen, juga Gua Petruk dan Gua Jatijajar di di wilayah selatan Kebumen.



Selain logo Geopark, di bawahnya juga disertai info seputar wisata yang terkait. Misalnya di Pemandian Air Panas Krakal, saya bisa tahu sejarahnya adanya pemandian air panas ini. Dari salah satu keluarga keraton yang mencari sumber mata air sesuai minpinya, sampai kemudian Belanda membuat tempat pemandian khusus mengobati penyakit kulit.

Tugu Geopark Karangsambung-Karangbolong
Nah, sabtu kemarin 9 November 2019, saat melewati daerah Karangbolong, saya suprais melihat Tugu Geopark Karangsambung-Karangbolong. Padahal beberapa bulan lalu saat melintasi tempat itu, belum ada. Makanya tanpa disuruh, saya segera mampir sebelum saya lanjut ke pantai Pedalen.



Tugu Geopark Karangsambung-Karangbolong berada di dekat alun-alun karang bolong, persis di pertigaan jalan yang salah satu jalannya menuju arah Pantai Karangbolong dan Pantai Hud. Masih sangat terawat dan bersih, karena memang baru dibangun.



Tugu Geopark di karangbolong ini salah satu dari 2 tugu Geopark. Satu lagi tentu saja berada di daerah Karangsambung. Nanti kalaua da waktu, saya akan menyambangi tugu Geopark yang ada di karangsambung juga.

Tanpa berlama-lama, saya langsung pasang tripod dan memasang kamera. Walaupun area tugunya tidak terlalu luas, namun saya bisa mengambil beberapa angle. Selain tugu, ada juga batu prasastinya. Dan biar semakin menarik, dipasang lampu sorot juga. Pastinya kalau malam, tugu ini akan semakin keren.



Harapannya saya, semoga dengan hadirnya tugu Geopark Karangsambung-Karangbolong ini, maka wisata di Kebumen semakin berkembang dan meningkat. Karena Wisata Kebumen sangat punya potensi, hanya sesuai pandangan mata saya sendiri, masih banyak yang belum digarap dan dirawat dengan baik.



Tugu Geopark Karangsambung-Karangbolong in, harus jadi penyemangat untuk menuju Geopark Internasional. Dan.. harus dirawat dan dijaga juga. Jangan sampai dirusak oleh tangan-tangan jahil, termasuk mencorat-coret bagian tugu. Apalagi pembangunan tugu ini biaya tidak sedikit. Yuk, teman-teman dola ke Kebumen, dan nikmati wisata yang memikat hati.

Bambang Irwanto

Yoforia, Yogurt Segar untuk Hidup Sehat Saya

$
0
0
Yoforia, Yoghurt Segar untuk Hidup Sehat Saya - Teman-teman sudah tahu Yoforia? Kalau belum, nih saya perkenalkan. Yoforia adalah Yoghurt segar dengan aneka rasa, dan sudah saya kebetulan meminumnya setiap hari.




Yoforia ini tidak hanya melancarkan usus saya, tapi juga melancarkan aktivitas saya. Lho kok bisa? Ya bisa, karena semua kan saling berkaitan. Minum Yoforia yogurt setiap hari, membuat saya sehat. Termasuk kalau pencernaan saya lancar, maka saya terbebas sembelit, beraktivitas jadi menyenangkan.



Bukan hanya saat di rumah saja. Saat jalan-jalan pun saya selalu membawa Yoforia yogurt. Tahu sendiri kan, kalau jalan-jalan itu tidak afdol tanpa wisata kuliner. Apalagi ada istilah, yang mantap itu kalau makan makanan di daerah asalnya hehehe.



Nah, saya juga. Kalau jalan-jalan, inginnya coba ini...coba itu. Mumpung tempat makanannya sudah di depan mata. Apalagi kalau makannya dibayarin teman hahaha, dijamin langsung oke. Rezeki nomplok, tapi perut taruhannya, kamar toilet jadi tempat favorit hahaha. Makanya Yoforia jadi penolong saya juga.


Pentingnya Minum Yoghurt Setiap Hari

Sebelum saya perkenalkan Yoforia lebih lanjut, saya jelaskan dulu nih, kenapa yoghurt itu bagus sekali diminum setiap hari. Soalnya dulunya, saya itu tahunya yoghart hanya bermanfaat melancarkan pencernaan. Tapi ternyata banyak manfaatnya.



Yoghurt itu merupakan minuman hasil dari fermentasi susu sapi melalui bakteri Lactobacillus. Makanya yoghur itu rasanya asam, namun di dalam kaya dengan nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Seperti kalium, riboflavin, vitamin B 5, Yodium, vitamin B12, dan lainnya.

Khusus Yoforia Yogurt ini dibuat dengan spesial. Rasanya lebih dan tidak asam. Terbuat dari susu sapi segar, dan menagndung probiotik. Selain itu, dietary fiber dari buah-buahan. Terus karena menggunakan live probiotics, maka rasanya tidak terlalu asam.



Jadi kalau teman-teman minum Yooria yogurt setiap hari, maka inilah manfaat yang bisa didapatkan :
  • Menurunkan tekanan darah, 
  • Sumber protein yang sangat baik.
  • Mengganti energi setelah berolahraga, 
  • Membantu sistem pencernaan lebih lancar, 
  • Menjaga kesehatan tulang, sumber mineral dan vitamin, 
  • Memperkuat sistem imun, 
  • Membantu menurunkan berat badan.
  • Membuat kulit wajah akan terlihat mulus dan bersih


Kelebihan Yoforia Yogurt
Saya itu orangnya spesifik untuk urusan makanan dan minuman untuk tubuh saya. Karena saya maunya, semua yang masuk ke tubuh saya adalah sesuatu yang bagus, menyehatkan dan bermanfaat bagi tubuh saya. Apalagi yang tahu tubuh saya, ya saya sendiri.



Makanya sebelum.mengkonsumsi Yoforia Yogurt ini, saya juga mencari infonya dulu. Dan pilihan saya tidak salah.  Memang Yoforia, fresh yogurt for my healthy life! Jadi Yoforia, yogurt segar untuk hidup sehat saya.
  • Yoforia adalah fresh yogurt yang memiliki live probiotics dan tidak melalui proses apapun setelah menjadi yogurt seperti pemanasan atau UHT sehingga bakterinya tetap hidup dan manfaatnya terjaga.
  • Yoforia menggunakan live probiotics khusus sehingga rasa yang dihasilkan tidak terlalu asam dan lebih creamy
  • Yoforia juga mengandung dietary fiber dari buah jeruk alami sehingga teksturnya lebih lembut dan cocok untuk diet.
Selain cek dan ricek leat internet dan info lainnya, saya juga melihat informasi nilai gizi pada tabel yang teracntum di kemasan Yoforia yogurt ini. Dan fantastik. Dalam kemasan botol 200 ml, terkandung banyak gizi nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh saya.





Kenapa Saya pilih Yoforia?
Pertama jelas Yoforia.mengandung banyak nutrisi yang sangat bermanfaat dan cocok untuk saya. Seperti yang sudah saya ceritakan di atas.  Jadi Yoforia tidak hanya yoghurt segar, tapi juga menyehatkan bagi tubuh saya.

Yoforia Yugort ini sangat fresh alias fresh yogurt. Dan saya sukanya yang segar-segar. Saat diminum, kesegarannya langsung terasa di mulut dan tenggoran saya. Sekali lagi tidak hanya menyegarkan, tapi juga menyehatkan.



Yoforia yogurt memiliki banyak varian rasa. Dan saya beruntung karena suka rasa apa saja. Jadi dijamin tidak akan bosan minum Yoforia. Hari ini minum rasa coffee cream, besok rasa stroberi dan seterusnya. Apalagi kini ada rasa terbaru Lychee Blast yang eksotis.

Bentuknya praktis membuat mudah dibawa ke mana-mana. Mau dimasukkan di tas atau bahkan di saku celana bisa. Jadi Yoforia Yogurt bisa menemani saya terus.



Harganya sangat terjangkau namun sejuta manfaatnya. Saya beli di.... hatganya. Tuh, dengan harga sekian dan ukuran hanya sekian, tapi sejuta manfaat sudah saya dapatkan.

Yoforia mudah didapatkan di mana-mana. Di supermaket, minimarket, bahkan warung juga ada. Jadi pas bepergian, saya tidak perlu bawa dari rumah.



Yoforia Yogurt cocok untuk segala usia. Makanya saya pun memberikan pada krucil saya. Penuh rasa buah.

Nah, ini paling penting. Yoforia yogurt itu sudah disertai label halal dari MUI. Jadi pastinya sangat aman saya dan keluarga konsumsi.


Cara Tepat Menikmati Yoforia Yoghurt
Yoghurt, termasuk Yoforia Yogurt ini bagusnya diminum saat dingin. Kenapa? Karena yoghurt biasanya mengandung bakteri baik yang disebut dengan probiotik. Nah, probiotik ini bisa bertahan hidup pada suhu atau temperatur tertentu.



Kalau yoghurt sudah tidak dingin maka probiotik yang terkandung di dalamnya tidak bisa bertahan hidup dan mati, sehingga tidak ada manfaatnya. Padahal saya seperti yang saya ceritakan di atas, saya ingin makanan atau minuman yang masuk ke tubuh saya itu membawa manfaat bagi tubuh saya.

Kalau seperti itu hanya rasa asam saja yang didapatkan. Tapi yoghurt yang tidak dingin itu tidak berbahaya erbahaya bagi kesehatan atau tidak belum diketahui. Selama kemasan dari yoghurt tersebut tidak rusak. Hanya probiotiknya sudah tidak ada.



Nah, lainnya, saya selalu minum Yoforia Yoghurt saat perut kosong atau sebelum kosong. Soalnya bakteri baik atau probiotik di dalam yogurt ini harus sampai di usus besar dalam keadaan hidup agar efektif menjaga pencernaan dan kesehatan.

Yuk, mulai hari ini pilih Yogurt yang fresh. Yoforia terbuat dari buah & susu segar tanpa bahan pengawet. Mengandung milyaran probiotik untuk membantu kesehatan pencernaan. Apalagi Yoforia yang enak  dan ringan, sangat cocok teman aktivitas teman-teman setiap hari. Yoforia, Yoghurt Segar untuk Hidup sehat saya

Bambang Irwanto

Kali Ini Selfie di Tugu Geopark Karangsambung-Karangbolong Kebumen yang Berada di Karangsambung

$
0
0
Sebelumnya, saya sempat selfie di di Tugu Geopark Karangsambung-Karangbolong Kebumen yang  berada di Karangbolong. Nah, kemarin saya menyempatkan diri untuk selfie di tugu Geopark lainnya yang berada di Karangsambung sebelah selatan wilayah Kebumen.



Sebenarnya saya tidak menyediakan waktu khusus dan merencanakannya. Jadi selasa, 19 November 2019 itu, kebetulan saya ada keperluan ke Kebumen. Tapi tetap, saya bawa tas ransel yang biasa saya bawa jalan-jalan. Dalam ransel itu sudah ada tripod, dan keperluan pemotretan hehehe.

Nah, ternyata kurang dari pukul 9 pagi, urusan saya sudah selesai. Kebetulan saya juga agak lowong, karena pekerjaan sudah saya selesaikan semalam. Makanya saya langsung plening rencana selanjutnya yaitu.. jalan-jalan hahaha. Dan karena pusat wisata dan yang paling dekat Kebumen adalah Karangsambung, maka meluncurlah saya ke sana.

Jujur saya sangat suka ke daerah karangsambung ini. Walau jalannya sedikit berkelok, tapi beraspal mulus. Jadi perjalanan lancar. Dan sekedar info, setelah lewati jalanan yang menuju ke daerah Sadang, itu lebih berkelok lagi. Tapi jalanan tetap mulus dan pemandangan sangat indah. Banyak pemandangan hutan pinus dipadu dengan sungai Lukulo di sisi lainnya.

Seperti biasa, saya kalau sebelumnya tidak ada rencana mau ke mana, maka saya mengikuti laju motor saya saja hahaha. Sampai akhirnya di tengah jalan, saya kepikiran mau mencari tugu Geopark Karangsambung-Karangbolong yang ada di Karangsambung. Apalagi sebelumnya kan, saya sudah selfie di Tugu Geopark Karangsambung-Karangbolongyang ada di karangbolong.




Kali ini, saya sok-sok tidak mau bertanya, di mana letak tugu Geopark Karangsambung itu. Karena perasaaan saya, ya pastinya berada di wilayah Karangsambung. Lalu saya yakin, letaknya pasti sangat strategis dan di tepi jalan raya. Soalnya tugu geopark di karangbolong begitu.

Akhirnya setelah melewati pasar Karangsambung dan jalanan sedikit naik, mata indah bola pingpong saya melihat sebuah tugu. Tepatnya di kantor camat karangsambung. Dan en i eng.... ternyata itu tugu geopark yang saya cari. Hore.. berhasil..berhasil hahaha.




Saya pun segera membelokkan motor saya menuju temopat parkir. Tapi kok kantornya kosong melompong? Apa libur, ya? Hanya terlihat ada ibu-ibu yang sedang ngumpul di pendopo yang berada di kanan kantor camat karangsambung ini? Tapi sudahlah.. tujuan utama saya adalah selfie di tugu geopark ini hahaha.



Jadi sebelumnya, saya mengira tugu Geopark di karangsambung ini, sama bentuk dan modelnya dengan tugu geopark yang ada di Karangbolong. Ternyata saya salah besar pemirsa... Tugu di Karangsambung ini seperti dua buah pita berwarna cokelat dan putih yang berpadu melingkari logo geopark yang warna dasar lingkarannya berwarna putih. Dan setelah saya cek ricek, memang yang membangun tugu ini berbeda dengan tugu di Karangbolong.

Jadi saat foto dari sisi jalan raya atau depan, maka pita warna cokelat akan mendominasi, sedangkan kalau fotonya dari sisi dalam, maka pita merah akan mendominasi. Jadi saat selfie, wajib foto di kedua sisinya. Tapi depan dan belakang itu simetris.



Mungkin karena area tanahnya terbatas, maka tugu geopark Karangsambung-Karangbolong yang ada di karangbolong ini tidak mempunya pelataran seperti tugu geopark di karangbolong. Alas tugunya setinggi 4 anak tangga, lalu ditopang lagi kira-kira setinggi 150 cm. Lambang kota Kebumen ada di tangahnya.

Lalu di empat sudutnya ada batu. Ini menandakan kalau di Kebumen ini pusatnya batu-batuan. Dilengkapi juga dengan lampu sorot. Untuk menambah keindahnya ada tempat untuk bunga juga. Sayang.. tamannya belum dirawat. Masih terlihat rumput liar tinggi yang sangat menganggu pemandangan.

Tanpa membuang waktu lagi, saya pun segera memasang tripod dan hape. Sebentar saja, saya sudah siap selfie-selfie hahaha. Tapi seperti yang sudah saya ceritakan tadi, wajib selfie di dua sisinya, biar warna pita berbeda terlihat.



Pas selfie, ada cerita lucu. Jadi saya dilihatin oleh emak-emak yang lagi kumpulan di pendopo. Mungkin mereka belum terbiasa ya, ada orang foto sendiri pakai bantuan tripod hahaha. Tapi namanya mantan model, ya sudah biasa dilihatin fans hahaha.

Setelah selfie, saya melihat ada seorang Ibu yang duduk menunggu tokonya. Saya samperin saja, mau tanya-tanya soal kantor camat yang kosong itu. Jadi ternyata, kantor camat Karangsambung sudah pindah ke kantor yang baru. Nantinya tempat itu akan dijadikan kantor Geopark Karangsambung-Karangbolong Kebumen. Nice...

Hanya kalau menurut kacamata saya (ini menurut saya, ya), lokasi tugu geopark ini kurang tepat, terutama untuk kebutuhan selfie. Soalnya latarnya, mau ambil dari depan atau belakang kurang menarik. Padahal, kalau dibangun di sisi jalan yang latarnya pesawahan, gunung, dan keindahan alam lainnya, pasti semakin keceh.



Soalnya zaman now kan sesuatu perlu disesuaikan yang isntanable. Nah, kalau vie bagus, maka orang akan rramai foto di tugu ini. Akhirnya akan semakin banyak yang posting, dan itu bagian dari promo juga. Akhirnya semakin dikenal luas. Dampaknya Geopark Karangsambung-karangbolong akan semakin banyak didatangi para wisatawan.

Berhubung waktu masih menunjukkan pukul 10, maka saya mau lanjut jalan lagi. Dan sebenarnya tujuan saya mau ke Bukit Banda. Hanya kata Ibu tadi, jalanan tidak bersahabat. Apalagi semalam hujan, jadi kemungkinan jalanan licin. Dan saya pun tidak mau mengambil resiko. Oke, akhirnya saya putuskan ke Bukit Pentulu Indah saja. Kebetulan lokasinya juga dekat.

Dan saya heppie berada di Bukit Pentulu Indah ini. Pemandangannya bagus, udaranya sejuk, banyak angle bagu untuk foto. Dan berhubung saya sudah pernah mengulasnya, jadi saya bagikan saja keseruan foto-foto saya ya, pemirsa hahaha.




Akhirnya pukul 2 siang saya memutuskan pulang. Soalnya perjalanan jauh, sampai rumah saya bisa setengah 4. Apalagi saya mau mampir dulu beli kebutuhan sehari-hari. Dan saya senang, karena keinginan melihat 2 tugu Geopark Karangsambung-Karangbolong sudah terwujud.

Bambang Irwanto

Saat Tengah Hari Menyusuri Benteng Pendem Cilacap

$
0
0
Saat Tengah Hari Menyusuri Benteng Pendem Cilacap - Sudah lama saya ingin ke Benteng Pendem Cilacap. Apalagi dari foto-foto yang saya kepoin di instagram, lokasinya sangat menarik. Ditambah lagi, para tetangga saya pernah mengadakan tur bareng ke sana. Maka semakin membaralah semangat saya untuk ke Benteng peninggalan Belanda itu.



Akhirnya senin, 25 November 2019 saya sudah ancer-ancer mau ke sana. Padahal rencananya hari sabtu atau minggu, tapi ada saja urusan. Maklum seleb, ya banyak urusan hahaha. Makanya saya sudah tekadkan dengan bulat, senin harus berangkat jalan-jalan hahaha.

Tapi ternyata, senin pagi sekitar setengah 6, itu hujan turun dengan deras. Waduh.. bisa gagal lagi nih, acara jalan-jalan saya. Doa pun saya panjatkan, semoga hujan segera berhenti. Dan Alhamdulillah menjelang pukul 8, hujan sudah reda. Maka saya pun melajukan motor saya dari Gombong kebumen menuju Cilacap. Kalau tidak salah jaraknya sekitar 57 kilometer.



Saya memang agaknya kurang beruntung. Sepanjang perjalanan, ternyata hujan gerimis masih menyapa saya di beberapa titik jalan. Lalu Pas masuk wilayah Buntu Banyumas, eh... cuaca tak hujan deras datang menyapa.  Saya pun terpaksa berhenti menunggu sedikit reda. Walau saya bawa jas hujan yang jaket dan celana, tapi tetap saja pasti basah.

Hampir pukul 10, hujan agak sedikit reda. Sejak saya Bambang Bimbang Marhambang hahaha. Antara mau kembali ke rumah atau lanjut ke Cilacap. Akhirnya setelah merenung sejenak, menimbang, dan memutuskan, saya lanjut ke Cilacap. Sayang sih, sudah jauh perjalanan hehehe.

Gerimis tetap menemani sepanjang perjalanan saya dari Sampang sampai pertigaan yang lurus ke Adiluhur dan belok kanan ke Cilacap. Syukurlah setelah itu, matahari mulai kembali menyapa.Tapi.. sekalinya menyapa.. teriiiiiiik banget. Puanasss pool. Kulit saya yang diperam selama seminggu biar agak bersihan, langsung keling hahaha.

Tapi saya tetao semangat kok. Dan saya memang selalu merasakan sensasi berbeda saat akan mengunjungi suatu tempat yang baru. Padahal saya hanya berbekal alamat saya, dan andalan saya adalah tanya orang-orang sepanjang jalan.

Tapi.. saat itu, barulah saya tersadar sesuatu. Alamak.. tripod saya ketinggalan. Wah, bagaimana saya bisa pose-pose, nih? hahaha. Akhirnya saya hanya busa pasrah. Saya yakin bisa mensiasatinya.

Akhirnya saya sampai juga di area pantai. Wah, kayaknya akan dekat nih. Apalagi sesuai petunjuk, saya sudah melewati PLTA, lalu belok kanan lurus ikuti jalan. Lalu di jalan bercabang, saya tetap ambil kiri yang menuju pelabuhan ikan.

Cilacap ini memang pusatnya ikan. Makanya saat memasuki area, sudah tercium bau ikan. Saya pun belok kanan, lalu belok kiri, belok kanan lagi melewati jembatan. Heppi juga melihat banyak perahu-perahu nelayan yang rata-rata berisi muatan ikan.

Setelah belok kiri lagi, tidak lama saya melihat gerbang bertuliskan Pantai Teluk Penyu. Tampak sebuah loket di sisi kanannya. Tapi kok loket Pantai Teluk Penyu? Benteng Pendemnya mana?

Ternyata area Benteng Pendem itu letaknya di pesisir Pantai Teluk Penyu. Benteng Pendem ini dibangun tahun 1861di area seluas 6,5 hektar.  Pembangunannya pun secara bertahap, dari tahun 1861 sampai tahun 1879. Cukup lama juga ya, sekitar 18 tahun.

O, iya. Tiket masuk ke Pantai Teluk Penyu tadi 7500 rupiah + 2000 rupiah untuk parkir. Tapi Mas loketnya menggenapkan 10 .000 rupiah.


Saya makin heppi saat memasuki area Pantai Teluk Penyu. Dan saya baru tahu, ternyata, di sini ada Pertamina.  Dan Benteng Pendem itu termasuk satu area dengan Pertamina. Duh, ke mana saja saya hahaha

Akhirnya sampai juga saya di lokasi Benteng Pendem. Saya pun segera  Saya pun membelokkan motor saya memasuki parkiran Benteng Pendem.  Saya pun segera memngecek kembali perlengkapan, mana saja yang masuk ke rangsel dan mana saja yang ditinggal.










Dan saaat saya buka bagasi motor.. jreng-jreng.. saya menemukan tripod kecil saya. Hahaha.. saya jadi tertawa sendiri. Selamatlah saya. Walau tidak bisa diandalkan seperti tripod saya yang satu, satidaknya tripod ini bisa jadi dewa penolong.

Setelah itu, semua alat tempur siap, saya bergegas menuju pintu masuk yang sebelah kanannya adalah loket. Seorang Mas-Mas langsung menyapa saya. Harga tiketnya 7500 rupiah.


Sebelum mengitari Benteng Pendem, saya duduk sejenak di salah satu gazebo yang banyak di area benteng. Walau banyak pohoh, tapi cuaca memang lagi panas-panasnya. Saya pun pasrah kalau nantinya pulang tambah keling hahaha.



Cukup 10 menit melepas lelah, sambil ganti kostum buat pemotretan hahaha. Saya pun mulai menyusuri Benteng Pendem ini. Jadi begitu masuk gerbang bambu, ini belum termasuk dalam benteng. Makanya hanya tampak taman. Ada juga patung dinosaurus.




Lepas taman, saya  baru memasuki sebuah pintu menuju dalam benteng. Begitu masuk, saya langsung melihat barak-barak. Pastinya di sini barak para tentara. Saya langsung membayangkan hebohnya suasana barak. Soalnya pasti satu kamar diisi beberapa tentara. Saya pun langsung pose-pose di tempat ini hahaha.





Selesai melihat area barak, saya pun kembali berjalan menyusuri area benteng. Di tengah benteng tampak area lapang yang kini dijadikan taman. Lalu tampak denah Benteng pendem mulai dari pintu masuk tadi. Keren nih, jadi pengunjung lebih mudah menentukan arah menjelajah.



Saya pun memutuskan untuk mengikuti alur denah. Saya berbelok ke kiri, dan mendapati bangunan untuk ruang Klinik. Ruangan ini hanya terdiri dari satu pintu besar dan satu pintu agak kecil. Lah.. kok tidak ada jendelanya? Apa dulu tidak pengap ya? Hehehe..



Dari ruang klinik, saya berjalan sekitar 300 meter. Nah sesuai denah, di area ini ada perlindungan, lalua da ruang perwira, Ruang Akomodasi, Ruang Penjara, dan Gudang Senjata.

Nah, dari padangan saya, hanya melihat Ruang Akomodasi yang dari luar terlihati hanya terdiri dari satu pintu saja dan dua lubang kecil yang sepertinya untuk lubang angin. Ehm.. masih wajar ya, soalnya paling diiisi alat-alat akomodasi.



Lalu ruang perwiranya di mana ya? Nah, itulah kesalahan saya. Saya kok lupa memeriksa masuk. Saya terlalu fokus pada tangga biasa dari batu, dan bidang miringkayak seluncuran. Saya mengira itu sebagai jalur lalu lintas akomodasi dari atas ke bawah atau sebaliknya.

Pindah ke ruang yang berada di tengah yaitu ruang penjara. Ruangan ini pintunya ada 4 dengan satu jendela di tengah. Pas saya masuk, itu ruangannya sempit dan pengap. Tapi ini masih mending dibandingkan ruang penjara yang ada di museum Fatahillah Jakarta.



Pindah ke gudang senjata, ini malah kebalikan dari ruanh penjara yang 4 pintu 1 jendela. Gudang senjata malah terdiri 4 jendela dan 1 pintu. Saya menduga, keluar masuk senjata bisa lewat jendela-jendela itu hehehe.





Walau udara semakin panas, tapi tidak menyurangi semangat saya menyusuri Benteng Pendem ini. Saya pun tertarik pada terowongan. Pas saya masuk, itu ada yang bercabang ke terowongan lain, ada yang mengarah ke luar tapi masih area benteng. Hanya saya memutuskan tidak menyusuri. Soalnya saya sendiri hehehe.



Dari area terowongan ini, saya banyak mendapat angle bagus. Baik dari temboknya atau pun jendela bundarnya. Dan ternyata setelah saya sudah meninggalkan lokasi, dan melihat lagi denahnya, ternyata ada ruang rapat di sana. Wajar kalau ruangannya tersembuyi jauh di dalam terowongan. Kan rapat mengatur siasat hehehe.




Di depan terowongan ini tampak daerah pertahanan. Makanya ada unduk-undukan. Lalu yang saya suka, di depannya itu parit yang suasananya saat eksotis untuk view foto. Apalagi kalau obyeknya berada di air. Hanya seperti yang saya ceritakan tadi, kalau tripod utama saya ketinggalan, dan kalau pakai tripod kecil ini sangat beresiko. meleng dikit, jatuh ke air, nangis bombaylah saya hape ganti LCD lagi hahaha.



O, iya. Di sekitar banyak juga terdapat sumur. Saya bahkan sempat duduk-duduk di salah satu dekat sumur. Pas saya menengok, kok kayaknya sumurnya dangkal, ya. Tapi cukup eksotis juga buat view foto hehehe.




Setelah istirahat sejenak, saya pun lanjut melangkah. Eh.. ternyata di sini ada 5 ruangan yang sesuai denah yaitu, 3 ruang penjara, dan 2 ruang senjata. Tapi ternyata ruangan paling kiri tertulis ruang Amunisi. Nah, lho? Ruang Penjara atau Ruang Amunisi? Hehehe.



Di sini juga ada tembok yang dibangun miring. Saat saya sedang istirahat. Eh.. tiba-tiba ada seekor kancil yang turun dari atas. Apa dia sedang mencari timun ya? Hahaha.



Setetelah melewati 5 ruangan ini, jalanan agak menanjak ke atas. Nah dari sini tampak ada jembatan dan parit. Pastinya parir itu digunakan sebagai area pertahanan juga ya, biar musuh tidak langsung memasuki benteng. Tapi sekarang parit digunakan unruk wisata perahu bebek.



Di atas sini juga ada tempat duduk. Jadi asyik juga melihat pemandangan dari atas. Saya malah membayangkan asyik jjuga nulis di sini. Apalagi tidak jauh dari area ini, tampak juga sebuah warung. Jadi kalau mau tinggal mesan hahaha.





Hanga yang menarik perhatian saga adalah ruang-ruang yang dibangun berjejer. Saya pun langsung menuju ke sana. Namu  saya penasaran, ini area apa, ya? Soalnya tidak ada di denah hehehe



Akhirnya kelar juga saya menyusuri benteng Pendem ini. Saya pun bergegas keluar. Menyenangkan sih, menyusuri Benteng Pendem ini. Hanya sayangnya, saya tidak menemukan papan-papan informasi tentang setiap ruangan. Jadi para pengunjung bisa tahu. Apalagi bagi anak-anak sekolah, ini sangat penting.

Tapi walau begitu, Benteng Pendem termasuk bagian dari sejarah bangsa Indonesia. Jadi harus dirawat dan dijaga. Apalagi sudah masuk cagar budaya. Agar bisa terus dilihat oleh anak cucu kelak. Banyak sekali view-view foto.

Hanya saya sarankan kalau ke sini, pakainya baju polos, biar fotonya makin menarik. Soalnya kan, dinding benteng sudah ada aksennya. Baik dari batu batanya, dinding yang berlumut, atau ornamen semennya.






Sekitar pukul setengah 3, saya ebrgegas keluar dari lokasi Benteng Pendem. Saya pun membayar parkiran 3 ribu. Tapi sebelum pulang, saya santai sejenak di Pantai Teluk Penyu. Sayang saya kesorean, jadi tidak bisa menyebrang ke Nusakambangan. Next time, saya akan kembali lagi.

Bambang  Irwanto.

Kembali Ke Cilacap untuk Menikmati Suasana Pantai Teluk Penyu

$
0
0
Kembali Ke Cilacap untuk Menikmati Suasana Pantai Teluk Penyu– Sebenarnya, haari senin, 25 November 2019 itu, saya sudah ke Cilacap mengunjungi Benteng Pendem. Setelah itu,  sejenak saya duduk santai di Pantai Teluk Penyu yang pas berada di depan Benteng. Semilir angin menerpa wajah saya saat menikmati sepiring siomay hahaha. Hanya.. karena kesorean, maka saya belum sempat foto-foto di pantai Teluk Penyu.



Karena penasaran, dan jiwa model saya terus bergejolak, maka sabtu 30 November 2019 saya ke pantai Teluk Penyu lagi. Niat banget ya hahaha. Dan Alhamdulillah kali ini cuaca sangat mendukung. Saya pun sengaja berangkat pagi dari rumah. No drama-drama lagi saat pertama kali ke sana hahaha. Saya optimis, pemotretan hari ini akan lancar jaya, aman, damai, sentosa hahaha.

Baca juga : Saat Tengah Hari Menyusuri Benteng Pendem Cilacap

Dari rumah saya sudah melajukan motor menuju Cilacap sejak pukul setengah 7 pagi Alhamdulillah, perjalanan memang lancar.  Hari sabtu ternyata jalanan lengang. Pukul 9 saya sudah sampai di pantai Teluk Penyu. Dan ternyata sudah ramai pengunjung. Saya pun memilih ujung pantai Teluk Penyu yang berlatar balakang pulau Nusakambangan.



Jadi Pantai Teluk Penyu ini memang sangat panjang. Dari perbincangan saya dengan seorang Bapak yang membantu menyebrangkan penumpang dari pantai Teluk Penyu ke pulau Nusakambangan, pantai ini dibagi 2 bagian. O iya, tiketnya 7000 rupiah tambah parkir 2000 rupiah.

Jadi dari pintu masuk sampai mendekati Pertamina itu wilayah umum. Nah, dari Pertamina sampai ujung itu wilayah khusus Pertamina. Makanya di wilayah khusus ini, sudah harus kosong dari pedagang, tukang perahu dan pengunjung pukul 17.00 atau 5 sore. Harus steril. Sedangkan wilayah umum katanya bisa sampai malam.

Setelah parkir motor, saya pun bergegas siap-siap jepret-jepret. Tampak banyak orang duduk-duduk di sekitar pantai. Ada juga serombongan anak muda main bola. Perahu-perahu berwarna biru juga ditambatkan di tepi pantai.


Tampak juga orang jajan mendoan dan makanan lainnga di warung yang ada. Saya sempat jajan mendoan dan lontong. Murah dan enak. Mendoan 2500 dan lontong 2000. Padahal saya dari rumah sudah sarapan dan minum teh hehehe. Sayang kok saya yodak foto mendoan dan lontongnya hahaha.

Setelah menghabiskan tempe mendoan dan lontong, saya pun bersiap pun menyiapkan tripod, dan hape. Sebentar saja sudah siap, dan saya pun segera mencari view yang menarik. Pertama saya incar dulu yang view-nya berlatar pulau Nusakambangan. Sangat indah, apalagi sesekali kapal dan perahu lewat.



Jadi Pantai Teluk Penyu ini termasuk laut jawa lepas. Jadi seingat saya, saat naik kapal Pelni dari Makassar ke Jakarta atau sebaliknya, kapal melewati pulau Nusakambangan. Dan memang kadang ada kapal besar pertamina yang sandar.

Saya pun mencari tempat yang pas buat dipasang tripod. Nah, seperti biasa, saya tes foto dulu dengan beberapa kali jepret. Kalau hasilnya bagus, saya baru ganti kostum hahaha. Biasanya saya kalau ke pantai itu bajunya berwarna cerah dan bermotif. Kali ini saya coba kemeja warna polos hahaha.



Selanjutnya saya mengincar dermaga Kayaknya bagus foto di ujung. Namun saat berjalan ke ujung, saya menemukan lubang-lubang eksotis buat foto. Dan bagus saat high angle, jadi batu-batunya terlihat.



Selesai bercumbu dengan batu-batu eksotis, saya lanjut mengincar posisi ujung dermaga. Ternyata kurang bagus saat saya tes foto. Saya pun kena black light. Akhirnya saya pilih sisi-sisi sebelah kiri saja. Dan hasilnya lumayan hehehe.



Kelar di bagian sisi, saya mengincar batu-batuan yang berada di tepi. Tapi karena ada satu keluarga yang sedang main air di sana, maka saya memutuskan dulu mengambil foto di view lain. Biar nanti foto saya tidak bocor atau ada obyek lain di dalam foto yang tidak saya inginkan. Jadi serasa berada di pulau pribadi hahaha.



Saya pun menuju salah satu perahu yang ditambatkan di tepi pantai. Ombak yang menepi tidak terlalu besar, membuat saya berani memasang tripod di air. Apalagi kali ini saya sudah tidak lupa bawa tripod andalan saya hahaha. Dan ini adalah view andalan saya kalau ke pantai. Pokoknya kalau ada perahu, wajib foto di sana hahaha.



Hasilnya lumayan, walau kena black light. Tapi wajah saya tampak hitam tidak apa-apa, karena tujuan saya memang ingin fokus memperlihatkan keindahan pantainya. Saya coba pakai kamera depan hape. Wajah saya jelas, tapi background pantainya malah putih.



Selesai bermain dengan perahu, saya pun kembali ke batu-batuan di tepian yang sudah saya incar sejak tadi. Ombak yang menepi membuat view-nya semakin menarik. Apalagi keluarga yang main air tadi sudah beranjak pergi. Padahal sebenanya si anak masih ingin bermain air dan pasir.



Matahari semakin tinggi dan makin panas. Makanya saya bergegas pasang pose-pose andalan. Apalagi rencananya setelah pemotretan ini (halah.. hahaha) saya ingin nyebrang ke pulau Nusakambangan. Soalnya katanya di sana pantainya lebih bagus dan berpasir putih.



Selesai sudah pemotretan. Saya pun bergegas merapikan tripod. Sebelum naik perahu, saya santai sejenak dulu sambil menikmati semilir angin.Dan ndilala.. saya kok iseng memeriksa isi dompet. Tapi eh kok.. lho...saya langsung galau hahaha.

Ternyata.. uang di dompet saya pas-pasan pemirsa. Padahal perasaan sayam  masih ada uang yang saya selipkan di bagian lain dompet saya. Tapi kayaknya saya sudah pakai, dan saya belum narik hahaha. Harusnya saya jangan pakai perasaan. Pesan sponsor, periksalah uang di dompet sebelum jalan-jalan hahaha.



Itulah, pemirsa tidak semua jalan-jalan sempurna. Ada saja hahaha. Tapi tetap semangat, karena pasti ada opsi lain. Dan untunglah tadi saya belum tawar menawar dengan pemilik perahu. Soalnya kemarin saya sempat tanya dengan pengunjung dan penjual siomay, kalau sendirian itu 100 ribu. Kalau beberapa orang dalam satu perahu bisa 50 ribu bahkan 25 ribu. Dan saya maunya sendiri biar bebas waktunya di sana. Yo wis lah. Lain kali lagi.



Saya pun jadi Bambang Bimbang Marhambang alias galau hahaha. Kira-kira saya mau ke mana lagi, ya? Apalagi waktu masih lama dan belum tengah hari. Sayang kalau langsung pulang. Tempat wisata lain juga banyak di Cilacap. Akhirnya setelah  memikirkan selama 10 menit 35 detik, saya pun memutuskan ke Museum Soesilo Soedarman saja di daerah Gentasari  kecamatan Kroya.

Ikuti jalan-jalan saya terus ya, teman-teman

Bambang Irwanto

Museum Soesilo Soedarman Jejak Lengkap Kehidupan Sang Jenderal dari Cilacap

$
0
0
Museum Soesilo Soedarman Jejak Lengkap Kehidupan Sang Jenderal dari Cilacap - Setelah gagal ke pulau Nusakambangan untuk kedua kalinya, karena suatu hal, akhirnya saya memilih ke museum Soesilo Soedarman yang berada di desa Gentasari, kecamatan Kroya. Sebenarnya saya bisa saja ke wisata pantai lainnya, Hanya arahnya 21 km berlawanan dengan arah pulang saya. Jadi bertambah jauh. Makanya saya memilih ke arah museum.



Saya pun melajukan motor menyusuri jalan yang saya lewati saat pergi tadi. Setelah melewati pertigaan yang belok ke kanan ke arah Adipala, saya pun berbelok kiri ke arah Kebumen. Setelah melewati pasar sampang, lalu belok kanan ke jalan... terus ikuti jalan sekitar 3 Km. Nanti ada masjid besar belok kiri. Kembali ikuti jalan. Nah, Museum Soesilo Soedarman ada di sisi kanan jalan.

Baca Juga : Kembali Ke Cilcapa untuk Menikmati Suasana Pantai Teluk Penyu

Kurang lebih sejam saya sampai di museum Soesilo Soedarman. Papan petunjuk jalan sangat jelas, makanya saya mudah menemukan. Dan saya sangat suprais. Museum Soesilo Soedarman sangat menarik dari luar. Karena saya melihat parkir motor diarahkan ke samping, maka saya parkir motor di  samping.



Begitu parkir saya bergegas menuju pintu masuk, lalu menuju loket yang letaknya di sebelah kiri pintu masuk. Seorang Ibu langsung menyambut saya ramah.




Tiketnya bikin saya kaget. Hanya 3000 rupiah. Sangat.. sangat terjangkau. Ramah di kantong dan di hati hehehe. Dan saya suka desain tiketnya. Sangat menarik sekali. Jarang-jarang saya dapat tiket masuk ke sebuah tempat yang murah, tapi menarik.




Tiketnya bikin saya kaget. Hanya 3000 rupiah. Sangat.. sangat terjangkau. Ramah di kantong dan di hati hehehe. Dan saya suka desain tiketnya. Sangat menarik sekali. Jarang-jarang saya dapat tiket masuk ke sebuah tempat yang murah, tapi menarik.




Dari depan loket ini,  saya sudah langsung disajikan pemandangan yang menarik. Banyaj sekali benda-benda yang dipajang di halaman museum ini. Ada pesawat, senjata dan lainnya, juga termasuk badak bercula yang menjadi maskod Visit Indonesia year 1991.



Saya pun segera menjelajah area halaman ini. Sangat seru dan menyenangkan Yang saya suka, setiap benda ada informasinya. Jadi pengunjung jelas tentang benda yang dipajang.



Selesai mengitari halaman, saya bergegas menuju bangunan di museum. Nuansa jawa sangat terasa. Jadi bangunan ini memang rumah milik eyang buyut Bapak Soesilo.Soedarman. Karena ada tulisan "Alas Kaki Dilepas" maka saya pun melepas sandal gunung saya.



Befitu masuk, seorang Bapak petugas museum langsung menyambut ramah saya. "Monggo darimana?"

Saya pun berbincang sejenak dengan Bapak itu. Pastinya, saya juga sedikit diintervew, darimana asalanya, pekerjaannya apa dan lainnya. Untung si Bapak tidak bertanya, apakah saya mantan cover boy apa bukan? Hahaha.

Baca Juga : Saat Saat Tengah hari Menyususri Benteng Pendem Cilacap

Saya pun menjelaskan kalau tujuan saya ingin melihat museum. Nantinya akan saya tulis di blog dan saya share di media sosial. Jadi harapannya, teman-teman jadi tahu keberadaan museum ini, dan akan berkunjung.  Endingnya si Bapak berucap, " silakan melihat-lihat. Nanti kalau butuh informasi, bisa tanyakan."

Saya pun mulai menjelalah bagian depan ruangan. Di depan tampak Patung Bapak Soesilo Soedarman. Saya pun menyempatkan foto selfie di sana. Dan ternyata patung ini diresmikan pada senin 3 September 2007 oleh Bapak Jero Wajik yang saat itu menjavat sebagai menteri kebudayaan dan Pariwisata RI. Jadi patung ini sudah 12 tahun lebih.



Jadi bagian dpan ini sisi kiri adalah foto-foto dan piagam penghargaan saat Pak Soesilo masih masih berdinas sebagai anggota TNI. Jenjang karier beliau di dunia militer memang sangat keren.

Bagian menarik juga adalah saat Pak Soesilo digambar karikatur. Sayangnya, bagian pajangan ditaruh agak mepet. Jadi pengunjung tidak bisa melihat dari depan secara puas. Saya pun mengambil foto dari arah agak samping.



Saya lalu berpindah ke bagin tengah. Di sini tampak tiang penyanggah berukir, lalu semakin emnarik dengan lampu gantung model klasik. Ini memang sangat lazim di rumah-rumah jawa. Ukirannya selalu saya suka. Dan pastinya dulu ini adalah ruang tamu. O iya, di salah satu tiang ada tulisan keterangan, kalau bangunan ini berdiri sejak 1899. Wow.. sudah 120 tahun.



Di dekat tiang ada lemari kaca lagi berisi koleksi museum. Yang paling menarik adalah replika pesawat. Saya selfie lagi ah hahaha. Tapi seperti biasa, kalau mengunjungi museum, saya tidak terlalu banyak selfie. Sekadarnya saja. Saya lebih fokus foto koleksi benda-bendanya.



Pindah ke sisi kanan, ini adalah bagian silsilah keluarga atau sejarah keluarga besar Pak Soesilo Soedarman. Lalu dilengkapi dengan foto-foto keluarga dalam berbagai suasana. Misalnya saat hari lebaran dan juga saat masa kecil.



Lalu di sisi kiri ada juga foto-foto seputar kegiatan Pak Soesilo. Salah satunya foto saat Pak Soesilo berjabat tangan dengan Bu Megawati. Ada juga beberapa fot berkaitan dengan prangko.



Nah yang menarik juga di ruang bagian depan ini, adanya lemari kaca berisi baju-baju Bapak Soesilo yang beliau kenakan dulu saat masih aktif. Baik saat menjadi anggota TNI maupun saat menjabat sebagai menteri. Semua masih sangat bagus dan terawat. Kemudian di sekitar tetap dipajang foto-foto.




Puas menjelajah ruang utama, saya pun menjelajah ruangan kecil di sisi kanan. Ternyata, ruangan ini berisi plakat dan  piala, juga souvenir-souvenir yang diterima Bapak Soesilo. Ada juga bebarapa foto yang melengkapi. Saya rasa ruangan ini adalah kamar tidur yang memang hanya buat tidur.




Masuk ke ruang tengah, saya langsung tertarik dengan 4 tiang penopangnya. Lalu ada juga lampu hias gantung.  Ruang ini ternyata historis saat Pak Soesilo menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Amerika Serikat yang berkedudukan di Washington DC., dari 18 Februari 1986-1988 Di ruangan ini juga  ditandai dengan adanya bendera-bendera negara yang pernah dikunjungi Beliau.



Nah dari ruangan tengah ini ada 3 pintu yang menuju ke ruangan-ruangan lain. Kira-kira Saya ke mana dulu ya? Saya langsung agak Bambang Bimbang Marhambang alias bingung hahaha.

Saya pun memutuskan maskn ke sebuah ruangan. Oh.. ternyata ini khusus ruangan putra Pak Soesilo yang  Pak Dwisuryo Indroyono Soesilo yang pernah menjabat sebagai menteri Koordinator Bidang Kemaritinan dalam kabinet kerja 2014-2019.





Pak Indroyono ini tidak kalah hebatnya dengan Sang Ayah. Gelarnya sederet dengan penghargaan juga.Berbagai foto dan benda-benda pribadi Pak Indroyono juga dipamerkan.



Dari ruangan khusus Pak Indriyono, saya memutuskan ke ruangan yang berada di belakang. Begitu masuk sebuah lemari besi langsung menyapa saya hahaha.  Ruangan ini tidak besar namun memanjang. Saya menduga ruangan ini dulunya mungkin dapur atau pawon.



Di ruangan ini selain foto, banyak benda menarik. Misalnya bis surat zaman Belanda. Pak Soesilo memang erat hubungannga dengan kantor pos, karena beliau pernah menjabat menteri Pariwisata, Pos, dan telekomunikasi pada kabinet pembangunan 1988-1993. Makanya di halaman ada maskot visit Indoensia Year 1991.



Di ruangan ini ada juga sudut koleksi dari HR. Muhammad Mangoendiprojo, seorang pejuang kemerdekaan dan perwira militer Indonesia yang ikut serta dalam pertempuran Surabaya. Beliau ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Bapak Jokowi pada 7 November 2014. Lalu apa kaitanya dengan ak Soesilo Soedarman?



Jadi HR. Muhammad Mangoendiprojo adalah Bapak Mertua dari Pak Soesilo Soedarman. Ya, pastinya Kakeknya Pak Indroyono juga. Dan semua yang ada dalam museum ini, memang hubungannya sangat dekat dengan Pak Soesilo.

Nah dari ruang belakang ini, ternyata nyambung ke ruang samping. Di sisi sini ada juga koleksi fofo-foto. Dan dari sini, tenyata tembus ke ruang plakat dan piala tadi. Makanya saya lewati lagi, tembus ke ruang utama, masuk ke ruang tengah, lalu masuk ke ruangan yang belum saya masuki saat di ruang tengah tadi.



Patung setengah Badan Pak Soesilo Soedarman bersanding dengan baju dinas beliau menyambut saya. Di ruangan ini pun menampilkan koleksi foto dan benda-benda.  Pokoknya semua benda-benda di dalam museum ini tertata dengan apik. Jadi saya betah berlama-lama berada di museum ini.



Nah dari ruangan ini, ternyata ada ruangan kecil yang tembus ke ruang pengelola. Ada foto-foto keluarga dan koleksi lainnya juga. Dan uniknya di salah satu sudut, dipajang KTP dan akrtu tanda pengenal Pak Soesilo. Pas lihat kartu anggota TNI, saya jadi ingat Bapak saya yang TNI juga hehehe.



Keluar dari ruangan kecil itu, saya langsung kembali ke tempat pengelola. Di sini ada yang spesial yaitu dipajang sebuah mobil yang dipakai Pak Soesilo saat menjabat sebagai menteri. Pengin selfie di depan mobil itu, tapi Bapak pengeloa=la museum sedang berbincang dengan tamu lain.




Nah, selain koleksi di rumah utama ini, ada juga koleksi di ruangan-ruangab khusus. Ada ruangan Tri Daya Cakti (TNI AD), Swa Bhuana Paksa (TNI AU, Tri Brata Polri. Pastinya saya tidak melewati ruagan-ruangan ini. Apalagi banyak sekali barang-barang yang baru pertama kali saya lihat dengan mata kepala sendiri.





Ruang TNI Angkatan Darat ada. Ruangan Angkatan Udara ada. Ruang Polri juga ada. Kok Ruangan Angkatan Laut tidak ada? Jadi ruangan khusus yang berkaitan antara Pak Soesilo dan kelautan, ada di dalam rumah utama.  Pokoknya komplit.



O iya, di sisi kiri ada musala dan toilet. Lalu di bagian belakang, ada taman bermain anak dan kolam renang. Ada juga perpustakaan.





Secara keseluruhan, museum Soesilo Soedarman sangat keren dan lengkap. Cocok dikunjungi segala usia. Selain mengikuti perjalanan hidup Pak Soesilo Soedarman, saya juga bisa mengetahui banyak hal. Anak-anak sekolah pun wajib ke sini.

Dan seperti kata Bapak pengelola museum tadi, museum ini memang perjalanan hidup Pak Soesilo Soedarman. Bagaimana seorang anak kampung, bisa sampai berhasil menjadi seorang jenderal, lalu menjabat menteri dan posisi-posisi penting lainnya. Ada pesan yang tersirat, bahwa siapa pun anak Indonesia bisa berhasil, sukses dan menjadi hebat.

Jadi kalau teman-teman ke Cilacap, jangan lupa mampir ke Museum Soesilo Soedarman ini. Salam jalan-jalan, Teman-teman.

Bambang Irwanto

Pesona Bendungan Wadaslintang yang Berada Diantara Kebumen dan Wonosobo

$
0
0
Pesona Bendungan Wadaslintang yang Berada Diantara Kebumen dan Wonosobo - Orang-orang sering menyebutnya waduk, padahal Wadaslintang tidak sekedar untuk menampung air, tapi juga digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Soalnya waduk dan bendungan artinya berbeda.Dan saat saya ke sana, sangat jelas tertulis Bendungan Wadaslintang.



Saya memang sudah lama berencana ke Bendungan yang mulai dibangun sejak tahun 1982, lalu diresmikan tahun 1988 oleh Presiden Soeharto. Bendungannya juga sangat luas, karena berada di antara dua kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Kebumen dan Wonosobo.

Pukul 7 pagi kurang, saya sudah sampai di Bendungan Wadaslintang. Saya sengaja jalan pukul 5 kurang, agar tidak kesiangan sampai di lokasi. Perjalanan lancar, walau di daerah Kutowingangun sampai Prembun saya kehujanan hehehe. Tapi harus Show Must Go On hehehe.

Setelah melewati jalan-jalan berkelok namun beraspal mulus, saya pun melihat pintu gerbang masuk ke bendungan Wadaslintang. Begitu masuk pintu gerbang, tampak loket di sisi kanan. Hanya kok tidak ada petugasnya? Mungkin karena saya kepagian hahaha. Tapi jelas tertulis di dinding kaca loketnya, kalau tiketnya untuk dewasa 4 ribu dan anak-anak 2 ribu.



Suasana bendungan sepi dan mendung-mendung manjah. Mungkin itu tadi, saya kepagian hahaha. Saya pun melajukan motor saya sampai ke jembatan bendungan. Ini mengingatkan saya pada Bendungan Sempor. Sama posisinya ada jembatan yang membelah dan membagi dua sisi, yaitu sisi bendungan dan sisi panorama alam lainnya.



Saya pun memarkir motor saya di salah satu sisi jembatan. Sambil melepas lelah, saya mulai jeprat-jepret pemandangan bendungan Wadaslintang. Sangat indah dan lebih luas dari bendungan Sempor. Pantas saja harus berada di dua wilayah kabupaten di Jawa Tengah.



Belum lama jeprat-jepret, kok tiba-tiba hujan turun. Awan-awan hitam capat sekali bergeser, padahal tadi cerah ceria. Saya pun buru-buru melipir ke sebuah bangunan yang ada di sisi jempatan. Ternyata ruangan Pengontrol Kedudukan Air bendungan.



Sambil menunggu hujan reda, saya pun menikmati nasi kuning, arem-arem, dan pastel yang tadi saya beli di perjalanan. Tapi saya kok lupa foto makanannya hahaha. Yang pasti lumayan sekali menganjal perut setelah perjalanan jauh. Padahal sebenarnya, sebelum berangkat saya sudah makan roti dan minum teh hehehe.

Alhamdulillah, hujan turun tak lama. Kayaknya hanya hujan numpang lewat hahaha. Matahari mulai menyembul kembali. Saya pun kembali beraksi. Saya pun membidik sisi kanan dan kiri jembatan. Pemandangan indah sekali. Kayaknya wilayah perbatasan Kebumen dan Wonosobo ini merupakan daratan tinggi yang dianugrahi pemandangan alam yang indah .





Makanya hampir sepanjang jalan mulai masuk Prembun itu jalanan berkelok-kelok manjah, namun tidak setajam jalur pantai selatan. Makanya saya seperti sedang main game motor. Seru sih, tapi tetap harus hati-hati.

Selanjutnya, saya mengincar nama Bendungan Wadaslintang untuk view foto. Dan nama tepat itu adalah foto wajib saat berkunjung ke sebuah tempat. Saya pun bergegas ke sana. Tapi pas baru parkir, tiba-tiba ada sebuah mobil parkir hahaha. Saya pun melipir dulu ke tempat lain.



Nah, tempat di foto bawah ini yang memikat saya. Pegangan pengamannya yang melingkar itu, jadi view foto menarik. Saya pun mengambil foto menghadap matahari biar tidak backlight. Matahari mulai menyengat, padahal belum pukul 8 pagi.



Setelah rombongan mobil tadi beranjak pergi, saatnya saya beraksi. Saya pun mencoba beberapa angle. Lumayan buat koleksi hehehe. Soalnya nama Bendungan Wadaslintang ini kan justru foto wajib. Kalau ada foto dengan latar belakang namanya, berarti sudah sah hahaha.



Nah selanjutnya, saya naksir area bawah Bendungan. Kayaknya eksotis. Tapi kalau motor ditinggal di sembarang tempat di atas, lalu saya ke bawah, bikin dag dig dug seeeeer... juga. Makanya saya balik arah. Kayaknya tadi saya melihat sebuah warung di depan taman.

Huraiiii.. saya beruntung. Warung itu sudah buka. Saya pun izin nitip motor pada Ibu warung. Maturnuwun Ibu.

Sebelum turun ke bawah, saya tertarik dengan tugu peresmian Bendungan Wadaslintang, berbentuk sebuah batu besar. Saya pun bergegas foto-foto di sana. Pokoknya kalau ada tugu di suatu lokasi, wajib selfie di sana, sama wajibnya nama tempat wisata hehehe.


Jadi ada kejadian saat mau foto-foto di sini pemirsa. Karena saking semangatnya, begitu tekan tombol foto, lalu bergegas berlari ke tempat foto, saya terjatuh hahaha. Sebabnya saya lupa itu tangga. Lumayan jempol kaki kiri sedikit kecowel. Tapi tidak apa-apa, dan acara selfie-selfie tetap jalan terus. Buktinya senyum saya tetap ceria kan hahaha.





Jadi selama pembangunan yang dimulai 1982, bendungan Wadaslintang ini menelan 9 korban yang dua diantaranya adalah warga negera Filipina. Makanya nama-nama mereka turut diabadi dan dipasang di tugu sisi kanan dan kirinya.




O, iya. di area tugu juga ada taman, ya. Lalu banyak tempat duduk asyik. Jadi teman-teman bisa bersantai di sini sambil menkmati pemandangan indah bendungan. Apalagi sambil ngemil hahaha. Anak-anak juga pasti senang berada di area sini. Buktinya, ada bapak-bapak warga sekitar yang momong anaknya hehehe.


Saat hendak turun, saya melihat view menarik. Dengan latar pemandangan indah dari bendungan yang dibingkai ranting pohon. Lalu saya teringat, kalau di tas ransel saya ada kain ikat. Dan saat saya coba pakai kain ikat, Viola.. Lumayan bagus hehehe memuji hasil jepretan sendiri.



Saya pun mulai turun dan mencari-cari lokasi yang memikat. Dan saya menemukan di dekat gubuk hehehe. Dan karena saya beruntung karena matahari masih Golden Hour, yaitu waktu terbaik pencahayaan alami dari matahari antara pukul 7 sampai 10 pagi.


Saya pun atur tripod, lalu mulai jepret. Lumayan, karena memang viewnya sudah indah. Saya jadi pengin coba foto pakai kain ikat juga. Angin juga mendukung. Jadi kain ikut bermain dalam foto hehehe. Sayang nih, koleksi kain ikat saya hanya satu. Jadi buat teman-teman yang punya Olshop dan mau promo, bisa colek saya hahaha.



Saya pun mencari-cari lokasi yang bagus. Dan saya berpikir, kayaknya bagus foto di sebuah daratan kecil bertanah merah yang berada di bawah. Saya pun bergegas turun. Di sana ada juga orang sedang memancing. Saya pun berbincang sejenak.



Tapi ternyata, di sini malah menurut saya kurang bagus. Apalagi awan-awan hitam ikut menggelantung. Padahal bisa dapat bagus dari pantulan air. Akhirnya saya asyik foto bunga-bunga  di tepi air hahaha.



Pas lagi asyik foto-foto, eh.. Ada notif kalau hape saya kepenuhan. Panik??? Itu dulu. Sekarang saya ke mana-mana bawa USB OTG Sandisk.. Jadi saya tinggal pindahin data saja. Sebentar saja, memori hape saya sudah kosong lagi, dan siap jeprat-jepret.

Setelah itu, saya bergegas ke atas. Semangat saya bertambah karena matahari bersahabat lagi. Saya pun bergegas ke warung penitipan motor. Tapi sebelumnya minum teh botol dingin dulu dan ke toilet hahaha. Tidak lupa berterima kasih pada si Ibu warung.

Tujuan saya selanjutnya adalah ke bendungan Wadaslintang bagian wilayah Wonosobo. Saya pun keluar dari pintu gerbang lalu belok ke kiri menuju arah Wonosobo. Saya pede saja tidak bertanya di mana pintu masuknya. Saya yakin dekat hehehe.




Benar dugaan saya. Tidak telalu jauh melajukan motor, akhirnya saya melihat pintu masuk. Saya pun membelokkan motor ke kiri lalu mengikuti jalan. Karena saya tidak melihat ada orang yang menjaga loket, maka saya terus masuk saja.


Jalanan agak rusak. Makanya saya harus berhati-hati agar tidak tergelincir. Padahal kalau ini diaspal mulus seperti di area Kebumen, pasti keren. Banyak jalanan bercabang. Tapi akhirnya saya mengarahkan ke lokasi yang sudah saya incar saat masih berada di bendungan wilayah Kebumen.




Nah!, saya mengincar salah satu tempat. Dari tempat itu pemandangan tidak kalah indah dari wilayah Kebumen. Malah di sini tampak banyak yang mancing. Di sini saya malah asyik latihan jadi youtuber hahaha.

Saya lalu mengincar lagi tempat lain. Kali ini agak menurun. Jalanan agak rusak membuat saya harus hati-hati. Di sini saya lebih banyak menjepret pemandangan. Soalnya memang banyak sekali sudut-sudut yang bagus. Jadi kalau teman-teman ke sini, dijamin dapat banyak koleksi foto.



Saya lalu tertarik bagian yang banyak terlihat orang memancing di bagian bawah. Ada juga warung perahu atau warung terapung. Seru ya.. Saya pun pelan-pelan-pelan melajukan motor saya. Alhamdulillah.. sampai dengan selamat.



Nah! Saya heppy karena menemukan view bagus. Ada bukit batu kecil yang menarik. Saya pun langsung pose-pose hahaha. Hanya sayang di sekitar banyak motor parkir, jadi saya tidak bisa terlalu jauh mengambil foto. Sayangnya lagi, kaos dan celana pendek saya itu warnanya hitam, jadi kanimal dengan warna batunya. Tak apalah, yang penting teman-teman fokus pada pemandangannya. Modelnya kan, hanya pemanis saja hahaha.


Sayangnya lagi, kaos dan celana pendek saya itu warnanya hitam, jadi kanimal dengan warna batunya. Dan saya agak malas ganti baju, karena habis ini sudah mau pulang. Tak apalah, yang penting teman-teman fokus pada pemandangannya. Modelnya kan, hanya pemanis saja hahaha.




Saya juga melihat batu-batu keren. Pastinya saya tidak melewatkan foto-foto di sana. Tapi harus hati-hati karena letaknya agak di tepi. Dan asyik juga kalau cuaca tidak panas, duduk-duduk di sini sambil memandnag pemandangan alam hehehe.




Secara keseluruhan untuk wisata ke bendungan Wadaslintang ini sangat menyenangkan. Pemandangan yang indah, membuat banyak view foto yang bisa didapat.  Tiket juga sangat terjangkau, dan akses jalan menuju ke sana sangat mulus.



Hanya perlu kesadaran pengunjung, karena di depan ruangan Pengontrol kedudukan air, saya  melihat masih banyak sampah berserakan. Lalu masukanan lainnya  jalanan di bendungan wilayah Wonosobo diperbaiki. Yuk, jalan-jalan ke Bendungan Wadaslintang, dan rasaakan pesonanya.

Bambang Irwanto

Tipe Teman-Teman Saya yang Lucu dan Menggemaskan di Media Sosial

$
0
0
Tipe Teman-Teman Saya yang Lucu dan Menggemaskan di Media Sosial - Saya berteman di media sosial hampir sama dengan berteman di dunia nyata. Ada yang saling interaksi, ada yang sama sekali tidak. Tapi tidak masalah, selagi tidak saling menjatuhkan.



Tapi selama berteman di media sosial, saya menemukan banyak tipe-tipe teman-teman versi saya. Yang pastinya kadang bikin kesal, ngeregetan, sampai ingin makan bakso dua mangkuk saking kesalnya hahaha.

Nah berikut saya mencatat daftar teman-teman saya yang lucu dan menggemaskan di media sosial

Tipe Jalangkung

Kalau jalangkung penampakan kan, Datang Tak Diundang, Pulang Tak Diantar. Nah, kalau ini, tiba-tiba datang, lalu tiba-tiba pergi hahaha. Ini adalah teman yang tidak terlalu akrab, lalu tiba-tiba inbox atau DM tanpa salam. Bahkan langsung whatsapp yang saat ditanya dapat nomor darimana, jawabnya.. “Ada deh..!”

Setelah itu, tanpa basa-basi, langsung tanya panjang kali lebar. Dan karena saya orangnya sudah tampan rupawan, lucu, imut, menggemaskan, juga baik hati dan tidak sombong (halah.. hahaha), maka saya jawab semua pertanyaannya.

Tapi.. Setelah dijawab pertanyaannya dari Sabang sampai Merauke, tiba-tiba dia menghilang tanpa salam dan terima kasih. Tinggallah saya bengong depan layar hape hahaha. Kalau begini, langsung saya tandai, kalau besok datang tiba-tiba dan bertanya lagi, jangan harap saya akan balas pesannya hahaha.


Tipe Butuh Tapi Tak Acuh

Sering sekali ada teman yang menandai saya di postinganya. Lalu saat saya respon like dan komen, eh.. tidak balik respon. Eh.. kenapa? Hahaha. Saya menamakan ini tipe butuh tapi ta. Mention karena butuh biar postingannya semakin luas, tapi cuek dengan orang yang membantu menyebarluaskan postingannya.

Padahal saat seseorang memposting sesuatu di media sosial, itu artinya dia mengundang teman datang ke rumahnya, dan membuka pintu lebar-lebar. Jadi saat ada yang respon, wajib respon balik. Apalagi kalau sudah ditandai, kan artinya diundang ke rumah baik-baik. Lalu saat diacuhkan duh, jadi pengin makan bakso dua mangkuk hahaha.

Makanya saya pun menandai teman seperti ini. Memang tidak ada salahnya menandai teman dalam postingan, agar postingan itu lebih luas penyebarannya. Tapi perlu ada etika juga. Soalnya ada teman yang kurang berkenan juga ditandai dalam postingan orang lain.

Saya pun sering menandai teman-teman dalam postingan saya. Itu pun postingan yang memang berhubungan dengan mereka. Misalnya saya posting buku kumpulan dongeng yang ditulis bareng. Nah, kalau teman yang saya tandain hanya sekedar kasih like atau bahkan tidak merespon, maka besok saya tidak akan menandai dia lagi dalam postingan saya.


Tipe Pemilih 

Seperti yang sudah saya tuliskan di atas, saat orang memposting sesuatu di media sosial, itu artinya dia sedang membuka pintu rumahnya lebar-lebar dan mengundang tamu masuk. Jadi saat ada yang komen di postingannya, maka sebaiknya direspon.

Soalnya kadang ada teman pilih-pilih membalas pesan. Ada yang dibalas dengan komentar, ada yang dilike doang, ada yang tidak direspon sama sekali. Kenapa pilih-pilih? Padahal menurut saya, setiap komentar pasti ada balasan yang pas.

Dan ini biasa juga terjadi pada teman baru. Jadi karena postingannya bagus, saya like dan komen. Tapi tidak direspon. Dan saya lihatnya dia hanya membalas komentar teman-teman yang kayaknya sudah akrab sama dia.

Padahal kan saat saya like dan komentarnya, itu sebagai pembuka jalan untuk akrab berteman. jadi kalau tidak direspon punya saya, ya jelas tidak akan komen dan like lagi di postingannya. Makanya banyak teman saya di media sosial yang tidak berinteraksi sama sekali.

Memang sih, setiap pribadi berbeda. Dan saya paling suka, kalau komen di postingan teman itu mendapat respon. Setidaknya ada penghargaan kecil, karena sudah bersedia meluangkan waktu mampir di postingan. Dan saya biasanya, tidak akan komen lagi di postingannya. Baper, Mas? Bukaaan.. saya cari postingan teman saja yang menarik, dan rajin merespon hahaha.


Tipe Panas-Panas Tai Ayam

Awalnya rajin sekali inbox. Minta diajarin menulis. Setelah diberi kesempatan ikutan kelas gratis, eh.. malah tidak semangat. Jadi ingin nyanyi.. Apa sih, maumu! Hahaha.

Ada saja ulahnya. Misalnya saat sharing materi di kelas, malas asyik komen sana sini di postingan orang. Saat sharing materi kelas, kok menghilang, ternyata meninggalkan kelas, tidur, tanpa pamit. Akhirnya kebingungan saat diberi tugas, dan akhirnya tugas tidak selesai.

Saya menamakan tipe teman seperti tipe Panas-Panas Tai Ayam. Sama seperti pepatah yang artinya seseorang yang sangat bersemangat di awal, tapi selanjutnya melempem. Dan ini jujur membuat saya jengkel.

Jengkelnya di mana? Karena dia tidak memanfaatkan kesempatan dengan baik. Dia juga menutup kesempatan teman lain yang lebih serius dan semangat ikut kelas. Akhirnya termasuk menutupi rezeki orang lain juga.


Tipe Read Doang

Tipe ini sering membuat saya keeki berat. Sudah kirim pesan, tapi tidak dibalas. Cuma dibaca doang.. dibaca doang. Padahal statusnya online terus hahaha.

Padahal, saya kirim pesan ke seseorang itu, karena memang ada sesuatu yang ingin saya tanyakan atau konfirmasikan. Jadi bukan pesan sekedar say hello, atau basa-basi. Makanya kalau sudah dibaca tapi tidak dibalas, rasanya gimana gitu.

Kalau pun saat menerima pesan saya lagi di jalan atau mengerjakan sesuatu, pastinya dong, di lain waktu ada kesempatan balas. Dan saya sangat memahami sikon seperti ini. Istilahnya, sesibuk apapun kalian sempatkanlah membalas pesan-pesan dari fans hahaha.


Tipe Ada Udang di Balik Batu

Yap.. ini tipe teman yang dekat saat butuh saja. Tapi setelah tidak butuh, lalu ditinggal hehehe. Dan teman saya tipe seperti ini banyak juga di media sosial hehehe.

Saya bukan ingin mengungkit kebaikan yang pernah saya berikan pada teman-teman itu. Tapi bagusnya sih, mereka tidak lupa dan saling interaksi. Sesekali say hello juga boleh. Tapi bahkan, pernah saya komen di postingan teman. Yang lain dibalas, saya malah dicuekin hahaha.

Jujur saja, saya banyak sekali mendapat bantuan dari teman-teman media sosial. Misalnya dikabari job, saling sharing, teman-teman bantu rekomendasikan kelas Kurcaci Pos, sampai sebagai pembuka pintu jalan saya masuk ke sebuah penerbit. Dan saya berusaha terus mengingat jasa-jasa mereka. Karena tanpa mereka, saya juga tidak akan bisa mendapat atau meraih sesuatu. Benar, rezeki saya sudah diatur oleh-NYA, tapi lewat perantaraan teman-teman.


Tipe Kasbon

Tipe ini berhubungan dengan kelas menulis Kurcaci Pos. Jadi banyak yang ingin ikut kelas, tapi bayarnya nanti. Dan karena saya ingin memberi kesempatan kepada teman, maka tidak apa-apa ikut kelas dulu, bayarnya bisa nyusul. Hanya syaratnya harus semangat ikut kelas, agar hasilnya maksimal.

Tapi kenyataannya, tidak sesuai janji manismu padaku hahaha. Ada yang ikut kelas sudah dua pertemuan, setelah itu tidak masuk lagi. Diinbox, tidak dibalas, Cuma dibacaaaa bae. Akhirnya saya diblokir, dan uang kelas pun tak pernah dibayar hahaha.

Ada juga, sudah selesai ikut kelas, tapi pas ditagih, kok mulur-mulur mulu. Akhirnya janji-janji tinggal janji, bulan madu hanya mimpi.. hahaha itu kan syair lagu. Uang kelas pun tidak dibayarkan.

Lainnya, ada yang sudah setengah jalan ikut kelas. Bayarnya juga minta tolong nanti. Tapi kok di kelas kerjanya hanya ngalor-ngidul. Mau bikin komunitas lah, inilah itulah. Lah.. nulisnya kapan? Akhirnya pas saya ingatkan agar lebih fokus, dia ngegas. Akhirnya keluar sendiri. Uang kelas bagaimana? Ya tidak dibayar hahaha.

Sebenarnya beragam, dan itu jelas membuat saya gemas hahaha. Tapi saya selalu percaya, rezeki yang hilang, Insya Allah akan digantikan. Jadi kalau tipe teman seperti ini, saya memilih melepaskan mereka alias blokir hahaha.


Tipe Labil

Tipe ini membuat saya tertawa. Soalnya banyak teman media sosial saya yang labil berteman dengan saya. Misalnya saat saya masih belum memperlihatkan wajah saya di media sosial, karena masih terikat kontrak ekslusif pembersih wajah pria (halah.. hahaha). Hampir semua penasaran, dan ingin segera saya memperlihatkan wajah tampan rupawan saya wkwkw.

Namun setelah saya open face, banyak yang unfollow saya. What? Ada apa dengan Cinta? Hahaha. Ada yang bulang narsis lah, kelewatan lah dan sebagainya. Katanya mau lihat penampakan saya hahaha.

Padahal foto-foto saya itu tujuannya ingin memperkenalkan tempat wisata yang sudah saya kunjungi. Soalnya banyak teman yang belum tahu wisata itu. Pas saya sudah posting foto, mereka baruh ngeh. Oh, di Kebumen banyak pantai indah ya, Mas? Oh, pendopo Kutoarjo bagus sekali dan penuh sejarah. Wah, benteng Pendem Cilacap eksotis sekali. Akhirnya menarik teman lain untuk datang ke tempat wisata itu.

 Jadi awalnya kaget juga banyak teman yang unfollow. Padahal tidak ada masalah diantara kami, dan lumayan cukup akrab. Bahkan beberapa teman yang dulu awal menulis itu rajin inbox tanya sana sini, termasuk minta dikoreksi naskahnya dan akhirnya tembus di media anak. Kasihan deh, saya hahaha.

Itulah tipe teman-teman di media. Saya tidak mempedulikan, hanyaya menganggap lucu dan menggemaskan saja. Soalnya perteman memang tidak bisa dipaksakan. Mau berteman dengan saya silakan, tidak mau ya silakan. Teman datang dan pergi, namun teman sejati, akan selalu di hati. Dan saya bersyukur dari pakai medsos sampai seorang, banyak teman-teman seiring sejalan. Dan itu saya syukuri.

Bagaimana dengan teman-teman? Apa punya teman lucu dan menggemaskan juga? Boleh share di  komen ya. Dan saya tegaskan lagi ya, ini saya tulis sesuai pengalaman pribadi saya. Jadi kalaua ada perbedaan, anggap saja warna-warni kehidupan hahaha.

Bambang Irwanto

Menyusuri Sejarah Dibalik Tugu Renville Kebumen

$
0
0
Menyusuri Sejarah DiBalik Tigu Renville Kebumen– Membaca judulnya, pastinya teman-teman akan teringat atau mengaitkan dengan perjanjian Renville, ya? Ya, benar sekali. Tugu Renville ini dibangun untuk mengenangkan jasa pejuang kemerdekaan yang gugur saat bertempur melawan penjajah Belanda.



Saya sudah lama mengincar tugu ini untuk dikunjungi. Selain saya suka sesuatu yang berlatar belakang sejarah, saya juga ingin mengenalkan tulisan ini lewat postingan di media sosial. Karena biar bagaimanapun, Tugu Renville ini salah satu bukti peristiwa  bersejarah Bangsa Indonesia.

Makanya pas dari Bendungan Wadaslintang, senin 2 Desember 2019, saya sudah berencana ke Tugu Renville. Hanya memang, saya belum tahu letaknya tugu ini berada di mana.  Saya hanya tahunya sekitar kota Kebumen.



Nah, saat istirahat dan menikmati kembang tahu di jalan Pemuda, saya tanya Bapak parkir. Saya perlihatkan capturenya dari google map. Kata Bapak itu, wah ini di wilayah Buayan. Jadi dari Gombong terus lagi.



Saya tercenung sejenak. Buayan itu sebelah mana, ya? Rasa-rasanya sering lewat daerah Buayan. Tapi sekilas saja saya baca namanya. Tapi memang rasanya setelah Gombong.

Makanya, saya pun melajukan motor saya di siang bolong yang super panas ke arah Buayan. Saya tanya beberapa orang, tapi mereka pada tidak tahu, di mana Tugu Renville itu. Sampai akhirnya, saya bertanya kepapa seorang Bapak yang sedang membersihkan bagian depan tokonya. Eh, Bapak itu malah memberikan jawaban mengejutkan.



“Kalau desa tugu buayan ada, Mas. Itu Mas bisa lampu merah belok kanan ke arah karang Bolong. Atau bisa lewat pos polisi di dearah Ijo. Tapi kayaknya tugunya ga ada. Lagipula ini alamatnya Panjer kecamatan Kebumen. Panjer itu di Kebumen.”

Nah, lho.. Inyong jadi bingung atau biasanya Bambang Bimbang Marhambang hahaha. Ehm dari alamat di google Map memang membingungkan. Ini antara derah Buayan dan Panjer. Akhirnya saya pulang saja. Mumpung rumah saya sudah dekat hahaha.

Tapi rasa penasaran terus menganggu pikiran saya halah hahaha. Maka daya coba browsing lagi. Kali ini saya ancer-ancernya dari tugu Lawet Kebumen.



Alamak.. ternyata dari tugu Lawet sudah dekat sekali. Jadi saya diarahkan ke gang Menur. Nah dari situ sudah dekat. Oke, saya semangat lagi untuk mencari Tugu Renville.

Makanya kamis 5 Desember 2019, saya sengaja berangkat pagi-pagi dari rumah. Jadi ancer-ancer tugu lawet, jalan Pemuda, lalu masuk gang Menur lurus mentok lalu belok kanan. Kemudian lurus jalan, keluar gang, dan tembus gang lain yaitu gang Gereja. Nah loh.. Tugu Renville-nya mana?

Nah, pas dari gang Menur saya bingung. Kok tidak ada tanda-tanda keberadaan  tugu Renville? Padahal selepas Gang Menur sudah Gang Gereja.Untungkah ada seorang Bapak yang mau masuk rumahnya yang menenteng kresek berisi sarapan. Saya pun bertanya pada Bapak itu.

Bapak itu tersenyum sambil menjelaskan pada saya, “Jadi Mas lurus saja keluar gang ini sampai gang Gereja. Lalu belok kiri mentok, habis itu belok kiri lagi mentok rel kereta. Di sana Tugu-nya.

Hippi.. saya langsung girang. Ternyata tugu incaran saya sudah dekat. Saya pun mengikuti arahan Bapak tadi. Kurnag dari 3 menit, saya sudah menemukan Tugu Renville.

Jadi biar mudah, teman-teman kalau mau ke Tugu Renville patokan utamanya adalah Tugu Lawet. Teman-teman mau dari mana saja, pasti akan ketemu perempatan Tugu Lawet. Lalu masuk ke jalan Pemuda, setelah itu kanan jalan langsung masuk ke Gang Gereja (yang memang depannya ada gereja). Lurus sampai mentok jalan lalu belok kiri. Nah langsung terlihat Tugu Renville.

Pas sampai lokasi, saya agak terkejut. Sebelumnya dalam bayangan saya, Tugu Renville itu berada di sebuah tempat yang lapang dan teduh. Ternyata oh ternyata, kini berada di sisi rel kereta api. Sangat mepet. Takutnya akan retak karena getaran kereta api lewat terus menerus.



Jadi dalam sejarah Indonesia, ada dua perjanjian penting. Perjanjian Linggarjati dan perjanjian Renville. Keduanya sama yaitu soal batas wilayah Indonesia dan belanda.

Hanya Belanda selalu saja melanggar batas wilayah. Makanya banyak sekali terjadi pertempuran. Khusue Kebumen, ada juga tugu kemit yang menandakan pertenpuran karena Belanda melanggar perjanjian Linggarjati.



Perjanjian Renville sendiri ditandatangi pada 17 Januari 1948 di atas geladak  kapal perang Amerika Serikat sebagai tempat netral USS Renville yang berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Perjanjian ini diadakan untuk menyelesaikan perselisihan perjanjian Linggarjati.



Dan saat saya browsng, ternyata Tugu Renville tidak hanya ada di kebumen. Tapi juga ada monumen Renville di daerah Banjarnegara, dan Tugu Renville di Sumatera Barat. Ini membuktikan Belanda dulu melanggar semua batas wilayah ya hehehe.

Lalu, karena perjanjian Renville ini berkaitan dengan perjanjian Linggarjati juga yang menyebabkan banyak tertempuran, makanya di ada juga Monumen Perjuangan 45 Kemit Karanganyar Kebumen. Di sanalah terjadi pertempuran juga antara pejuang Indonesia dengan tentara Belanda.



Tugunya tidak terlalu besar. Bentuknya persegi 5 setinggi sekitar 3 meter, dengan landasan dicat hitamNah di setiap sisinya melambangkan 5 sila-sila pancasila. tabg seadarah jarum jam dari depan Keadilan, Ketuhanan, Prikemanusiaan, kebangsaan, dan Keedaulatan Rakyat, Kebangsaan, Dengan landasan berwarna hitam. Ada semacam tempat pasang bendera di keempat sudutnya.

Di sisi bagian depan ada prasasti yang terdiri dari dua kalimat. Kalimat pertama bertuliskan “DISINI AKU MATI UNTUK IBU PERTIWI”. Sedangkan kalimat kedua, “HARAPANKU BERBAHAGIALAH NUSA BANGSAKU.”



Kalimat-kalimat ini sontak membuat mata saya berembun. Dalam sekali makna dari kalimat-kalimatnya. Ini adalah ungkapan hati seluruh pejuang yang bertempur saat itu. Intinya, kami rela berjuang, mempertaruhkan nyawa, demi kebahagian bangsa dan negara.

Lalu dua prasasti lainnya terdapat di dua sisi bagian belakang. Isi prasastinya sama, yaitu, “BUMI HANGUS DAN PENGHANCURAN BANGUNA  VITAL OLEH PEJUANG KEMERDEKAAN SEBAGAI JAWABAN PENGHIANATANPERJANJIAN RENVILLE 1947 OLEH BELANDA”.



Jadi maksudnya adalah, karena Belanda melanggar perjanjian Renville, maka Indonesia sangat marah. Makanya pejuang kemerdekaan mengambil tindakan dengan menghancurkan bangunan vital milik Belanda.

Saya pun terus mengamati Tugu Renville ini. Seperti biasa, bila saya mengunjungi monumen, tugu, benteng, dan banguna bersejarah lainnya, saya selalu membayangkan peristiwa yang terjadi di baliknya. Termasuk Tugu Renville iini. Saya membayangkan, di sinilah terjadi pertempuran hebat para pejuang kemerdekaan melawan Belanda.



Yang bikin saya bahagia, Tugu Renville ini tampak bersih. Sepertinya belum lama dicat baru. Padahal pas saya browsing, sempat tepengaruh juga dengan adany proyek rel ganda yang pas di dekatnya. Saya pun baca beritanya, tugu ini sempat penuh vandalisme dari anak-anak muda tak bertanggung jawab.

Setengah jam saya menghabiskan waktu di Tugu Renville ini. Puas rasanya sudah mengunjungi tugu bersejarah ini. Harapan saya, tugu ini harus selalu dijaga dan dirawat, agar terus ada dan bisa dilihta oleh anak cucu. Karena bagaimana pun, ini salah satu bukti perjalanan panjang sejarah Bangsa Indonesia.



Juga bagi generasi muda, hargailah tugu-tugu bersejarah, dengan tidak mencorat-coretnya. Bahkan perlu peran berbagai pihak untuk mengenalkan kepada anak-anak. Soalnya banyak orang-orang yang tidak tahu soal tugu ini. Agar tidak lupa akan sejarah bangsa sendiri. Seperti ucapan Presiden Soekarno, bangsa yang besar ialah bangsa yang tidak melupakan sejarah ya, Bangsa Indonesia besar karena sejarah panjangnya.

Bambang Irwanto

Cari Informasi Teknologi Terkini, Langsung Meluncur ke Uzone.id saja

$
0
0
Cari Informasi Teknologi Terkini, Langsung meluncur ke Uzone.id Saja - Menurut saya, zaman now zamannya serba mudah, praktis dan serba cepat. Termasuk soal mencari informasi. Tinggal duduk santai, buka internet, maka informasi yang dibutuhkan sudah tersedia. Sangat hemat waktu dan tenaga. Dan salah satu portal yang selalu saya kunjungi untuk mencari informasi teknologi terkini adalah Uzone.id.



Nah, bagi teman-teman yang sejak dulu sering berkunjung ke Uzone.id, pasti tidak asing lagi dengan portal milik Telkom ini. Hanya... dulunya Uzone.id itu portal informasi seputar entertainment atau hiburan. Makanya jangan kaget sekarang ada perubahan. Istilahnya Uzone.id Reborn.

Ya, Uzone.id sudah Reborn, bertransformasi dari portal life style menjadi portal teknologi. Perubahan ini, dikarenakan banyaknya pembaca yang mengakses teknologi. Selain itu, Telkom juga ingin mengedukasi masyarakat agar melek teknologi. Makanya sekarang Uzone.id itu isinya teknologi seputar, gadget, startup, telco, digilife, dan automotif yang update dan terkini. Intinya Uzone.id kini menyesuaikan dengan selera dan kebutuhan pembaca.

Tampilan Baru Uzone.id

O, iya. Launching Uzone.id Reborn ini telah berlangsung hari kamis, 28 November 2019 di Ruci’s Joint, Senopati Jakarta Selatan. Acara ini diinisiasi oleh Editor in Chief Uzone.id Trisno Heriyanto. Turut hadir pula Board of Advisor Uzone.id Setyo Budianto dan Senior Client Insights Partner Southeast Asia Comscore Ariene Morsequilo.

Lauching Uzone.id Reborn

Dalam perayaaan ini, Uzone.id merayakan pembaharuan logo, tampilan dan fokus pada pembahasan sebagai media informasi. Seperti yang saya tuliskan di atas, dulunya Uzone.id itu adalah media entertainment atau hiburan. Nah, sekarang menjadi media teknologi dan otomotif terkini.

Uzone.id Tampilan Website


Karena Uzone sudah ada sejak dulu, makanya terus berkembang. Tidak heran, kalau Uzone.id ini termasuk media terbesar di Indonesia milik telkom. Tepatnya nomor 5 New portal Indonesia. Ini karena itu tadi, Uzone.id selalu berusaha memenuhi kebuthan dan selera pembacanya. Makanya saya sangat senang berselancar di Uzone.id.

Keunggulan Uzone.id ini mengupas informasi teknologi dan automotif terkini dengan gaya yang lebih luwes, menyesuaikan dengan generasi milenial sekarang. Jadi dengan bahasa yang tidak kaku, pastinya informasi yang disajikan akan mudah diserapnya.

Uzono.id tampilan mobile


Apalagi kini Uzone.id hadir dengan tampilan lebih baru yang lebih dinamis. Jadi teman-teman berselancarnya semakin menyenangkan.. Mau diakses dari perangkat mana pun bisa. Hape, tablet, atau laptop bisa. Jadi teman-teman tinggal sesuaikan saja dengan selera. Mau tampilan mobile atau website.

Bahkan untuk memudahkan teman-teman mengakses Uzone.id, bisa tinggal unduh di playstore. Sudah lebih dari 400.000 user. Jadi teman-teman bisa mengakses Uzone.id kapan saja dan di mana saja.


Uzone.id Hadir di Playstore



Dari data Alexa, Uzone.id ini menduduki peringkat 17 utuk kategori News Portal. Lalu  berdasarkan data google analticy 360 di tahun 2019 ada 15 juta page dengan 3,5 million unique visitor. Dari data User Demography juga sangat jelas, kalau Uzone.id portal yang sangat berkembang.








Uzone.id ini memang niat sekali memanjakan kita. Jadi Uzone.id tidak hanya hadir dalam bentuk tulisan, tapi juga bisa ditonton langsung di channel youtube. Jadi teman-teman bisa langsung meluncur ke channel youtube Uzone Indonesia. Followersnya sudah 32 ribu subribers dengan view rata-rata 1 juta per bulan.

Channel Youtube Uzone Indonesia

Nah, buat teman-teman yang mencari info lengkap seputar teknologi dan otomotif, langsung meluncur ke Uzone.id saja. Jangan lupa juga follow akun media sosial Uzone.id, biar teman jadi yang pertama dan duluan mendapat informasi terkini dan terbaru dari Uzone.id. Cari Informasi Teknologi terkini, langsung meluncur ke Uzone.id saja.



Uzone.id Informasi Teknologi Terkini

Bambang Irwanto

Cara Saya Menyikapi petanggungjawaban Dewan Juri Sayembara Cerita Anak DKJ 2019

$
0
0
Cara Saya Menyikapi Pertanggungjawaban Dewan Juri Sayembara Cerita Anak DKJ 2019 - Awalnya, saya diwhatsapps oleh Mbak Pupuy Hurriyah. Mbak Pupuy mengabarkan, kalau mendapat undangan untuk menghadiri Malam Anugerah Sayembara Cerita Anak Dewan Kesenian Jakarta 2019. Acaranya berlangsung Rabu, 4 Desember 2019 di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki.

Wow.. saya langsung memberikan selamat pada Mbak Pupuy. Dalam bayangan saya, yang diundang itu biasanya yang menang lomba. Saya pun becandain Mbak Pupuy agar jangan lupa mentraktir saya bakso hahaha.



Malamnya, 4 Desember 2019 sekitar pukul setengah 9 malam, Mbak Pupuy kembali whatsaap saya. Katanya dia tidak menang. Malah banyak sekali catatan-catatan dari dewan juri. Yang megangetkan, tidak ada Pemenang 1, 2, dan 3. Hanya ada 9 pemenang harapan pilihan dewan juri.

Mbak Pupuy lalu mengirimkan saya foto-foto yang berisikan pertanggunganjawab dewan juri. Tapi saya kurang jelas bacanya, karena tulisannya kecil-kecil di foto itu. Intinya tidak ada pemenang, karena belum ada naskah yang ikut yang sesuai kriteria juri.

Dan ternyata, di facebook sudah ramai soal ini. Pertanggungjawaban Dewan Juri Sayembara cerita anak DKJ ini membuat banyak teman-teman penulis cerita anak meradang. Saya pun ingin sekali ikut berkomentar, tapi saya belum berani, karena belum membaca lengkap pertanggungjawaban itu.
Akhirnya pagi ini saya menemukan link tulisannya langsung. Dan setelah saya baca berulang kali, maka izinkan saya menyikapi dari sudut pandang saya sebagai penulis cerita anak (walau pengalaman menulis saya masih seuprit). Saya sengaja copas langsung, lalu saya komentari langsung di bawah tiap poinnya ya, biar lebih mudah dipahami.

PERTANGGUNGJAWABAN DEWAN JURI SAYEMBARA CERITA ANAK DEWAN KESENIAN JAKARTA 2019
Anak-anak penting bagi banyak orang, dan bagi banyak kepentingan, kecuali bagi para penulis. Para penulis bagus yang kita miliki, atau setidaknya nama-nama yang dikenal sebagai penulis bagus, hampir tidak ada yang menulis buku cerita anak-anak. Mereka merelakan penulisan buku anak-anak kepada orang-orang yang bukan penulis. Mereka mengikhlaskan anak-anak menjalani masa kanak-kanak mereka, yang disebut-sebut sebagai masa emas pertumbuhan, untuk menggeluti buku-buku yang rata-rata ditulis dengan kecakapan seadanya.

Kalau soal ini, saya tidak setuju, ya. Saya mengibaratkan penulis di sini seperti pencipta lagu. Di Indonesia banyak sekali pencipta lagu hebat. Tapi tidak semua pencipta lagu bisa menulis ganre lagu. Si A, bisa membuat lagu-lagu bagus, tapi untuk orang dewasa, tidak bisa menulis lagu anak-anak. Jadi ada porsinya masing-masing.Mungkin ada satu dua yang bisa. Misalnya Eyang Titiek Puspa.
Sama dengan penulis di Indonesia. Banyak penulis bagus seperti yang dimaksudkan di atas, tapi belum tentu mereka bisa menulis cerita anak. Soalnya sesuai pengalaman saya (walau masih seuprit) menulis cerita anak itu tidak akan berhasil dengan hanya memiliki kecakapan seadaanya. Menulis cerita cerita anak butuh proses yang panjang, seperti yang saya alami sendiri.

Dulu itu, untuk cerita sepanjang 600-700 kata, saya sangat kesulitan, dan harus ditulis berhari-hari, bahkan ada yang tidak selesai. Namun dengan proses panjang, Alhamdulillah saya bisa menulis cerita 600-700 kata sekali duduk dalam waktu setengah jam saja.

Kalaupun para menulis-penulis habat itu sampai sekarang tidak menulis cerita anak, pastinya bukan karena mereka merelakan penulisan buku anak-anak kepada orang-orang yang bukan penulis. Pastinya ada faktor-faktor yang membuat mereka tidak menulis cerita anak.

Misalnya mereka tidak tertarik menulis cerita anak, tidak ada waktu menulis cerita anak, lebih senang menulis ganre lain, bisa saja belum bisa menulis cerita cerita anak. Jadi kalimat, atau ada faktor-faktor lainnya.  

Karena ditinggalkan oleh para penulis terbaiknya, dunia penulisan buku anak-anak kita tidak mampu melahirkan tokoh-tokoh fiksi yang bisa melekat dalam ingatan untuk waktu yang panjang,  seperti misalnya Peterpan, Pippi si Kaus Kaki Panjang, Alice (dalam Alice in Wonderland), Lima Sekawan, atau belakangan Harry Potter. Mungkin si Doel adalah satu-satunya tokoh anak-anak yang paling kita ingat, tetapi anak-anak sekarang barangkali tidak membacanya. Bahasa yang digunakan oleh Aman Datuk Madjoindo dalam buku Si Doel Anak Djakarta niscaya sudah terasa aneh bagi anak-anak sekarang.

Menurut saya, ini memang semacam cambukan sekaligus tantangan. Bagi para penulis cerita anak untuk melahirkan sebuah tokoh seperti yang dimaksud di atas. Karena sesuai pengamatan saya, memang sampai saat ini, belum ada tokoh cerita anak yang ditulis sekarang yang sangat booming dikenal. Misalnya untuk cerita remaja itu ada tokoh Lupus punya Mas Hilman atau Si Roy punya Mas Gola Gong)

Saya lalu membayangkan mungkin untuk seperti Bolang Bocah Petualang yang sudah punya ciri khas ikat kepala dan ransel di punggung. Dan saya yakin, teman-teman penulis ada yang sudah membuat tokoh-tokoh sesuai kriteria yang dimaksud. Mungkin saat ini belum kuat melekat

Nah, untuk bisa membuat sebuah tokoh cerita itu melekat dalam ingatakan sepanjang waktu, perlu proses. Pippi, Alice, Lima sekawan, dan lainnya, saat ditulis, juga pasti tidak langsung melekat dan terkenal. Itu prosesnya panjang dengan publikasi secara terus menerus. Maka harapan saya, ada bantuan dari pihak-pihak terkait untuk buku-buku bacaan anak. Misalnya pajak yang tidak memberatkan penulis, bantuan promosi buku, dan sebagainya. Agar buku anak-anak Indonesia terus berkembang, dan akhirnya tokoh-tokoh unik, beda, dan berkarakter itu akan bermunculan dan melekat dalam ingatan sepanjang masa.

Hanya perlu digarisbawahi, para penulis terbaik cerita anak, tidak pernah meninggalkan cerita anak. Penulis-penulis hebat cerita anak yang saya kenal, sampai sekarang masih eksis. Penulis hebat yang dimaksud dewan juri, bahkan ‘mungkin’ ada yang belum pernah menulis cerita anak.

Di luar novel, pernah ada film boneka “Si Unyil” yang memberi kita banyak karakter yang tak terlupakan. Tetapi serial tersebut pelan-pelan ditinggalkan para penggemar kecilnya ketika mulai sering menyampaikan pesan-pesan pembangunan.

Ini salah satu warning bagus bagi penulis cerita anak Indonesia. Jadi pesan-pesan dalam cerita anak, memang harusnya berkisar seputar kehidupan atau dunia anak-anak. Tidak boleh dijejali dengan pesan-pesan memberatkan.

Anak-anak memerlukan karakter yang sehidup dan sekuat itu. Mereka perlu menikmati petualangan yang menyenangkan, menikmati dunia tanpa campur tangan orang dewasa yang gemar menasihati dan suka mengatur.

Ini maksudnya, biarkan anak-anak menikmati dunianya sendiri dan mengatasi masalahnya sendiri. Jadi konflik dalam cerita anak, memang harus diselesaikan oleh tokoh anak. Baik tokoh utama itu sendiri maupun dibantu oleh tokoh pendukung. Ibaratnyanya, masalah mereka, ya biarkan mereka yang menyelesaikan dengan caranya sendiri, sesuai dengan usia meraka.

Dengan latar belakang seperti itu, sayembara penulisan cerita anak-anak tahun ini, yang merupakan penyelenggaraan pertama oleh Dewan Kesenian Jakarta, bisa kita maknai sebagai ajakan untuk lebih memperhatikan mutu bacaan anak-anak. Ia meminta kita ikut berpikir bahwa, dalam urusannya dengan penumbuhan budaya membaca, setiap orang seharusnya mendapatkan buku-buku terbaik sejak dini usia mereka. Semua tahu itu, atau semua orang dewasa yang menginginkan anak-anak tumbuh sebagai pecinta buku tahu itu, namun mereka perlu juga diingatkan.

Saya setuju bagian ini. Diadakan sayembara ini, dimaknai sebagai ajakan untuk memperhatikan mutu bacaan anak. Tapi bukan berarti buku-buku anak sekarang tidak bermutu. Sebuah buku anak, selalu diusahakan dikerjakan dengan segenap jiwa raga, hinggak akhirnya sampai ke tangan anak-anak sebagai pembaca. Walau perlu digarisbawahi, tidak ada buku anak yang sempurna. Tapi Insya Allah semua buku anak yang ditulis bermanaat bagi anak-anak.

Kriteria Penjurian
Dewan juri sayembara cerita anak-anak Dewan Kesenian Jakarta 2019 menilai naskah para peserta dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:


  1. Keunggulan berbahasa dan ketangkasan bercerita. Ini syarat penting, sebab orang tidak mungkin melahirkan cerita yang menarik tanpa keunggulan berbahasa, dan cerita akan cenderung bertele-tele tanpa ketangkasan bercerita.
    Kalau ini saya setuju sekali. Karena cara bercerita yang lancar dan memikat, akan membuat pembaca terus membaca cerita itu. Hanya catatannya, karena ini ceita anak, gaya berceritanya juga disesuaikan dengan anak-anak. Paling bagus dari sudut pandang tokoh dalam cerita.
  2. Kemampuan menciptakan karakter yang membuat pembaca anak-anak bisa menyukainya , bersimpati, atau mengidentifikasi diri dengannya. Dengan karakter semacam ini, pembaca akan bisa menikmati petualangan yang ditawarkan dan mendapatkan pengalaman baru seusai pembacaan.
    Ini catatan bagus. Karkater tokoh anak dalam cerita, harus bisa membuat pembaca anak-anak menyukai  dan bersimpati pada tokoh itu. Karena kalau dua poin itu sudah didapat, maka pembaca akan terus ingin mengikuti kisah tokoh dalam cerita. Nah, tugas kita, bagaimana caranya membuat karakter tokoh dengan dua poin itu.
  3. Beres secara keperajinan, baik di tingkat kata, kalimat, maupun paragraf. Penulis mampu memilih kosakata yang tepat untuk pembacanya, mampu mengkomposisikan semua elemen penulisan secara baik. Ia mampu mengatur nada, irama, menyusun kalimat, dan menyeleksi detail yang paling relevan untuk ditampilkan.
    Poin ini lebih pada penekanan kesuaian untuk anak-anak. Misalnya saya sering membaca cerita anak yang penggunaan kata-katanya terlalu dewasa.
  4. Memahami aspek metaforis suatu cerita. Ia boleh mengajarkan nilai-nilai, pengetahuan, cara hidup ‘yang semestinya’ di tengah masyarakat, atau hal-hal lain yang dianggap penting untuk disampaikan kepada anak-anak, tetapi pesan hanya disampaikan tersirat melalui cerita yang menarik dan bukan melalui petuah langsung dalam bentuk apa pun.
    Setuju dengan ini. Pesan dalam cerita anak itu, memang harus tersirat, atau paling tidak diucapkan oleh anak dalam cerita.


Pemandangan Umum atas Naskah-Naskah yang Masuk
Dari 198 naskah yang lolos seleksi administrasi oleh panitia, dewan juri mencatat bahwa secara umum kualitas naskah tidak menggembirakan. Dan ada satu catatan khusus: Delapan puluh persen dari jumlah itu bercerita tentang masa liburan ke rumah nenek atau kakek. Ini mengejutkan. Mereka seperti tidak mampu melepaskan diri dari bayang-bayang pelajaran bahasa Indonesia di kelas 3 atau 4 SD. Bertahun-tahun kemudian, ketika masa itu sudah jauh terlewati, mereka masih tetap menulis cerita seolah-olah sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru saat mereka kembali dari liburan semester. Kegagalan mereka menemukan tema lain di luar liburan ke rumah nenek atau kakek mengindikasikan satu masalah serius: mereka tidak banyak membaca buku. Mereka seperti berangkat ke medan perang tanpa persenjataan dan amunisi.
Di bawah ini adalah catatan-catatan lebih rinci tentang sejumlah gejala yang kami temui selama masa penjurian:

  1. Secara umum para peserta sayembara ini tidak menulis untuk anak-anak, tetapi menulis tentang anak-anak. Hal ini terlihat dari diksi, suara narator, dan pandangan dunia orang dewasa yang menyusup ke dalam penceritaan. Dengan semua itu, deskripsi mereka tentang peristiwa, tentang suasana, atau, yang paling lazim, tentang emosi-emosi para tokohnya menjadi jauh dari tipikal anak-anak. Tokoh anak-anak di dalam cerita menjadi tidak wajar dan, karena itu, tidak meyakinkan sebagai anak-anak. Hanya sedikit dari peserta yang mampu bercerita untuk anak-anak, tetapi mereka tidak memiliki cerita menarik.

    Ini maksudnya, harus bercerita dari sudut pandang dan gaya anak-anak. Makanya di kelas Kurcaci Pos, saya selalu mengingatkan, saat menulis cerita anak, usahakan sudah bermetamorfosis jadi anak-anak. Jadi kita seperti anak-anak yang bercerita pada teman-teman.

    Soalnya memang, masih banyak teman saat menulis cerita anak, masih memposisikan dirinya sebagai orang dewasa. Akhirnya seperti maksud di atas. Penceritaan dari sudut pandang orang dewasa. Seolah-olah orang dewasa masuk ke tubuh anak-anak. Akhirnya karakter anak-anak dalam cerita tidak natural.

     
  2. Rata-rata peserta memiliki stamina yang tinggi dalam menulis. Karya-karya mereka kebanyakan cukup tebal atau bahkan sangat tebal untuk ukuran anak-anak (ada yang sampai 340 halaman). Bisa dikatakan ketebalan rata-rata naskah di atas 100 halaman. Mereka seolah meyakini bahwa karya yang baik adalah atau selayaknya banyak halamannya; dan novel yang tipis terasa tidak meyakinkan dan niscaya tidak bagus.

    Jadi setiap cerita anak itu ada porsinya masing-masing. Beda usia beda porsi. Cerita dan novel anak pastinya beda porsi. Apalagi novel anak dan novel dewasa.
    barat porsi makanan, maka berikanlah anak-anak porsi yang sesuai dan pas. Anak-anak porsi makannya sepiring (100 halaman). Jadi kalau diberi 2-3 piring (340 halaman) pasti tidak bisa dicerna oleh anak-anak. Hal ini juga menegaskan, tulislah sesuatu yang pas dan sesuai untuk pembaca.

  3. Stamina tinggi tersebut, sayangnya, tidak diimbangi dengan keperajinan yang memadai. Kecakapan mereka, kesanggupan menyusun kalimat, penguasaan tata bahasa, dan kemampuan membangun komposisi masih belum cukup untuk menghasilkan cerita yang beres, apalagi memikat pembaca anak-anak. Karena itu, rata-rata naskah hanya tulisan dengan tujuan memperpanjang teks, demi memenuhi angka di atas 100 halaman.

    Cerita anak itu harus padat. Maksud juri banyak para peserta yang terlalu bermain-main dengan kata dengan mengulur-ngulur. Padahal maksudnya sama. Ini sama misalnya, sebenarnya cerita itu bisa ditulis dalam 300 kata, tapi diulur-ulur sampai 600 kata. Akhirnya renggang. Padahal bisa dipadatkan jadi 300 kata. Dan tidak perlu jauh-jauh mengambil contoh. Di Kelas Kurcaci, saya selalu memberi tugas 600-700 kata. Dan masih banyak yang panjang bercerita, tapi renggang isinya.

  4. Semua peserta bahkan seperti tidak peduli atau tidak memikirkan bagaimana cara membuka cerita secara patut. Hampir semua, misalnya, membuka cerita dengan detail-detail yang tidak perlu. Mungkin saja rincian-rincian tersebut layak dipaparkan, tetapi cukup buruk bila ia disajikan di bagian awal sehingga berisiko membuat pembacanya (anak-anak) sejak awal sudah terintimidasi dengan sajian panjang-lebar yang melelahkan mengenai tempat-tempat, nama-nama, dan hal-hal lainnya yang bertele-tele sebagai pembuka cerita.

    Info-info penting dalam cerita anak perlu dimasukkan. Tapi tidak harus semua dibeberkan langsung satu tempat. Bisa diselip-selipkan, baik dalam dialog maupun

    Misalnya :
    “Benteng Van Der Wijck masih kokohnya?”
                      “Iya, padahal dibangun tahun 1828.”

    Wina menarik tangan Rastri untuk segera memasuki Bneteng Van Der Wijk yang dibangun tahun 1828 itu.

  5. Tidak ada satu pun peserta yang mampu menciptakan karakter yang kuat, yang mengesankan, atau yang layak diingat karena sikap dan tindakan-tindakannya, meskipun hal-hal tersebut tidak niscaya harus yang bersifat moralistik.

    Poin ini termasuk cambukan dan tantangan juga. Ini beberapa kali ditekankan oleh Dewan Juri. Untuk cerita pendek, memang karakter tokoh tidak perlu ditampilkan semua, karena memang jatah ruangnya terbatas. Namun untuk novel yang menyediakan ruang sangat banyak, maka karakter tokoh memang harus dieksplor. Ibaratnya dalam jatahnya itu (misalnya 100 halaman), pembaca jadi tau karakter tokoh seutuhnya.
  6. Dialog merupakan kelemahan pada semua naskah. Para peserta tampaknya tidak membedakan antara dialog dalam fiksi dan transkrip percakapan sehari-hari. Akibatnya, dialog dalam cerita-cerita mereka secara umum membosankan.

    Jujur ini saya agak bingung dengan dialog dalam fiksi dan transkrip percakapan sehari-hari. Seperti yang sering saya tuliskan, pengalaman dan ilmu menulis saya masih seuprit. Namun dengan begitu, saya ingin terus belajar.
    Tapi dari hasil browsing saya, dialog dalam fiksi itu, tidak sekedar percakapan antara tokoh, tapi juga memasukkan info-info terkait seputar cerita. Jadi percakapan tidak membosan seperti yang dikatakan juri. Dan akhirnya dialog itu jadi kekuatan dalam cerita

    Misalnya : 
    “Bendungan Pelangi ini memang besar. Soalnya berada di antara dua desa, Serayu dan Malika,” jelas Andi sambil mulai menuruni jalaanan menurun menuju bawah bendungan.
  7.  Di sisi lain tidak sedikit peserta yang terlalu bernafsu menjejalkan nasihat atau ajaran-ajaran moralistik (khususnya moralitas religius) kepada pembacanya. Semangat semacam ini tentu luhur belaka, tetapi mengandung risiko tinggi bahwa ia akan membuat anak-anak bosan oleh cara dan isi yang klise. Apalagi penyajiannya lebih bersifat menyatakan, bukan menunjukkan (telling, not showing).

    Ini catatan bagus yang wajib diterapkan saat menulis cerita anak. Jadi jangan menjejali cerita dengan nasihat ini itu. Apalagi kalau disampaikan dari ucapan langsung tokoh orang dewasa. Kemudian cerita anak itu bagusnya showing menunjukkan, bukan telling menyatakan.

    Conttohnya :
    Benteng Van Der Wick itu benteng bersejarah (Telling)

    Benteng Van Der Wick adalah benteng peninggalan Belanda. Dibangun tahun 1982. Bentungnya persegi delapan dan berdinding bata merah. Benteng ini dulunya dipakai sebagai kantor pemerintahan Hindia Belanda (Showing)

    "Budi itu anak yang rajin, lho!"
    "BUdi itu tiap pagi bangun jam 5 subuh. Setrelah salat, dia lalu membantu ibunya membuat mengisi bak mandi, lalu memberi makan ayam peliharaannya. Saat bernagkat sekolah, Budi juga menitipkan kue buatan Ibunya di warung."
  8. Beberapa karya menunjukkan prospek yang cukup baik, seperti terlihat di bagian awal cerita. Dengan kalimat yang beres dan paragraf pendek-pendek, mereka menunjukkan pemahaman tentang daya tahan anak-anak dalam membaca. Tapi dari segi substansi cerita, karya-karya yang memenuhi kualifikasi ini pun tidak cukup kuat sebagai cerita. Sedangkan beberapa lainnya terasa benar sebagai karya terjemahan atau setidak-tidaknya saduran, seperti terlihat dari fraseologi atau pola gramatikal yang kurang lazim dalam bahasa Indonesia, juga pada nama-nama tempat dan tokoh-tokohnya. Tentu latar-belakang “asing” tidak terlarang. Masalahnya: keasingan latar-belakang itu lebih mencerminkan asal-usul naskah (asli), bukan demi menyajikan kekuatan cerita.

    Ini sebenarnya diterapkan pada semua cerita anak. Jadi kalimat-kalimat cerita anak memang tidak perlu panjang-panjang. Jadi jangan sampai membuat anak-anak ngos-ngosan membaca. Dan berhasil memikat juri memang yang paragraf pendek-pendek. 


Nah, demikian saya menyikapi pertanggungjawaban dewan juri sayembara anak ini. Sekali lagi ya, saya menyikapi dari sudut pandang sendiri, sesuai pengalaman menulis saya yang masih seuprit. Jadi bila ada perbedaan, anggap saja warna-warni menulis hehehe.

Intinya, catatab dari dewan juri ini sangat bagus dan membangun. Mereka menulis, karena memang lomba ini ada kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan sejak awal. Jadi saat meleset dari kriteria itu, maka akan ada perbedaan.

Sama saat saya ikut lomba membuat bakso. Padahal saya suka membuat bakso. Namun ternyata bakso saya jauh melenceng dari kriteria juri. Itu karena juri punya kriteria sendiri. Dan perlu digarisbawahi, saat ikut lomba, saya yang mengikuti selera juri, bukan juri mengikuti selera saya.

Catatan ini, bisa dijadikan masukan untuk teman-teman yang akan ikutan lagi tahun depan. Insya Allah saya akan ikut. Jadi kita berusaha dan berjuang, membuktikan pada dewan juri, kalau kita sebagai penulis cerita anak punya kecakapan menulis cerita anak. Hanya saja tahun ini belum berhasil memenuhi keinginan juri. Bisa saja karena memang baru pertama kali diadakan, jadi masih meraba-raba.

Yuk, terus bersemangat. Pertanggungjawaban juri lomba sayembara ini jangan membuat kita meradang sebagai penulis cerita anak. Apalagi sampai memuat down menulis. Ini hanya salah satu lika-liku dalam perjalanan menulis. Apalagi saya pribadi menilai, buku anak yang berhasil adalah yang bisa menyenangkan pembaca anak-anak, sekaligus terserap nilai-nilai cerita di dalamnya. Penulis akan bahagia, saat buku yang ditulisnya disukai oleh pembaca.

Salam semangat menulis, teman-teman

Bambang Irwanto

Kesunyian di Bangunan Bekas RSUD Kebumen

$
0
0
Kesunyian di Bekas Bangunan RSUD Kebumen - Sepi, suram, kotor, banyak coretan, dan bikin merinding. Itulah suasana yang saya rasakan saat menyusuri bekas bangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kebumen. Bangunan yang ditinggalkan sejak 5 tahun lalu juga kotor, dan sudah banyak bagian-bagian yang rusak. Dan Kesunyian itu sangat terasa, padahal di pagi hari.



Sebenarnya, beberapa bulan lalu, saya pernah lewat di daerah Rumah Sakit Saerah Kebumen (RSUD) ini. Hanya waktu saya tidak ada rencana untuk menelisiknya lebih jauh. Waktu itu, saya malah menemukan sebuah rumah yang letaknya sejalur dengan RSUD Kebumen ini, yang sepertinya rumah dinas dokter. Saya lalu asyik pose-pose di sana hahaha.



Nah, kebetulan kemarin saya pergi ke Tugu Renville Kebumen. Dan kebetulan sekali, letaknya sangat dekat. Bahkan masih satu kelurahan Panjer, tepatnya di Dukuh Bojong. Hanya beda gang saja. Makanya saya pikir sekalian saja ke bangunan zaman Belanda itu.



Dari gang Gereja, saya pun lalu keluar menuju jalan pemuda. Hanya sekitar seratus meter, setelah lewat rel kereta dikit, dan GOR Kebumen, saya belok kiri. Begitu lepas lewat Gor, lalu sebuah apotek, itu jalanan sangat Jalanan sangat lenggang. Padahal hari masih pagi. Hanya sesekali kendaraan atau orang lewat. Saya membayangkan kalau suasana malam hari pasti lebih sepi.



Saya pun melajukan pelan motor, sambil saya memperhatikan bangunan-bangunan yang ada di sepanjang jalan, sedangkan sisi lainnya adalah rel kereta api. Saat mentok jalan, saya melihat dua orang Bapak sedang duduk di depan gedung bekas Palang Merah Indonesia. Sepertinya mereka tukang becak yang sedang menunggu penumpang. Saya pun menghampiri kedua Bapak tersebut.



Saya langsung berkenalan dengan mereka. Tapi saya kok lupa ya, nama-nama mereka. Padahal saat berkenalan, mereka menyebutkan nama dengan jelas hahaha. Sebut saja nama mereka Pak Harso dan Pak Soroso ya, teman-teman. Daripada Flamboyan dan Asoka hahaha.

Kami pun berbincang. Saya bertanya pada Pak Harso dan Pak Soroso soal bangunan RSUD Kebumen ini. Lalu Pak Harso dan Pak Suroso bergantian saling menjelaskan bangunan peninggalan Belanda yang dibangun 1916 dan bernama Zending Hospital Panjurung yang dulunya dikelola oleh Yayasan Kristen Hindia Belanda ini. Ehm.. pantas saja arsitektur bangunannya sangat kental bernuansa bangunan Belanda.

Jadi, sejak bulan Maret tahun 2014, bangunan RSUD ini ditinggalkan karena pindah ke gedung baru di RSUD Soerdirman jalan lingkar selatan. Seiring pindahnya rumah sakit, palang merah Indonesia dan Unit Pengobatan penyakit Paru juga ikutan pindah. Pak Harso menambahkan, katanya dengar-dengar akan dijadikan buat Makodim.



Bahkan ada sebuah gedung yang terlihat moderen dan baru, ikut kosong juga. Gedung itu bertuliskan Sekretariat Kebumen. Sayang sekali. Padahal masih sangat-sangat layak digunakan. Takutnya malah dihuni juga penghuni lain hehehe.



Jadinya bisa dibayangkan ya, teman-teman. Yang dulunya merupakan kompleks kesehatan, ramai, ada aktivitas, lalu kemudian semua pindah. Blasssss.. kosong, tidak ada aktivitas. Gedungnya pun dibiarkan begitu saja. Saya hanya melihat ada satu bangunan yang digunakan.

Makanya, saya pun sempat menyinggung soal mistik pada Pak Harso dan Pak Soroso. Sudah jadi rahasia umum, kalau bangunan tua dan kosong itu, pasti banyak penghuni dunia lain. Termasuk bangunan rumah sakit. Apalagi kan, pasti dulunya di rumah sakit itu banyak orang yang meninggal juga. Apalagi digunakan dalam kurun waktu lama juga.

Pak Harso dan Pak Suroso lalu bercerita. Dulu sempat viral kalau ada penampakan kuntilanak merah di bagian belakang rumah sakit yang merupakan kamar mayat. Lalu sering juga ada penampakan banyak  anak-anak kecil. Pokoknya yang punya indera keenam, pasti bisa banyak melihat penampakan-penampakan lainnya.

Lalu ada juga cerita tersebar. Ada seorang Ibu akan melahirnya pergi ke RSUD ini pas malam hari. Saat itu semua tampak biasa saja, seperti aktivitas di rumah sakit. Ternyata paginya dia baru sadar, kalau rumah sakit ini kosong. Bisa dibayangkan ya, betapa kagetnya Ibu itu.

Pak Harso lalu bilang, kemarin malah ada anak-anak muda yang masuk ke dalam rumah sakit itu. Pada malam hari. Jadi motor mereka parkir di depan bangungan RSUD, lalu masuk ke dalam. Mereka membuat video. Wih.. kayaknya merka mau uji nyali dunia lain hehehe.

Walau merinding mendengar cerita-cerita itu, saya jadi penasaran ingin menjelajah area RSUD ini yang luasnya 29,449 m2 dengan luas bangunan seluas 6.100 m2. Saya pun ingin melihat langsung dalam rumah sakitnya. Soalnya kurang lengkap, kalau saya hanya ceritakan dari luarnya saja kan. Ibaratnya makan apel, hanya makan kulitnya doang hahaha.

Saya pun mengumpulkan ‘jiwa keberanian’ saya sebelum masuk ke dalam RSUD itu. Setelah 10 tenaga harimau terkumpul.. halah hahaha, saya pun menitipkan motor pada Pak Harso dan Pak Soroso. Pertama, saya ingin melihat-lihat dulu rumah yang dulunya jadi rumah Dinas dokter.


Saya langsung masuk melewati pintu depan yang langsung menuju ruang tamu. Di sisi kiri ruang tamu ini, ada ruangan lagi. Nah, di dalam ruangan itu ada kamar yang tertulis ruang pasian. Sepertinya, ini ruang praktek dokter.



Saya pun mulai menjelalah rumah dinas dokter ini yang letaknya di sisi barat. Ternyata banyak sekali ruangan-ruangan. Ada semacam lorong lurus dari ruang tamu terus sampai ke belakang. Nah, di belakang ini sepertinya ada juga kamar-kamar perawatan. Hanya karena lama kosong, jadi memang kotor, penuh debu, dan ada bagian-bagian yang sudah rusak.




Setelah itu, saya bergegas menuju bangunan utama rumah sakit. Nah, saya melewati bangunan yang masih difungsikan sejak 2018 sebagai Rumah Singgah Dosarasa yang merupakan Pelayanan Rahabilitas Sosial Eks Psikopat dan PGOT. Tampak beberapa pasian sedang berada di halaman. Saya pun hanya melewati saja.



Akhirnya saya sampai di depan rumah sakit. Pagar tampak tertutup. Langsung lemes nih, takutnya saya malah tidak bisa masuk. Pas saya periksa, ternyata hanya digrendel saja, tapi tidak digombok. Sambil permisi dan membaca doa, saya pun masuk ke area RSUD Kebumen ini.



Dari area depan, ada dua bangunan yang salah satunya adalah Ruang Unit Gawat Darurat atau UGD. Kedua bangunan tampak penuh corat-coretan. Rumahnya bangunan ini tidak hanya digunakan anak muda buat uji nyali, tapi juga menyalurkan kreativitas yang salah tempat.



Saya lalu berjalan di antara dua bangunan, dan langsung menemukan koridor rumah sakit yang panjang. Tampak bagian lantai dan atap koridor sudah rusak. Nah, berbeda saat saya masuk ke rumah dinas dokter tadi yang hawanya biasa saja, di sini saya merasakan hawa yang berbeda hehehe.



Mungkin kalau tadi kan, masih dekat dengan tempat nongkrong Pak Harso dan Pak Soroso. Jadi kalaua da apa-apa saya tinggal teriak atau lari hahaha. Selain itu, rumah dinas tidak berpagar dan langsung berhubungan dengan jalan raya. Kalau di bangunan utama ini, memang beda sekali, Para pemirsah hahaha.



Saya pun menyusuri koridor itu sambil melihat-lihat bangunan sekitar. Layaknya rumah sakit, koridor ini memang bercabang dan menghubungkan ke bangunan satu dengan bangunan lainnya. Sepanjang mata saya memandang, semua area sama. Sepi sunyi, kotor dan berdebu.




Saya langsung membayangkan kalau dulu di sini aktivitasnya sangat ramai. Suster lalu lalang, dan banyak orang duduk di bangku depan kamar menunggu keluarganya yang sedang sakit. Dan saya kok lalu membayangkan aktivitas rumah sakit pada malam hari, ya.. hahaha.



Jujur sih, saya merinding. Walau pagi hari, tapi suasana di dalam sepi sekali. Saya harusnya tadi mengajak Pak Harso atau Pak Suroso untuk menemani saya hahaha. Untunglah terdengar suara ibu-ibu sedang mengaji dari masjid terdekat. Hanya saya tetap saya permisi-pernisi pada penghuni sana hehehe.



Saya pun terus mencoba menyusuri bangunan-bangunan rumah sakit. Sebenarnya bangunan rumah sakit ini sangat menarik. Apalagi saya memang suka sekali dengan arsitektur banguna Belanda hanya karena lama ditinggal, jadi rusak dan menyeramkan. Padahal bangunan ini merupakan bangunan cagar budaya yang usianya sudah lebih 100 tahun. Tepatnya 103 tahun.



Akhirnya setelah sampai ruangan paling belakang, saya memutuskan untuk keluar dari rumah sakit lalu kembali ke tempat Pak Harso dan Suroso. Pak Suroso malah becandain saya. "Keringat dingin ya, Mas? Hahaha



Menurut saya, harusnya bangunan bekas RSUD ini jangan dibiarkan kosong. Selain rusak, juga jadi menyeramkan. Soalnya bangunan ini bersejarah juga yang sudah termasuk cagar budaya yang usianya sudah lebih 100 tahun.

Makanya, saya itu paling sedih lihat bangunan bersejarah hancur. Padahal kalau dijaga dan dirawat, bisa jadi tempat wisata menarik. Apalagi setiap bangunan  bersejarah, ada cerita panjang yang berkaitan dengan perjalanan Bangsa Indonesia.



Harapan saya, semoga segera ada tindakan dari Pemda Kebumen. Agar kesunyian di bekas bangunan RSUD Kebumen tidak terus belanjut. Kesunyian yang lambat laun akan menghancurkan bangunan dan menguapkan cerita sejarah yang sangat patut diketahui oleh anak cucu bangsa.

Bambang Irwanto

Tugu Lawet Ikonnya Kota Kebumen

$
0
0
Tugu Lawet Ikonnya Kota Kebumen - Setiap kota pasti ada ikon. Biasanya berbentuk tugu atau monumen. Biasanya lagi, tugu atau monumen itu dibangun berdasarkan sesuatu yang sangat khas di kota itu, atau bahkan dari satu peristiwan. Nah kalau di kota Kebumem, ikonnya adalah Tugu Lawet.


Mungkin bagi teman-teman yang pernah mampir ke Kebumen, pastinya sudah pernah melihat Tugu Lawet ini. Letaknya di pusat kota Kebumen, tepatnya di simpang 4 dekat pasar Tumenggungan. Tugu Lawet ini juga merupakan bundaran untuk putaran kendaraan. Jadi seperti Bundaran HI.

Jadi Tugu Lawet diapit oleh 4 jalan. Pertama jalan Pahlawan yang mengarah ke alun-alun Kebumen, jalan Kusuma yang mengarah ke utara Kebumen tembus jalan Sarbini, jalan Ahmad Yani yang mengarah ke kutowinangun terus sampai Purworejo, dan terakhir jalan Pemuda yang mengarah ke Stasiun kereta api Kebumen.


Kehadiran tugu Lawet itu tentunya tidak sekedar hadir. Tugu lawet itu sangat erat kaitannya dengan potensi Kebumen sebagai penghasil sarang Burung Walet. Teman-teman pasti pada tahu ya, kalau sarang walet itu harganya sangat mahal. Makanya secara tidak langsung meningkatkan taraf hidup masayarat kebumen.

Atas dasar itulah, Bupati Supeno Suryodiprojo yang memimpim Kebumen di kurun waktu 1965-1975 berinisiatif membangun Tugu Lawet. Tugu setinggi 10 meter ini dan terbuat dari beton, dirancang oleh Bapak Giok Twan atau yang akrab disapa Teguh Twan.

Begitulah kaitan erat antara kota Kebumen dan burung walet. Makanya burung walet ini tidak hanya jadi ikon di tugu, diterapkan di berbegai tempat dan media di sekitar Kebumen. Misalnya di banyak sekali gambar burung walet dii alun-alun kebumen. Kemudian burung walet juga diterapkan pada motif batik kebumen,

Burung Walet Pada Blangkon khas Kebumen (Foto : Bambang Irwanto)

Lanjut soal tugu Lawet. Tugu ini menggambarkan aktivitas serta perjuangan para pengunduh sarang burung walet yang banyak terdapat di gua-gua selatan daerah Ayah dan Buayan.  Bentuk Tugu Lawet yang tidak beraturan menggambarkan kontur karang pesisir selatan Kebumen yang memang terjal. Dan burung walet itu memang suka membuat sarang di langit-langit gua yang akan sangat susah dijangkau manusia.

Ada dua burug walet raksasa di puncak tugu. Lalu ada 5 orang yang sedang berjuang mengunduh sarang burung walet. Mereka hanya mengenakan celana pendek untuk menunjukkan kesederhanaan waktu itu. Tapi kok namanya Tugu Lawet ya, bukan Tugu Walet? Soalnya orang sini sudah fasih menyebutnya burung lawet.

Dan memang, saat saya memperhatikan Tugu lawet ini, tersirat jelas kalau lima patung yang digambarkan dalam tugu itu sedang berjuang mengunguh sarang burung walet. Kondisi medan yang terjal, pastinya membuat mereka mempertaruhkan nyawa juga. Apalagi dengan peralatan seadanya. Makanya tidak mengherankan ya, kalau sarang burung walet harganya sangat mahal. Ya karena itu tadi. Susah dan penuh perjuangan untuk mendapatkannya.

                               

O,iya. Tugu Lawet  ini juga sering disebut Tugu Kupu Tarung. Jadi ceritanya, Jadi ceritanya, zaman dahulu terjadi pertempuran antara Temunggung Kolopaking dan kupu Tarung.Makanya tugu Lawet disebut juga Tugu Kuputarung, sedangkan nama pasar yang dekat tugu dinamai pasar Temunggungan dari asal gelar Temunggung.

Saat saya berada di dekat Tugu Lawet untuk kesekian kalinya pada hari kamis, 3 Desember 2019, Tugu Lawet ada perubahan lagi pada sekitarnya. Jadi tahun 2017, Tugu Lawtet mengalami renovasi. Tapi hanya bagian sekitarnya saja yaitu adanya penambahan air mancur dan besi yang seperti berbentuk bunga  teratai. Sedangkan untuk catnya, dilakukan pengecatan ulang.

Hanya perubahan ini agak menuai protes. Besi-besi yanga da di sekitar, dianggap membahayakan pengguna jalan. Soalnya Tugu Lawet ini memang tempat berputar kendaraan dari 4 simpang. Terus jalannya kan tidak terlalu lebar seperti putaran bundaran HI. Kemudian catnya itu, karena ce;ana yang digunakan patung itu dicat warna-warna terang.


Makanya sekarang, besi berbentuk bunga teratai sudah tidak ada lagi. Air mancur pun katanya tidak aktif. Lalu menurut saya, ini lebih natural catnya. Soalnya kemarin, itu celana para pencari sarang walet dicat warna-warni.

Hanya... memang sebagai ikonnya kota kebumen, pastinya orang-orang ingin juga selfie di depan Tugu Lawet ini. Hanya itu sudah sekali dilakukan. Kendaraan yang lalu lalang, pastinya membahayakan keselamatan juga. Alih-alih mau selfie, malah ketabrak hehehe.

Makanya sampai sekarang, saya belum punya foto selfie di depan Tugu Walet. Bisa dibayangkan kan, agak ribet bagi saya yang sering selfie mengandalkan bantuan tripod. Tapi kalau difotoin juga harus sabar, agar fotonya jangan bocor hehehe.

Selain itu, bagi yang tidak mempunyai mental seleb, tidak bakal pede selfie di sana. Bakalan ditonton pengendara hahaha. Sebagai putaran kendaran, pastinya Tugu Lawet ini selalu ramai di jam kerja. Padahal Tugu Lawet ini sangat keren, karena bisa dijepret dari berbagai sudut berbeda.

Makanya saat ini Kebumen sedang membangun satu tugu lagi. Pas saya ke sana, tugunya memamh belum rampung. Saat saya baca di papan, namanya tugu lanjutan tugu lawet. Malah sesuai yang saya baca, memang pernah diadakan lomba desain tugu. Bisa jadi, tugu yang sedang dibangun ini adalah pemenang lomba desain itu.

Tugu lanjutan Tugu Lawet

Dari pandangan saya, ini tugunya berbentuk kupu-kupu. Apa karena nama lain tugu lawet ini adalah kuputarung ya? Atau mengarah pada Taman kupu-kupu di daerah Alian? Saya kurang jelas. Pas saya tanya salah satu Bapak yang bertugas, dia nyengir saja nyuekin saya hahaa.

Yang pasti, saat saya browsing, tugu baru ini memang nantinya untuj fasilitas umun. Untuk memecah keramaian agar tidak berpusat di alun-aluns aja. Soalnya, di dekat tugu ada pusat kuliner malam kebumen di pasar Temenggungan. Harapannya nantinya akan ramai dikunjungi masayarat, bahkan wisatawan.

Semua harapan dan doa saya aminin saja. Harapan saya, Tugu Lawet harus terus ada, ada sudah melekat dengan Kebumen. Boleh ada perubahan, asalkan semuanya menjadi lebih baik. Aamiin.

Bambang Irwanto
Viewing all 869 articles
Browse latest View live